10 Kesalahan Saat Interview Kerja yang Bikin Anda Gagal Diterima

#MommiesWorkingIt

RachelKaloh・16 Oct 2023

detail-thumb

Suka penasaran nggak, sih, kok kayaknya interview kerja tempo hari lancar, tapi kenapa masih gagal diterima? Kesalahan ada di mana?

Interview kerja adalah momen penentuan, baik bagi kita sebagai calon pekerja, maupun bagi si pewawancara yang mewakili perusahaan tempat kita melamar kerja. Momen ini bisa dibilang momen “jual diri”, karena kita perlu meyakinkan calon user akan kemampuan kita sebagai orang yang pantas untuk dipilih.

Ekspektasinya tentu, diterima. Namun, umum terjadi di mana kita merasa proses wawancara berjalan baik, tapi, kok, tetap saja gagal diterima? Kira-kira kesalahan ada di mana, selain di penawaran? 

10 Kesalahan saat interview kerja yang bikin gagal diterima 

Simak tips wawancara kerja yang kalau kata anak jaman now, kurang lebih begini:

  1. Si paling nggak peduli

Bahkan dari sebelum kita mengirim surat lamaran dan CV, tentu kita sudah harus tahu mengenai perusahaan yang kita incar. Nggak mesti harus kenal sama ordal, ya. Riset saja tentang perusaan tersebut. Di Linkedin, kita bisa “kepo-in” banyak hal, mulai dari siapa-siapa saja dari circle kita yang mungkin pernah bekerja di sana. Di Instagram ada akun-akun company branding yang menggambarkan kehidupan para pekerjanya dan nilai-nilai yang dianut perusahaan tersebut. Dan tentu saja, kita pasti diinfo mengenai siapa calon user yang akan meng-interview kita. Masa iya, diam-diam saja tidak mencoba mencari tahu akunnya di media sosial?

  1. Si paling nggak bisa on time

Ini juga hal yang paling mendasar. Nggak mungkin, kan, jadwal panggilan interview terjadi sangat mendadak, paling tidak H-1. Kalau sudah cukup kepo sama perusahaan yang diincar, pasti sudah ngebayangin bagaimana caranya ke sana. Transportasi apa yang paling mendukung kita untuk sampai on time bahkan setengah jam sebelumnya (naik ojek, angkutan umum atau bawa kendaaraan pribadi, segala macet dan perkara cari parkir juga harus diwaspadai), supaya kita punya waktu untuk menyiapkan diri. 

  1. Si paling “kurang tahu”

Wajar, kalau kita mungkin tidak bisa seyakin itu ketika menghadapi pertanyaan seputar perusahaan yang sedang merekrut kita. Namun, masalahanya tidak selalu di kita yang nggak segitunya mencari tahu, tetapi baik calon user maupun HRD juga menilai pandangan kita dalam menjawab pertanyaan terbuka.

Misalnya, soal pandangan kita terhadap perusahaan, apakah visi dan misi kita sejalan dengan visi dan misi perusahaan tersebut. Nggak bisa, dong, kalau hanya dijawab dengan, “Ehm, saya kurang tahu, sih!”. Menurut senior Vice President of Human Resources AT&T, Angela Santone, jawaban terburuk yang bisa seseorang berikan saat interview kerja adalah tidak merespons sama sekali. Berikan jawaban sesuai kemampuan, kapasitas, dan pengalaman kita. Perlihatkan motivasi Anda untuk bekerja saat interview, create your own “wow” moment! 

  1. Si paling tahu

Meski beberapa pertanyaan sifatnya seperti menguji kemampuan kita sebagai calon karyawan dan mungkin kita bisa menjawabnya dengan sangat yakin, hindari gesture “saya memang pintar dan paling tahu”. Sikap tersebut justru bisa membuat kita dinilai lekat dengan arogansi. Jawaban yang dibungkus dengan kalimat sempurna kadang bisa menghilangkan kesan atutentik dan apa adanya. 

“There’s a delicate line between arrogance and pride. You have to be mindful of coming across in a way that’s authentic and real.” ~Angela Santone, senior Vice President of Human Resources AT&T.

  1. Si nggak paham etika

Ini juga fatal, ya, ketika kita salah kostum, entah itu pakai kaos sebagai atasan, pakai sandal, maupun memilih penampilan yang terlalu berlebihan. 

Baca juga: 10 Aturan Berbusana Kantor yang Wajib Diketahui Ibu Bekerja 

  1. Si kebanyakan berchandyaaa

Humor memang dianggap bisa mencairkan suasana. Namun, ada kalanya ketika kita memang harus membiarkan keadaaan awkward dan sunyi sepanjang interview demi menjaga “kesakralannya”, terutama bila si pewawancara adalah pribadi yang serius. Pembawaan diri mungkin menjadi elemen penentu kita diterima atau ditolak. Maka, kita patut paham situasi dan pribadi si pewawancara, jangan sampai intensi kita untuk mencairkan suasana justru malah terkesan cengengesan dan menganggap remeh proses interview ini. 

  1. Si interview kerja jadi momen numpang curhat kantor lama

Sebaliknya, bila ternyata si calon user adalah pribadi yang sangat menyenangkan dan kita bisa cepat akrab, tetap perhatikan batasannya, ya. Kalau si calon user bukan kenalan lama atau bekas atasan yang memang sudah dekat dan tahu alasan kita untuk resign dari kantor lama, maka hati-hati, jangan sampai jadi curcol dan mengeluhkan perusahaan sekarang. Take your time, bonding dengan calon user akan bisa dibina ketika kita sudah resmi bekerja sama, tanpa harus menggunakan cara instan dengan meluapkan keluh kesah kantor lama.

  1. Si masih nyaman di kantor lama

Ada juga yang sebetulnya lebih ke penasaran dengan penawaran yang diberikan calon perusahaan baru. Padahal, di kantor sekarang, keadaannya baik-baik saja. Sehingga, ketika ditanya soal kenapa mau menjadi bagian dari perusahaan ini, malah tidak bisa memberikan alasan kuat, bahkan justru lebih banyak menceritakan kenyamanan yang didapat di kantor lama. 

Baca juga: 25 Lowongan Pekerjaan untuk Level Manager ke Atas, Cek!

  1. Si halu alias pikirannya ke mana-mana

Usahakan untuk berikan perhatian menyeluruh pada si pewawancara. Menatap mata lawan bicara itu perlu. Bahkan, kita bisa sesekali mengulang pertanyaan yang diberikan sebelum kita menjawab. Hal ini, kalau menurut Angela Santone bisa menjadi nilai plus. Tandanya, kita benar menyimak apa yang disampaikan si pewawancara. Jaga suasana dengan me-non-aktifkan notifikasi smartphone, supaya tidak ada suara yang mengganggu selama interview berlangsung. 

  1. Si nggak semangat 

Lebih baik infokan langsung apabila hari itu Anda tidak bisa menyanggupi wawancara karena sedang tidak fit. Biar bagaimanapun juga, concern Anda untuk tidak menyebar virus juga menjadi hal penting. Daripada, Anda hadir tetapi terlihat tidak semangat menjawab pertanyaan yang diberikan. Meski tidak perlu antusiasme yang berlebihan, tetapi bahasa tubuh Anda sebaiknya mencerminkan ketertarikan dan perhatian terhadap sesi interview yang sedang berlangsung. 

Semangat dan semoga berhasil, Mommies!