Kenali tujuh tanda gaslighting di dunia kerja berikut ini, agar Anda tidak menjadi salah satu korbannya! Pelakunya ada di sekitar Anda!
“Some people try to be tall by cutting off the heads of others.” ~Paramahansa Yogananda.
Pernah nggak ada rekan kerja atau mungkin malah atasan Anda yang dengan entengnya ngomong, “Ah, kamu gitu aja tersinggung. Sensitif amat, sih”, setelah jelas-jelas merendahkan Anda. Atau ingatan Anda tentang suatu peristiwa ‘dihilangkan’ padahal Anda yakin Anda tidak salah ingat. Jika iya, bisa jadi Anda adalah korban gaslighting.
Biasanya gaslighting dikaitkan dengan hubungan antaranggota keluarga, pertemanan, pacaran, dan pernikahan. Namun, banyak juga orang yang mengalami gaslighting di tempat kerja.
Foto: Pexels
BACA JUGA: Bahagia di Tempat Kerja? 6 Tanda Anda Sudah Cocok dengan Pekerjaan Saat Ini!
“Gaslighting dapat terjadi antarindividu, namun gaslighting lebih sering terjadi ketika ada satu pihak yang memiliki status dan jabatan lebih tinggi daripada pihak satunya,” kata Tony Ferretti, PhD, psikolog berlisensi yang berpraktik di Melbourne, Florida. Biasanya individu yang menggunakan gaslighting punya tujuan memanipulasi orang lain untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali yang lebih besar.
Gaslighting di dunia kerja adalah ketika sesama karyawan dan atasan (gaslighter) memanipulasi Anda, hingga Anda mempertanyakan kewarasan, ingatan, atau persepsi diri sendiri. Gaslighter melakukannya dengan menyangkal bahwa sebuah peristiwa pernah terjadi, meremehkan emosi, atau menceritakan kembali sebuah kejadian (versinya tentu saja) agar Anda yang disalahkan.
Contoh gaslighting misalnya atasan yang menyebut Anda hipersensitif karena melaporkan rekan kerja yang melontarkan komentar melecehkan, mempertanyakan ingatan Anda tentang peristiwa tersebut, hingga membuat Anda merasa seperti pembohong dan playing victim.
Apakah pelaku gaslighting adalah atasan langsung, rekan kerja, bos besar, atau bahkan bawahan Anda? Siapa pun itu efek negatifnya tetap sama.
“Gaslighting bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan depresi, kecemasan, ketakutan, keraguan diri, dan perasaan tidak berdaya. Gaslighting dapat menghancurkan harga diri seseorang dan kepercayaan dirinya,” kata Ferretti.
Korban gaslighting juga dapat mempertanyakan penilaian, persepsi, dan kewarasannya sehingga menyebabkan kinerja yang buruk karena kemampuannya dalam bekerja terdampak.
Gaslighting dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tetapi hampir selalu melibatkan peristiwa yang didistorsi dalam beberapa cara. Beberapa orang mendeskripsikan gaslighting seperti berada di The Twilight Zone, di mana keadaannya serba membingungkan.
Perhatikan tanda-tandanya berikut ini!
Misalnya, “Seorang rekan kerja memberi tahu atasan bahwa Anda tidak pernah memberikan dokumen A kepadanya, padahal Anda yakin telah menyerahkannya kepada dia. Atau, atasan pernah berjanji akan memberikan kenaikan gaji, tapi dia tidak melakukannya. Dan ketika diingatkan, dia akan bilang, ‘Saya nggak pernah janji begitu’,” kata Eve Kilmer, PhD, terapis pasangan di Boulder, Colorado.
“Mendadak ada karyawan baru di divisi Anda dan diundang mengikuti rapat, padahal sebelumnya tidak ada pemberitahuan apa pun kepada Anda sebagai anggota tim. Ketika Anda menanyakan apakah ada perubahan di dalam tim yang seharusnya Anda tahu, tetapi atasan Anda tidak memberitahukannya, atasan Anda menyangkal. Tiga bulan kemudian, orang baru itu dipromosikan,” kata Robin Stern, seorang psikoanalis berlisensi, salah satu pendiri dan direktur asosiasi Yale Center for Emotional Intelligence, dan penulis The Gaslight Effect: How to Spot and Survive the Hidden Manipulation Others Use to Control Your Life.
Foto: Pexels
Mereka mempertanyakan atau mengkritik nada suara atau bahasa yang Anda gunakan. Mereka akan bilang bahwa Anda melebih-lebihkan atau menjadi terlalu terbawa perasaan alias sensitif.
Gaslighter membuat Anda kebingungan karena kadang bersikap baik, tetapi besoknya bersikap kasar dan sinis. Atau mereka mungkin memuji Anda di depan umum tapi bicara dengan kasar saat sedang berdua. Membuat orang lain jadi tidak mempercayai Anda, saat Anda mencoba menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Gaslighter mungkin memberi tahu Anda, baik secara pribadi atau di depan orang lain, bahwa Anda melakukan sesuatu yang Anda tahu seharusnya tidak boleh dilakukan. Atau mereka bersikeras bahwa Anda melakukan kesalahan padahal sebenarnya tidak.
Anda tidak dilibatkan dalam rapat, pengambilan keputusan, atau diskusi penting. Pelaku bahkan mungkin memperparah kejadian gaslighting dengan menyangkal dan bilang bahwa rapat itu tidak pernah terjadi.
Hal ini bisa berupa menyabotase sesuatu yang sedang Anda kerjakan sehingga Anda terlihat buruk, menciptakan situasi untuk mempermalukan Anda, atau membuat Anda seperti kehilangan akal sehat di depan orang lain.
BACA JUGA: 11 Website Lowongan Kerja Freelance, Bikin Sumber Cuan Bertambah!
Cover: Pexels