Jika sering mengalami 5 tanda yang ini, mungkin ini tandanya Mommies memerlukan bantuan profesional dan konsultasi ke psikolog atau psikiater.
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, tetapi seringkali tanda-tanda masalah mental diabaikan. Mengenali bahwa seseorang mungkin memerlukan bantuan profesional dari psikolog atau psikiater adalah langkah kunci untuk mendukung kesehatan mereka. Ada gejala-gejala kesehatan mental yang sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada 5 tanda yang harus diwaspadai serta alasan mengapa mencari pertolongan adalah langkah pertama yang sangat penting.
Mommies Daily berkesempatan untuk bertanya pada psikolog Belinda mengenai waktu yang tepat bagi seseorang untuk konsultasi mengenai kesehatan mentalnya. Menurut psikolog Belinda, berikut adalah waktu tepat dan tanda seseorang harus segera konsultasi ke psikolog atau psikiater.
Menurut psikolog Belinda, waktu yang tepat bagi seseorang untuk konsultasi ke psikolog atau seseorang adalah subjektif. Hal ini bisa tergantung seseorang memandang kondisi dirinya sendiri. Namun, ternyata Mommies tak perlu menunggu kondisi mental berubah buruk atau dalam kondisi klinis untuk ke psikolog atau psikiater.
Contohnya, orangtua tak perlu menunggu anaknya punya isu kesehatan mental tertentu untuk harus ke psikolog. Orangtua bisa segera membawa anak ke psikolog walau hanya sekadar curhat atau sharing mengenai perkembangan anak.
BACA JUGA: 26 Nasihat Hidup untuk Usia 40-an dan 50-an, Bisa Bikin Bahagia
Contoh lain, orang dewasa yang merasa galau karena putus pacar itu pun boleh saja untuk diskusi dengan seorang profesional. Terutama jika dia berada di lingkup sekitar yang tak suportif. Dengan konsultasi ke psikolog dan psikiater, Mommies bisa mendapatkan bantuan dan dukungan dari sudut pandang profesional.
Menurut psikolog Belinda dan psikolog Irma Gustiana A atau Ayank Irma, berikut adalah beberapa tanda seseorang butuh bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.
Perubahan dalam pola tidur bisa menjadi pertanda awal masalah kesehatan mental yang membutuhkan bantuan profesional. Jika seseorang mengalami kesulitan tidur atau bahkan tidur berlebihan, hal ini bisa mencerminkan ketidakseimbangan emosional. Kesulitan tidur mungkin disebabkan oleh kecemasan, depresi, atau stres yang berlebihan. Di sisi lain, tidur berlebihan bisa menjadi mekanisme koping untuk menghindari realitas yang mungkin sulit dihadapi.
Pola makan yang drastis berubah, baik itu dalam bentuk penurunan nafsu makan atau peningkatan konsumsi makanan, dapat menjadi indikator kesehatan mental yang perlu diperhatikan. Kondisi seperti depresi atau gangguan makan bisa mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Perubahan ini dapat menjadi tanda bahwa ada ketidakseimbangan emosional yang perlu diatasi oleh bantuan profesional.
Ketika seseorang tiba-tiba kehilangan minat pada kegiatan yang dulu dianggap menyenangkan atau bermakna, ini bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan mental. Misal, Mommies yang dulu suka berolahraga, kini merasa sulit untuk bergerak bahkan malas bangkit dari tempat tidur. Merasa malas atau kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai dapat mengindikasikan perubahan dalam suasana hati atau perasaan yang lebih mendalam yang perlu diperhatikan dan diatasi.
BACA JUGA: 7 Tanda Self Hoarding Disorder dan Cara Mengatasinya
Perubahan mood yang drastis, seperti kemarahan yang tiba-tiba, perasaan sedih yang berkepanjangan, atau sikap mudah tersinggung, bisa menjadi gejala masalah kesehatan mental. Fluktuasi emosional yang signifikan seringkali menandakan bahwa seseorang sedang berjuang dengan masalah internal. Hal ini mungkin memerlukan pendekatan profesional. Jika perubahan mood ini terjadi lebih dari seminggu dan semakin memburuk, Mommies mungkin harus konsultasi ke psikolog atau psikiater.
Kesulitan untuk fokus atau sering merasa bengong dapat menjadi tanda bahwa pikiran seseorang sedang dibebani masalah yang mengganjal di hati dan pikiran. Kurangnya konsentrasi dapat mengganggu kinerja sehari-hari, hubungan dengan orang lain, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Hal mungkin menjadi hasil dari tekanan mental atau kecemasan yang dialami.
Pemikiran dimana seseorang menganggap dirinya tidak berharga atau gaga bisa menjadi tanda depresi atau gangguan kecemasan yang lebih serius. Selain itu, pemikiran obsesif atau perilaku menyakiti diri sendiri, menyalahgunakan zat, mengambil resiko berlebihan, atau bahkan pemikiran tentang bunuh diri adalah sinyal alarm bahwa bantuan profesional sangat dibutuhkan.
Pemikiran dan perilaku ekstrim semacam ini seringkali muncul sebagai upaya untuk mengatasi rasa sakit atau stres yang tak tertahankan, dan tanpa bantuan yang sesuai, dapat menjadi siklus yang sulit dihentikan.
Lingkungan sosial seseorang tidak mendukung bisa dapat memperburuk masalah kesehatan mental. Ada kalanya, pasangan atau teman yang seharusnya mendukung malah menyepelekan dan merendahkan masalah mental. Rasa isolasi atau ketidakmampuan untuk berbicara terbuka dengan orang-orang di sekitar bisa memperpanjang penderitaan seseorang. Dalam kasus seperti ini, mencari bantuan dari psikolog dan psikiater dapat memberikan wadah yang aman untuk berbicara dan mengatasi tantangan yang dihadapi.
BACA JUGA: 10 Kebiasaan Negatif Sehari-hari yang Harus Ditinggalkan untuk Meraih Kebahagiaan
Ditulis oleh: Azahra Syifa
Cover: Photo by cottonbro studio on Pexels