banner-detik
PARENTING & KIDS

6 Cara Menjelaskan Konflik Israel-Palestina kepada Anak Menurut Psikolog

author

Mommies Daily30 Oct 2023

6 Cara Menjelaskan Konflik Israel-Palestina kepada Anak Menurut Psikolog

Ada aturan tertentu jika Mommies ingin membicarakan topik serius, seperti konflik Israel-Palestina kepada anak, lho. Ini cara terbaik menurut psikolog anak!

Konflik Israel dan Palestina kian menegang dan disiarkan di berbagai media secara terang-terangan. Ada kalanya anak bertanya tentang perang yang terjadi di Palestina dan Israel, dan orang tua mungkin sulit untuk menjelaskan situasi tersebut.

Namun, penting bagi kita sebagi orang tua untuk menyampaikan informasi secara jelas dan benar agar anak-anak dapat memahami situasi dengan baik. Dengan penjelasan yang akurat dan penuh empati, anak bisa memahami konflik sosial-politik yang sedang terjadi dan memahami pentingnya perdamaian dunia.

BACA JUGA: Anak Di Bawah 18 Tahun Main Media Sosial: Bagaimana Aturan dan Kesepakatannya?

Cara Menjelaskan Konflik Israel-Palestina ke Anak

Mommies Daily pun berbincang dengan Vera Itabiliana S.Psi, M.Spi selaku Psikolog Anak & Remaja mengenai hal ini, dan menurut beliau ini cara terbaik untuk menjelaskan konflik Israel-Palestina pada anak.

1. Pahami dulu apa yang terjadi

Sebelum menjelaskan konflik Israel-Palestina, Mommies dan Daddies harus teredukasi mengenai konflik Israel dan Palestina. Mulai dari sebab dan akar konflik, latar belakang sejarah, serta permasalahan politik dan sosial yang terkait.

Dengan pemahaman penuh, orang tua bisa memberikan penjelasan yang lebih jelas dan akurat kepada anak-anak, sehingga mereka dapat memahami konteks yang lebih luas dan tidak terjebak dalam pemahaman yang sempit atau bias.

2. Jelaskan dampak dan konsekuensi perang

Pilih waktu dan tempat yang tepat agar anak dan orang tua merasa nyaman berdiskusi secara terbuka, misalnya saat makan bersama keluarga. Hindari membicarakan topik serius seperti ini di waktu sebelum tidur.

Setelah itu, orang tua bisa menjelaskan bagaimana perang dapat berdampak negatif kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti kesulitan dalam mendapatkan makanan, air bersih, tempat tinggal, layanan kesehatan, serta timbulnya korban.

Pastikan untuk menjelaskan dengan penuh empati dan dengan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai usia anak. Ajarkan juga mereka bahwa ada cara lain yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah selain lewat perang.

3. Terbuka atas pertanyaan anak

Setelah mendapat penjelasan, anak mungkin akan mengajukan banyak pertanyaan, misal tentang bagaimana keadaan anak-anak yang hidup di zona konflik. Jawablah dengan jujur sambil berhati-hati untuk tidak membebani mereka dengan terlalu banyak informasi.

Cobalah untuk tidak memberikan detail tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan usia. Penjelasan yang jelas mengenai dampak dan konsekuensi perang dapat membantu anak-anak memahami pentingnya upaya menjaga kedamaian di seluruh dunia.

4. Pertimbangkan perasaan anak

Dengan adanya konflik, anak mungkin akan merasa takut, sedih, dan tidak nyaman. Sebagai orang tua, pastikan Mommies dan Daddies untuk meyakinkan mereka bahwa apa pun yang mereka rasakan adalah wajar.

Tunjukkan bahwa orang tua akan selalu mendengarkan penuh perhatian dan memberikan perlindungan. Jangan menularkan rasa takut dan sifat pesimis berlebihan pada anak. Sebaliknya, tunjukan pada anak bahwa ada harapan dimana banyak orang di dunia yang membantu para korban demi perdamaian.

5. Dorong anak untuk membantu

Selain itu, orang tua bisa melihat apakah anak ingin ikut ambil bagian dalam mengambil tindakan positif dalam membantu korban. Bahas apa yang perlu dilakukan untuk membantu korban, misal dengan berdoa, berdonasi, atau bergabung dalam petisi. Atau mungkin Si kecil bisa mencurahkan pikirannya dengan menggambar poster, komik, atau menulis puisi untuk perdamaian. Aksi semacam ini bisa menimbulkan empati dan sikap saling membantu pada anak.

6. Awasi anak dari paparan konten di sosial media

Anak-anak dari berbagai usia bisa saja terekspos dengan berita dan gambar yang membuat mereka resah. Anak yang masih kecil, bisa saja percaya bahwa mereka dalam bahaya langsung, meskipun konflik terjadi jauh di tempat lain.

Oleh karena itu, penting bagi Mommies dan Daddies untuk memeriksa apa yang mereka lihat dan dengar. Tenangkan mereka dan perbaiki informasi, yang mungkin salah, yang mereka dapatkan, baik dari sosial media, TV, sekolah, atau dari teman-teman. Orang tua bisa mengedukasi anak tentang peperangan tanpa harus memperlihatkan mereka dengan konten-konten grafik.

Ditulis oleh: Azahra Syifa

BACA JUGA: Ini Tanda Anak Kurang Kasih Sayang dari Orang Tua dan Dampaknya Menurut Psikolog

Cover: Pexels

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan