banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Mengenal Teabagging, Teknik Baru Sebelum Berhubungan Seks

author

Fannya Gita Alamanda28 Jan 2024

Mengenal Teabagging, Teknik Baru Sebelum Berhubungan Seks

Sekarang ini sedang ramai orang membahas tentang seks teabagging. Apa itu teabagging dan bagaimana trik seks ini dilakukan?

Siapa yang pernanh dengar tentang teabagging? Sama seperti di dunia fesyen, Anda pasti sering mendengar beberapa istilah baru dalam dunia seks. Dari benching, stealth, catfishing, dan kini ada ada istrilah baru untuk teknik lama, yaitu teabagging. Apa, sih, itu?

BACA JUGA: “Mandi Kucing” Saat Berhubungan Intim, Mau Coba?

Teabagging Dimanfaatkan buat Foreplay

Tujuan dari aktivitas ‘foreplay’ seperti berciuman dan saling menyentuh adalah untuk mempersiapkan fisik dan mental untuk berhubungan intim. Memastikan semuanya mengalir, berjalan lancar, dan intim sampai kedua belah pihak siap ‘tempur’. Namun ingat, foreplay tidak selalu harus dilakukan sebelum seks karena seks tidak melulu harus berlanjut dengan penetrasi.

Menurut seksolog Walter Ghedin, tea-bagging adalah cara yang digunakan untuk merangsang pria, dengan mengaktifkan ujung-ujung saraf di skrotum.

Jadi, Apa yang Dimaksud dengan Teabagging?

Ingat ketika Anda minum teh menggunakan teh celup? Selain mendiamkan pouch atau kantong teh terendam air panas, Anda juga bisa memilih teknik lain, yaitu melakukan gerakan mencelup-celupkan kantong teh ke dalam cangkir.

Dalam dunia seks, tentu saja teabagging tidak menggunakan kantong teh sungguhan, melain dengan mencelupkan skrotum pria ke dalam dan ke luar mulut pasangannya.

Menurut pakar seks dan hubungan Annabelle Knight, penulis The Endless Autumn, istilah teabagging pernah muncul dalam salah satu scene di serial televisi Sex and the City. Adegan ini terjadi ketika karakter Charlotte memberi tahu teman-temannya betapa frustrasinya dia sang suami meninggalkan kantong teh bekas di seluruh apartemen. Mendengar ini tokoh Samantha berasumsi bahwa dia berbicara tentang sebuah aksi seks oral (tea-bagging) dan menyarankan kepada Charlotte, “Bernapaslah melalui hidungmu.”

Ini salah satu bukti meski istilah teabagging belum lama kedengeran, ternyata teknik ini sudah jauh lebih lama diprakrtikkan.

Teabagging sering kali terjadi sebelum atau sesudah fellatio dan biasa terjadi dalam hubungan yang mengeksplorasi BDSM dan/atau pengaturan dominan-submisif.

Bagaimana Teabagging Dilakukan?

Teabagging adalah bagian dari seks oral. Ini dilakukan dengan si pria berjongkok di atas seseorang untuk mencelupkan skrotum atau bolanya ke dalam mulut pasangan seksnya. Persis seperti gerakan kantong teh yang dicelupkan ke dalam air panas. Posisi tea-bagging dianggap memudahkan pria memasukkan bolanya dengan sempurna ke dalam mulut pasangan seksnya untuk mendapatkan kenikmatan seksual.

Meskipun mengisap, menjilat, dan menyentuh skrotum pasangannya bisa menjadi bagian biasa dari rutinitas aktivitas seksual seseorang, tetapi teknik ini cukup berbeda. “Mengisap skretum dianggap sebagai cara untuk menambah sensasi ekstra pada seks oral, sementara teknik tea-bagging mengharuskan pihak pemberi (orang yang menerima testis pasangannya) untuk berperan lebih aktif,” jelas Knight. Jadi, alih-alih pemberi hanya mengubah posisi mulutnya, penerima juga harus menggerakkan tubuhnya secara aktif untuk membantu aksi si pemberi.

Tidak Semua Orang Menyukai Teabagging

Mengapa tidak semua orang bisa menyukai teknik ini? Iya, ini fakta bahwa tidak semua orang menerima dengan tangan terbuka tentang teabagging. Banyak pria tidak berkenan apalagi menikmati skrotumnya dijadikan atau diperlakukan seperti kantong teh celup. Ini karena kulit skrotum sangatlah peka. Sensitivitasnya berbeda-beda pada setiap pria. Apalagi jika pasangannya nggak sengaja mengenai skrotumnya dengan gigi. Di tengah keseruan, kewaspadaan memang bisa terlupakan.

Selain itu, tidak semua wanita senang diperlakukan sebagai pihak pemberi. Selain bisa menyebabkan si pemberi mengalami nyeri rahang dan lutut jika aksi ini berlangsung lama, tak sedikit wanita yang merasa teknik teabagging dianggap merendahkan martabat mereka.

BACA JUGA: Jarang Melakukan Hubungan Seks, Tubuh Pasutri Bisa Mengalami 5 Hal Ini!

Cover: Freepik

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan