Berdua menghadapi anak perempuan bersama pasangan saja sudah pusing. Bagaimana dengan single dad ketika berusaha mengerti permasalahan si anak perempuan? Benar-benar pusing. Lebih pusing daripada masalah di kantor. Mulai dari mengajarkan menggunakan pembalut, hingga sex education. Single dad jadi single fighter, terutama ketika mantan pasangan tak banyak (tak bisa) hadir di masa pertumbuhan si anak perempuan. 7 single dad berikut ini berbagi kepusingan dengan Anda. Ada yang senasib?
Bingung bagaimana mengajarkan pakai pembalut. Kan, sebagai pria, saya nggak tahu itu gimana cara penggunaannya. Ketika mood-nya naik turun, sumpah nggak paham bagaimana harus mengatasinya. Intinya, hal-hal yang hanya dirasakan dan dialami perempuan, bener-bener blank. Akhirnya minta bantuan ibu saya atau tantenya, untuk bantu menjelaskan.
Andi, ayah tunggal 1 anak perempuan
Ada aja tingkah mereka untuk merayu Ayahnya demi mendapatkan sesuatu. Mulai dari baper, nangis, ngambek, hingga pura-pura galau. Pura-pura galau ini sebenarnya ampuh, sih. Contohnya ketika 2 anak perempuan saya sedang di KKV, lama sekali berada di dalam karena bingung disuruh memilih. Akhirnya saya yang nyerah, malas lama-lama, saya suruh saja mereka ambil semua. “Assyiiiiik!” demikian sorak mereka. Saya cuma bisa elus-elus dompet.
Daffa, single dad 2 anak perempuan.
Punya anak perempuan jelang dewasa, tuh, ngeri-ngeri sedap memang. Terutama ketika tiba-tiba dia bertanya, “Papa, aku boleh pacaran?” Antara kaget, terharu karena dia sudah besar, takut, was-was, dan protektif sekaligus. Akhirnya saya jawab, “Boleh saja, tapi kalau sudah punya KTP.” Entah kenapa jawab begitu. Padahal nanti kalau sudah punya KTP, kayaknya nggak bakal saya izinkan pacaran juga, deh.
Aldy, single dad 1 anak perempuan remaja
Baca juga: 25 Rekomendasi Film Mengharukan dan Penuh Inspirasi Tentang Ayah
Sebagai single dad, pusing tujuh keliling, sih, kalau ngajak anak perempuan berenang tanpa ditemani mbaknya, atau neneknya. Bingung di mana ganti bajunya. Anak masih balita, nggak mungkin saya bawa ke ruang ganti pria. Kalau saya yang masuk ruang ganti wanita, saya yang nanti dirajam sama pengunjung perempuan. Akhirnya harus melipir mencari sudut-sudut tersembunyi untuk mengganti baju si anak gadis.
Bagus, single dad 1 anak perempuan balita
Mau menjalin hubungan baru dengan wanita lain selain ibunya jadi tantangan tersendiri buat saya. Tentu di mata anak perempuan saya, hanya ibunyalah yang sempurna jadi pasangan saya. Sementara kami sudah tak mungkin bersama. Pernah saya kepergok chatting dengan teman wanita, bapernya lama banget, bisa 3 hari 3 malam. Membujuknya pun tak mudah. Sampai sekarang belum berani ngajak anak saya ketemuan sama pacar baru saya.
Ronny, single dad 1 anak perempuan usia sekolah
Saya tahu kalau bahasan mengenai seks ini wajib dilakukan. Tapi saya benar-benar nggak tahu bagaimana cara memulainya. Kapan harus dimulai? Di umur berapa? Apa yang harus saya bicarakan? Persisnya mulai dengan kalimat apa? Rasanya rikuh membicarakan ini sama anak perempuan. Bapak-bapak tanpa istri, apakah punya advice buat saya?
Roy, ayah tunggal 1 anak perempuan pra remaja
Saya sebenarnya sudah berusaha untuk memberikan solusi ketika anak perempuan saya curhat mengenai masalah dengan teman gengnya. Atau misalnya ketika ada anak laki-laki, yang sepertinya sedang mendekati dirinya. Tapi entah kenapa advice atau saran saya nggak pernah bisa dia terima. Entah karena norak, nggak bisa dijadikan solusi, hingga alasan yang terdengar nggak masuk akal buat saya. Gimana, sih, ini cara mengerti hati dan jiwa perempuan? Hati ibunya saja tak bisa saya menangkan sampai harus berpisah, ini lagi problem cewek abege. Ampuuuuun, Tuhan!
Bayu, single dad 1 anak perempuan remaja
Cover: Envato