Ini beberapa hal yang sering dirasakan saat Mommies dan Daddies ada di usia 40-50an, serta nasihat hidup yang dapat diterapkan untuk bikin bahagia.
Menjelang usia 40 dan 50, Mommies dan Daddies akan mengalami banyak perubahan dalam fisik, mental, bahkan dalam kehidupan. Nyatanya, usia 40 dan 50 tak selalu menyedihkan, lho. Ada banyak nasihat yang dapat dipetik saat hidup sampai di masa seperempat dan setengah abad.
Saat menapaki dekade-dekade berharga ini, kita disuguhkan dengan pelajaran hidup yang mendalam, refleksi pribadi, dan sejumlah kebijaksanaan yang hanya bisa diperoleh dari pengalaman panjang. Mungkin ada keraguan dan kebingungan di sepanjang jalan, tetapi inilah tahap dimana kita merangkak keluar dari kenyamanan dan merangkul perubahan.
BACA JUGA: 7 Tanda Self Hoarding Disorder dan Cara Mengatasinya
Berikut adalah 26 hal yang sering dirasakan di usia 40 dan 50 tahunan, serta nasihat hidup yang mengikutinya.
Di usia seperempat atau setengah abad, ada banyak perubahan yang mungkin dialami secara fisik. Dalam usia ini, Mommies akan menyadari bahwa kesehatan adalah sebuah privilege. Maka itu, prioritaskan kesehatan fisik dengan pola makan sehat dan rutin berolahraga. Dengan menjaga kesehatan tubuh, kita tidak hanya mengurangi risiko penyakit, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kesehatan mental di kalangan orang tua seringkali dianggap sepele. Padahal, orang tua juga rentan terkena depresi dan stres karena segala tekanan di usia tua. Di masa-masa yang krusial ini, Mommies dan Daddies harus mulai belajar mengelola stres, praktikkan mindfulness, dan pertahankan keseimbangan emosional.
Dalam usia 40-an dan 50-an, kualitas hubungan menjadi semakin penting. Pilihannya bukan hanya tentang memiliki banyak kenalan, tetapi memiliki orang-orang yang benar-benar memahami dan mendukung kita. Sayangnya, di usia paruh baya, banyak teman-teman yang dulunya dekat kini sibuk dengan keluarga dan pekerjaan.
Bahkan beberapa teman yang kita kenal mungkin sudah tutup usia. Faktanya, teman akan datang dan pergi sepanjang hidup. Itu hal yang normal. Maka itu, Mommies dan Daddies patut mensyukuri dengan keberadaan teman sejati yang masih ada di kehidupan. Terutama, mereka yang ada di saat suka dan duka.
Di usia 40-50an, menjaga dan memperdalam hubungan sosial menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Teman-teman dan keluarga dapat menjadi penopang emosional dan dukungan yang sangat berarti. Untuk menjaga hubungan ini, Mommies bisa hang out dengan teman-teman, baik secara langsung maupun lewat media sosial.
Selain itu, pertimbangkan untuk menghadiri acara keluarga dan pertemuan alumni untuk membangun dan merawat kembali hubungan yang berharga. Kesadaran terhadap pentingnya koneksi manusia dalam mendukung kesejahteraan emosional dan mental merupakan langkah bijak di masa pertengahan kehidupan.
Semakin bijak, sebaiknya abaikan orang-orang yang membawa sifat negatif dan mencemari hidup kita. Lebih baik, mereka perlu dihilangkan dari hidup kita, baik secara pribadi maupun profesional. Jika bagian dari proses menua adalah belajar untuk menghadapi energi yang lebih sedikit, Mommies dan Daddies tentu tidak perlu berada di sekitar orang-orang yang muram dan menguras kesehatan mental.
Di usia paruh baya, kita pasti mulai menyadari bahwa anak tumbuh begitu cepat. Anak yang dulunya masih ditimang-timang, kini telah beranjak remaja dan dewasa. Kita mungkin akan merasa sedih karena akan ada masanya anak bekerja, pindah rumah, menikah, dan memiliki kehidupannya sendiri. Tak perlu disesali karena hal itu merupakan siklus kehidupan. Lebih baik, Mommies dan Daddies bersyukur atas banyak momen membahagiakan bersama anak dalam setiap masa pertumbuhannya, ya.
Di usia 40-an dan 50-an, ada beberapa dari Mommies dan Daddies yang berhenti bekerja dan memiliki banyak waktu luang di rumah. Dalam saat itu, cobalah cari kesempatan untuk mencari hobi yang disukai. Misal, hobi menjahit, memasak, olahraga, atau menjadi kolektor barang. Jangan hanya mengikuti tren atau orang lain. Yang terpenting adalah pilih hobi yang Mommies dan Daddies senang untuk lakukan.
