banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Kapan Waktu Boleh dan Tidak Boleh Berhubungan Intim di Bulan Puasa?

author

Mommies Daily21 Mar 2024

Kapan Waktu Boleh dan Tidak Boleh Berhubungan Intim di Bulan Puasa?

Saat bulan puasa, berhubungan intim punya aturannya sendiri di dalam agama Islam. Ketahui kapan waktu boleh dan tidak boleh melakukannya di bulan Ramadan.

Bulan Ramadan adalah bulan yang suci dan istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Muslim menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh orang yang mukallaf (mampu). Namun, dalam menjalankan ibadah puasa, Mommies mungkin muncul pertanyaan tentang apakah suami istri diperbolehkan untuk berhubungan seksual selama bulan Ramadan.

Sebagaimana Mommies pahami, dalam Islam, berhubungan seksual antara suami dan istri adalah bentuk ibadah dan merupakan bagian alami dari kehidupan rumah tangga. Namun, pada saat yang sama, terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur aktivitas seksual ini, termasuk di bulan Ramadan.

Sebagian besar ulama sepakat bahwa berhubungan seksual antara suami dan istri diperbolehkan selama bulan Ramadan, asalkan dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan memperhatikan beberapa hal yang harus dihindari.

Selama Ramadan, umat Islam berkomitmen untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta meningkatkan kesadaran spiritual. Namun, di tengah kesibukan menjalankan ibadah puasa, mungkin ada pertanyaan yang muncul mengenai waktu yang tepat atau tidak tepat untuk melakukan hubungan seksual. Dalam pandangan Islam, terdapat aturan yang mengatur waktu yang boleh dan tidak boleh untuk berhubungan seks, termasuk di bulan Ramadan.

BACA JUGA: Hukum Mimpi Basah saat Puasa, Batal atau Bisa Lanjut?

Waktu yang Boleh untuk Berhubungan Seks

Ini waktu-waktu yang dibolehkan untuk melakukan hubungan suami istri di bulan puasa.

1. Saat Tidak Berpuasa

Salah satu waktu yang diperbolehkan untuk berhubungan seksual adalah di antara waktu berbuka hingga waktu imsak, saat seseorang tidak sedang menjalankan ibadah puasa. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan bahwa aktivitas seksual adalah bagian dari kehidupan yang diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan aturan-aturan agama.

Ketentuan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187.

“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.” (Al-Baqarah ayat 187).

Jadi Mommies bisa melakukan ibadah berhubungan seksual pada malam harinya, tanpa harus takut membatalkan puasa.

2. Setelah Berbuka Puasa

Setelah berbuka puasa, umat Muslim bisa melakukan hubungan seksual sebelum memulai ibadah malam seperti shalat Tarawih. Namun, disarankan untuk memastikan bahwa pasangan memiliki cukup energi dan kekuatan untuk menjalani ibadah tersebut dengan khusyuk.

3. Saat Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar, yang merupakan salah satu malam terakhir dalam bulan Ramadan, dianggap sebagai malam yang penuh berkah dan kemuliaan. Meskipun lebih ditekankan untuk melakukan ibadah dan dzikir, melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sah pada malam ini tidak diharamkan, selama dilakukan dengan penuh kehormatan dan kesadaran spiritual.

Sebelum berhubungan suami istri, disarankan untuk memulai dengan membaca basmalah, kemudian membaca Surah Al-Ikhlas, diikuti dengan takbir dan tahlil (Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah). Setelah itu, dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:

بِسْمِ اللهِ العِلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ ,اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allahumma jannibnisy-syaithân wa jannibisy-syaithân ma razaqtana.

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Wahai Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan pada rezeki yang akan Engkau berikan kepada kami [anak].

BACA JUGA: Sentuhan Romantis Antara Suami Istri, Boleh Dilakukan Saat Bulan Puasa?

Foto: Nataliya Vaitkevich on Pexels

Waktu yang Tidak Boleh untuk Berhubungan Seks

Mommies dan suami juga harus tahu kapan saja waktu yang tidak dibolehkan untuk berhubungan intim di bulan Ramadan.

1. Selama Siang Hari dalam Keadaan Berpuasa

Selama bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas seksual dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Oleh karena itu, berhubungan seksual selama siang hari saat sedang berpuasa dianggap sebagai pelanggaran terhadap kewajiban ibadah puasa. Larangan ini dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 187 dan hadits Nabi SAW, yaitu:

Abu Hurairah menyampaikan bahwasanya seorang laki-laki mendatangi Rasulullah SAW. dan berkata, “Celakalah aku, wahai Rasulullah!” Nabi SAW bertanya, “Apakah yang telah mencelakakanmu?” Lelaki itu menjawab, “Aku telah menyetubuhi istriku di (siang hari) bulan Ramadhan.” Lalu, Rasulullah SAW menanyakan kesanggupannya untuk membayar kafarat bersetubuh di siang bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).

2. Saat Beriktikaf di Masjid

Waktu lain yang juga dilarang untuk berhubungan suami-istri adalah saat seseorang sedang beri’tikaf di masjid.  Larangan ini dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 187.

Beri’tikaf adalah sebuah praktik ibadah di mana seseorang mengisolasi diri secara spiritual di dalam masjid untuk menyerap kedamaian dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ini umumnya dilakukan selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, khususnya pada malam Lailatul Qadar.

Beri’tikaf adalah waktu yang dimanfaatkan untuk fokus sepenuhnya pada ibadah dan spiritualitas. Aktivitas dunia, termasuk hubungan suami-istri, dapat memecah konsentrasi dan mengurangi kekhusyukan seseorang dalam beribadah. Oleh karena itu, untuk menjaga fokus dan khusyuk dalam beri’tikaf, umat Muslim diimbau untuk menahan diri dari aktivitas-aktivitas duniawi, termasuk hubungan suami-istri.

3. Ketika Seseorang dalam Keadaan Junub

Junub adalah keadaan di mana seseorang harus mandi besar setelah melakukan hubungan seksual, keluarnya mani, atau mimpi basah. Dalam Islam, seorang Muslim atau Muslimah dalam keadaan junub tidak diperbolehkan untuk melakukan ibadah atau menyentuh mushaf Al-Qur’an hingga mandi besar dilakukan.

4. Saat Seseorang dalam Keadaan Haid atau Nifas

Wanita yang sedang mengalami haid atau nifas (haidh dan istihadh) diharamkan untuk melakukan ibadah puasa dan hubungan seksual selama masa tersebut. Hal ini merupakan aturan yang telah dijelaskan dalam syariat Islam untuk menjaga kebersihan spiritual dan fisik.

BACA JUGA: Tips Bercinta di Bulan Puasa Anti Batal, Mommies Wajib Tahu!

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, penting bagi umat Islam untuk memahami dan menghormati aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Meskipun hubungan seksual merupakan bagian yang sah dari kehidupan berkeluarga, perlu diingat bahwa aturan-aturan agama harus dijunjung tinggi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual.

Khususnya selama Ramadan, pasangan suami istri yang telah berhubungan di malam hari disarankan segera mandi junub. Namun, dalam situasi di mana air terlalu dingin atau karena alasan lain, mereka diperbolehkan menunda mandi junub. Namun demikian, batas waktu terakhir untuk mandi junub adalah sebelum waktu subuh tiba agar tidak terlambat dalam melaksanakan salat.

Dengan memahami waktu yang tepat dan tidak tepat untuk berhubungan seksual selama bulan Ramadan, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Ditulis oleh: Kalamula Sachi

Cover: Dainis Graveris on Pexels

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan