Sudah sering mengonsumsi collagen powder, atau baru mau coba tapi masih ragu, benarkah bermanfaat? Simak kata pakar berikut ini!
Nggak baru sekarang, sih, yang namanya collagen powder atau bubuk kolagen itu marak saking digemarinya sama wanita usia paruh baya. Bubuk ini dikonsumsi dengan cara dilarutkan di dalam air, lalu diminum. Sebagian besar yang mengonsumsinya tentu sudah aware terhadap peran kolagen sebagai protein terbesar di dalam tubuh yang berperan sebagai jaringan ikat dan mendukung berbagai aspek kesehatan, khususnya kulit. Dilansir Cleveland Clinic, kolagen membantu pembentukan sel-sel baru pada lapisan kulit, mengganti kulit mati, dan menjaga kekuatan serta elastisitas kulit. Yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah benar minum bubuk kolagen bermanfaat? Seberapa besar efeknya terhadap kesehatan kulit kita? Simak kata pakar berikut ini.
Meskipun kini banyak sekali merek bubuk kolagen yang tersedia di pasaran dan masing-masing menawarkan manfaat yang berbeda, mengenai seberapa berfungsinya masih menjadi sebuah topik yang kontroversial. Hal ini karena hasil penelitiannya masih dianggap tidak konsisten dan sebagian besar manfaat yang diklaim masih belum terbukti. “Hanya ada sedikit data yang menunjukkan bahwa bubuk kolagen berfungsi,” jelas Mary Stevenson, MD, profesor dermatologi di NYU Langone Health. Ia pun melanjutkan bahwa saat mempertimbangkan berbagai pilihan yang tersedia, ia belum menemukan sesuatu yang membuat dirinya yakin dan merasa perlu mengonsumsinya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum bisa meyakinkan bahwa bubuk kolagen benar-benar bisa dibilang bermanfaat. Bahkan kabarnya, beberapa produk kolagen ditarik karena klaim yang salah. Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa peptida kolagen yang ditemukan di beberapa merek bubuk kolagen setidaknya dapat membantu menghidrasi dan meningkatkan elastisitas kulit. Setidaknya, bubuk kolagen sedikit lebih efektif dibandingkan kolagen yang ditemukan dalam krim dan serum kulit. Bubuk kolagen juga diyakini lebih efektif diserap tubuh, menurut Harvard Medical School.
Meskipun bubuk kolagen dianggap lebih efektif, hasilnya tidak akan terasa hanya dalam semalam. Sebagian besar analisis menunjukkan bahwa bubuk kolagen perlu dikonsumsi selama 3 hingga 6 bulan sebelum hasil nyata dapat dilaporkan. Hasil nyata pun terbatas pada peningkatan elastisitas kulit saja. “Ada penelitian medis yang menunjukkan beberapa perbaikan pada kesehatan kulit akibat mengonsumsi bubuk kolagen,” kata Jesse Bracamonte, DO, seorang dokter pengobatan keluarga di Mayo Clinic di Arizona, namun menurutnya penelitian yang mendukung peningkatan kesehatan otot dan tulang kurang umum.
Dosis bubuk kolagen dan suplemen kolagen lainnya yang diteliti berkisar antara 3 hingga 15 gram untuk dikonsumsi/diminum setiap hari. Efek samping ringan dari mengonsumsi suplemen kolagen termasuk rasa tidak enak di mulut, sakit kepala, sakit kepala ringan, atau diare. Namun, ahli diet dari Pusat Nutrisi Manusia Klinik Cleveland, Carly Sedlacek, RD, mengatakan, “Meskipun suplemen ini mungkin dianggap aman, penting untuk berhati-hati dalam mengonsumsinya.”
Dalam artikel Kemenkes, Dr. Abraham Arimuko, dokter spesialis kulit dan kelamin menjelaskan selain dengan suplemen kolagen, pembentukan kolagen juga bisa didapatkan dari beberapa bahan makanan yang mengandung vitamin C, vitamin B, vitamin E, mineral hingga omega 3. Seperti jeruk, , apel, strawberry, sayur bayam, brokoli, ikan salmon, daging ayam dan putih telur. Mengkonsumsi Vitamin alami lebih aman karena kita lebih tahu apa yang kita makan dibanding dengan mengkonsumsi suplemen yang kita belum tentu tahu pasti apa isi kandungannya. Beberapa orang menyukai kemudahan kapsul, yang lain menikmati rasa permen karet, dan yang lain menyukai variasi bubuk. Namun sejauh ini, suplemen bubuk adalah yang terbaik karena mampu memberikan jumlah kolagen paling kuat.
Pada intinya, apapun merek bubuk collagen yang mau Mommies beli, pastikan kita mengonsumsinya dengan bijak dan sesuai dosis. Jangan lupa bahwa ada faktor lain juga yang memengaruhi kesehatan kita, seperti gaya hidup dan makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Jadi, bagaimana, Mommies? Bakalan cobain versi bubuk, atau go dengan yang alami dulu, nih, kira-kira?
Image by Lifestylememory on Freepik