BACA JUGA: 10 Kebiasaan Negatif Sehari-hari yang Harus Ditinggalkan untuk Meraih Kebahagiaan
Di usia paruh baya, Mommies dan Daddies akan menghabiskan waktu berdua bersama pasangan di rumah. Namun, jangan biarkan pasangan menjadi pusat kehidupan kita. Sesekali, Mommies dan Daddies bisa melakukan me time dan memprioritaskan diri sendiri. Coba pergi ke luar dan habiskan waktu dengan berbagai lingkup teman yang positif. Hidup tentu akan jauh lebih berwarna jika kita memiliki banyak relasi di luar rumah.
Banyak orang usia paruh baya yang tidak memiliki hubungan baik dengan ayah dan ibu mereka karena masalah atau trauma tertentu. Maka itu, mulailah sejak dini untuk memperbaiki hubungan dengan orang tua yang sudah membesarkan kita. Butuh banyak tahun untuk berhenti menyalahkan mereka atas setiap masalah kecil yang kita miliki. Justru, menyimpan dendam dan kekesalan akan membuat kita tidak produktif dan mencegah kita untuk melangkah maju dalam hidup dan berkembang sebagai pribadi.
Saat masih usia belia, kita mungkin lebih mementingkan kerja dan berkumpul bersama teman daripada menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, saat menua, kita akan mulai menyadari betapa pentingnya peran keluarga dalam menjadi support system hidup. Maka itu, cobalah untuk menemukan keseimbangan antara kerja dan keluarga. Hindari pekerjaan yang terlalu menguras fisik-mental dan jangan lupa prioritaskan waktu untuk keluarga dan diri sendiri.
Usia boleh tua, tapi jiwa tetap muda. Di usia 40-an atau 50-an, Mommies dan Daddies tak perlu segan untuk menjalani hidup dinamis dengan terus belajar dan menghadapi pengalaman baru. Menjaga semangat pembelajaran sepanjang hayat membuka pintu untuk pertumbuhan pribadi. Selain itu, merangkul peluang baru dan mengejar tujuan membantu menjaga semangat untuk hidup berkualitas.
Saat masih usia belia, kita mungkin terbiasa bermimpi setinggi mungkin tanpa memikirkan keadaan internal maupun eksternal. Saat ini, waktunya kita mengambil keputusan yang lebih bijak. Mommies dan Daddies tentu masih bisa bermimpi walau harus lebih realistis. Pacu diri untuk terus maju mencapai tujuan, tanpa harus berlomba-lomba dengan pencapaian orang lain.
Hal yang sering disepelekan oleh orang sebelum menginjak usia 40 dan 50-an adalah kesiapan finansial. Mengelola keuangan dengan bijak dan merencanakan masa pensiun adalah pelajaran krusial di usia 40-50an. Langkah cerdas ini bisa memberikan ketenangan pikiran dan batin, serta stabilitas di hidup. Dengan tabungan masa depan, Mommies dan Daddies juga tak perlu merepotkan anak untuk menanggung hidup saat tua.
Beberapa orang di usia paruh baya menghabiskan masa tua menyesali kegagalannya saat muda. Sayangnya, waktu tak bisa diputar kembali. Di usia ini, kita harus memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan peluang untuk belajar. Setiap kegagalan membawa pelajaran berharga yang membentuk karakter dan membantu mencapai kesuksesan di masa depan. Maka itu, Mommies dan Daddies tidak perlu terpuruk dan lebih baik fokus menghadapi masa kini.
Berpartisipasi sebagai pengurus atau anggota dalam komunitas membawa kepuasan dan memberikan makna yang lebih dalam dalam hidup. Misal, komunitas olahraga atau hobi lainnya. Mommies dan Daddies bisa mendapatkan teman baru, serta menjadikan masa paruh baya menjadi lebih berharga dengan berbagai pengalaman bermanfaat.
Banyak generasi muda yang menjadikan orang yang lebih tua sebagai role model. Saat memasuki usia 40-an dan 50-an, tanggung jawab untuk menjadi contoh positif bagi generasi muda semakin mendalam. Hal ini mencakup nilai-nilai moral, etika kerja, dan sikap membangun.
Dengan pengalaman hidup yang kaya, membagikan cerita sukses dan juga kegagalan dapat memberikan wawasan berharga kepada orang yang lebih muda. Berperan sebagai mentor atau memberikan pandangan yang bijak dapat membentuk karakter anak muda dan mendorong mereka menuju kesuksesan.
BACA JUGA: Hidup Tidak Berkembang, Ini 9 Hal yang Harus Dihindari!
Salah satu pelajaran paling berharga di usia 40-an dan 50-an adalah menghadapi sesuatu lebih santai. Salah satu caranya yaitu dengan menikmati momen sekarang tanpa terlalu mengkhawatirkan masa depan. Kita harus menyadari bahwa nilai sejati dari apa yang dimiliki saat ini akan membawa kedamaian batin. Cobalah belajar untuk menghargai keberhasilan sekecil apapun, dan merayakan pencapaian tanpa terlalu fokus pada tujuan selanjutnya. Hal ini membantu menciptakan kebahagiaan yang tahan lama.
Meskipun telah mencapai separuh perjalanan hidup, Mommies dan Daddies tidak pernah terlambat untuk mengubah arah hidup. Usia 40-an dan 50-an dapat menjadi waktu yang menarik untuk mengevaluasi apakah kita sedang menjalani hidup sesuai dengan passion dan tujuan yang sesungguhnya.
Jangan takut untuk mengejar gairah baru, memulai proyek baru, atau bahkan mengubah karir jika itu membawa kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar. Kesempatan untuk pertumbuhan pribadi tidak mengenal batas usia.
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara teratur untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan sedini mungkin. Hal ini mencakup pemeriksaan darah, tekanan darah, dan pemeriksaan kesehatan jantung. Selain itu, konsultasikan dengan dokter mengenai pemeriksaan kesehatan yang disarankan berdasarkan riwayat kesehatan pribadi dan keluarga. Dengan ini, Mommies dan Daddies bisa memperkirakan pengobatan dan fasilitas kesehatan apa yang harus disiapkan menjelang masa tua.
Coba mulai refleksikan apa yang memberikan kepuasan sejati kita menjelang hari tua. Tinjau kembali tujuan pribadi, aspirasi, dan passion. Gunakan waktu ini untuk menyelaraskan hidup dengan hal-hal yang benar-benar penting bagi Mommies dan Daddies. Hal ini penting untuk memastikan adanya rasa tujuan dan kepuasan dalam hidup.
Di usia tua, komunikasi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Mommies dan Daddies untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan. Cobalah sering mengobrol dengan pasangan dari hati ke hati. Dengan saling mendengar dan memahami, pasangan dapat membangun kedalaman hubungan yang lebih besar.
Nasihat hidup selanjutnya, usahakan untuk memanfaatkan waktu bersama dengan lebih bijaksana. Ajak pasangan ke tempat yang diinginkan, menikmati kegiatan bersama, atau hanya menikmati kehadiran satu sama lain tanpa distraksi. Menghabiskan waktu bersama secara berkualitas seperti ini dapat memperkuat ikatan emosional. Selain itu, Mommies dan Daddies bisa menghidupkan kembali romansa di waktu muda dulu.
Di usia tua, tantangan dan perubahan dalam hidup dapat meningkat. Mommies dan Daddies mungkin khawatir atas banyak hal tak terduga, misal krisis finansial, masalah keluarga, atau penyakit yang datang. Dalam saat ini, menawarkan dukungan emosional satu sama lain menjadi hal yang sangat krusial. Memahami dan memberikan dukungan membantu menciptakan hubungan yang tangguh di usia paruh baya.
Apresiasi dan saling menghargai adalah kunci dalam hubungan yang berumur panjang. Coba berlatih untuk saling menghargai pendapat dan perasaan pasangan, serta kontribusi mereka dalam hubungan. Jangan sungkan untuk melemparkan pujian sama seperti dulu saat di masa muda. Hubungan yang penuh penghargaan sekecil apapun tentu akan menghasilkan dampak positif bagi kedua belah pihak.
Banyak orang menganggap bahwa orang di usia 40-an dan 50-an akan lebih pendiam dan murung. Padahal, tanpa memperdulikan usia, Mommies dan Daddies masih bisa menjaga semangat muda dan kemampuan untuk selalu positif dalam menjalani hidup.
Bersama-sama dengan pasangan atau teman, sesekali cobalah untuk melakukan aktivitas atau hobi yang dulu disukai, atau pergi ke tempat yang sering dikunjungi. Selain bernostalgia, kita bisa merangsang semangat muda tetapi juga memperkuat ikatan emosional dengan orang-orang terdekat. Dengan menjaga semangat, hidup di usia 40-an dan 50-an dapat tetap penuh warna dan dinamis.
Yang terakhir, Di usia paruh baya, dekatkan diri dengan Tuhan untuk menemukan kedamaian dan petunjuk dalam setiap langkah hidup. Kebersamaan dengan-Nya dapat memberikan kekuatan dan arah dalam menghadapi berbagai tantangan.
BACA JUGA: Di Usia 40, Saya Berhenti Melakukan 11 Hal Ini
Ditulis oleh: Azahra Syifa
Cover: Photo by Gustavo Fring on Pexels