Cara Menumbuhkan Kepercayaan Diri Setelah Bercerai, di Tengah Stigma Negatif

Self

Mommies Daily・19 Oct 2023

detail-thumb

Wajar merasa sedih saat berpisah dengan pasangan. Namun, bercerai bukan akhir dari kehidupan. Ini cara menumbuhkan kepercayaan diri setelah bercerai.

 Tetangga nganggepnya gue cerai karena sering pulang malem dan gak ngurusin suami. Padahal yang mereka gak tau, gue digebukin bertahun-tahun. Sampe hari terakhir gue sama dia pun, gue masih nyiapin sarapan dia” – Tulip (nama samaran), Ibu Tunggal 1 anak

Bagi ibu tunggal, masalah sosial kerap kali lebih sulit diatasi daripada yang dihadapi pihak suami. Pada beberapa kasus, lingkungan sekitar termasuk keluarga justru mendukung pihak suami tanpa mencari tahu alasan perceraian lebih lanjut. Itu baru perihal dukungan sekitar. Belum bicara terkait tanggung jawab ekonomi, perubahan pola pengasuhan, apalagi stigma negatif yang acap kali muncul.

Stigma menjadi sebuah hal tak terhindarkan dan melekat pada para ibu tunggal–janda. Janda kerap kali menjadi pihak yang bersalah, bahkan di Indonesia, mereka dilabeli perempuan penggoda, haus kasih sayang, materialistis, dan tidak berdaya. Padahal, memutuskan untuk bercerai bukan selamanya hal yang buruk, apalagi menjadi kesalahan sang ibu sepenuhnya. Butuh sebuah upaya besar untuk berani keluar dari pernikahan tidak lagi sehat bagi dirinya dan anak-anaknya.

BACA JUGA: Kenali Provider Mindset pada Laki-laki, Kriteria Idaman Para Perempuan

Keluargaku aja gak ada yang berpihak padaku pas tau aku mau cerai. Katanya kasihan anak-anak, tapi gak kasihan aku. Aku tetep pilih cerai, lagipula buat apa aku bertahan? Contoh yang buruk buat anak-anakku,” – Warni (nama samaran), Ibu Tunggal 4 anak

Perceraian memang bukan hanya berdampak bagi kedua belah pihak suami dan istri, tetapi juga bagi keluarga masing-masing. “Aku ditahan-tahan untuk ajukan gugat ke pengadilan, kasian anak-anak, takut bikin malu keluarga juga katanya, apalagi bapak orang terpandang,” curhat Warni. Stigma ibu tunggal sebagai sosok lemah bahkan aib karena hidup tanpa pendamping nyatanya masih ada hingga saat ini.

Pas baru kerja lagi setelah 14 tahun, sempet gak pede banget. Banyak yang mikir gue gak bisa ngapa-ngapain, masuk sini modal ordal. Banyak juga yang nyuruh gue kawin lagi aja daripada kerja, sampe ngejodoh-jodohin,” – Flamboyan (nama samaran), Ibu Tunggal 2 anak

Dari sini, kita menyadari bahwa stigma akan selalu ada. Baik dari lingkungan terdekat, sampai lingkungan profesional. Ketidakpercayaan diri akibat berbagai stigma negatif mungkin muncul dan mengganggu dirimu. Tapi jangan biarkan mereka mengganggu pikiranmu, apalagi performa kerjamu.

Cara Bangkit dan Percaya Diri Setelah Bercerai

Berikut adalah cara beberapa ibu tunggal dalam membangun kembali kepercayaan dirinya setelah mendapatkan stigma hingga perlakuan negatif pada dirinya pasca perceraian.

1. Buktikan!

Membuktikan adalah cara sekaligus motivasi terbaik untukmu memiliki semangat menjalani hidup. Buktikan pada mereka yang memandang sebelah mata bahwa kamu bisa. “Gue sih makin getol belajarnya pas mereka bilang gue mending kawin lagi. Gak usah dipusingin, tandanya emang gue harus belajar lagi.” ujar Kamboja. Setelah kamu membuktikannya, kamu akan melihat betapa hebatnya dirimu dan seberapa besar upayamu.

BACA JUGA: 10 Tips Pernikahan dari Para Pria, Termasuk Bisa Luangkan Waktu Bersama!

2. Fokus pada Anak

Beberapa ibu tunggal menuturkan bahwa akibat terlalu fokus pada mendidik dan menyaksikan tumbuh kembang anak, mereka menutup mata dan telinga pada apa yang dikatakan orang lain. Hal yang terpenting adalah bagaimana anak-anaknya dapat tumbuh dengan baik dan cukup. “Terserah orang mau bilang apa sudah gak mempan lagi, aku dibilang perempuan gak bener karena pulang larut gak apa-apa, yang ku tahu, aku kerja banting tulang agar anak-anakku besok bisa makan dan sekolah,” tutur Warni.

3. Block Konten Negatif

Terkadang kepercayaan diri dapat menurun setelah melihat karena kita mengonsumsi informasi-informasi negatif di media sosial, terutama berkaitan dengan keluarga, perceraian, dan stigma negatif mengenai janda. Jika kamu merasa tidak nyaman, kamu berhak untuk meninggalkan, mem-block, atau unfriend teman di media sosial yang mengganggumu, kok. “Gue sekarang udah mute grup SMA biar gak pusing dengerin cowo-cowo yang godai manggil janda, bercanda sih bercanda tapi gak gitu kali, bikin risih,” kata Tulip.

4. Bicara pada Orang yang Mengertimu

Orang lain bicara yang tidak benar karena mereka hanya berprasangka tanpa tahu hal yang sebenarnya. Jadi, tak perlu dipedulikan dan dengarkan saja orang-orang yang mengenalmu dengan baik serta mengertimu. Baik itu sahabat, teman, anak, atau anggota keluarga lainnya. Jika kamu mengalami rasa ketidakpercayaan diri, tanyalah pada orang-orang terdekatmu dan minta pendapat mereka mengenai dirimu, di situ kamu akan merasa lebih baik. Kamu juga bisa berdoa dan meminta kekuatan pada Yang Maha Kuasa, agar kamu senantiasa bersemangat dalam menjalani hari-harimu terlepas dari segala stigma atas dirimu.

Mengutip dari buku Filosofi Teras, ada istilah yang dikenal dengan Dikotomi Kendali, yaitu hal-hal yang berada di bawah kendali diri dan di luar kendali diri. Stigma tidak bisa terhindarkan, tapi bagaimana kita menyikapinya adalah hal yang utama. Intinya, gak usah ambil pusing.

Lihat bahwa semua perang batin—atau fisik—yang terjadi dalam hubungan akhirnya selesai! Setidaknya, kita sudah melepas ikatan dengan orang yang tak lagi sejalan, kini waktunya fokus pada jalanmu. Tak perlu terlalu mempedulikan apa yang orang lain katakan selama itu tidak benar, selama kamu masih menjadi ibu yang bertanggung jawab dan bisa membahagiakan diri sendiri. It’s just a phase of life! It will pass eventually.

BACA JUGA: 9 Tanda Pasangan Over Protektif dan Bahayanya untuk Diri Sendiri

Ditulis oleh: Afi Indraswari

Cover: Image by Freepik