banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Hal yang Jangan Dilakukan Orang Tua Saat Anak Sedang Emosi, Wajib Tahu!

author

Dhevita Wulandari30 Aug 2023

7 Hal yang Jangan Dilakukan Orang Tua Saat Anak Sedang Emosi, Wajib Tahu!

Ada beberapa hal yang sebaiknya jangan dilakukan orang tua ketika menghadapi anak yang sedang emosi untuk memberikan dampak yang baik pada anak.

Mengatasi anak yang sedang emosi memang bukan hal mudah bagi setiap orang tua. Orang tua perlu mengenali masing-masing karakter anak untuk mengetahui cara yang tepat dalam menangani emosi anak.

Namun, tak jarang juga orang tua malah ikut terpancing emosi saat menghadapi anak yang sedang emosi. Tentu saja situasi seperti ini tidak baik untuk anak dan bisa menimbulkan dampak buruk. Sehingga, ada hal-hal yang harus orang tua hindari saat anak sedang emosi.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Anak Emosi

Cara orang tua yang merespons emosi anak dengan baik akan membuat perubahan besar terjadi pada anak. Namun sebaliknya, orang tua juga bisa secara tidak sengaja mendorong anak untuk mengalami ledakan emosi. Untuk membantu anak agar ia bisa mengatur emosinya dengan lebih baik, mengutip dari Verywell Family dan sumber lainnya, ini beberapa hal yang sebaiknya Mommies dan Daddies hindari saat anak sedang emosi.

BACA JUGA: Belajar dari Serial Netflix Mask Girl, Ini 7 Kesalahan Parenting yang Harus Dihindari Orang Tua

1. Memberi anak hadiah untuk menenangkannya

Pasti masih banyak dari Mommies dan Daddies yang langsung menawarkan hadiah dan membeli jajan setiap kali anak sedang emosi. Jika iya, berhentilah untuk melakukan hal ini, ya! Sebab, jika orang tua terus memberi anak hadiah istimewa untuk menenangkannya, anak bisa jadi berpikir bahwa menangis dan membentak adalah cara yang baik dan cepat untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.

2. Menghujani anak dengan perhatian

Memang, memberikan perhatian itu penting bagi anak. Namun, pastikan orang tua tidak berlebihan dalam memberikan perhatian terutama ketika anak sedang emosi. Mommies dan Daddies tentu tidak mau anak menjadikan rasa kesalnya sebagai strategi terbaik untuk menarik perhatian orang tuanya, kan?

3. Menenangkan anak terus-menerus

Memberikan rasa tenang pada anak memang baik. Tapi, jika diberikan secara terus-menerus, anak akan sulit belajar bagaimana cara menenangkan diri mereka sendiri. Sehingga, orang tua perlu untuk mengajari anak cara-cara yang mereka perlukan untuk belajar menenangkan diri. Tujuannya adalah agar anak mampu menangani emosinya sendiri ketika orang tuanya sedang tidak ada di sana untuk membantunya.

4. Menyuruh anak berhenti menangis

Orang tua bisa jadi panik dan cepat-cepat menyuruh anak berhenti menangis, apalagi kalau sedang berada di tempat yang ramai. Ternyata, menyuruh anak berhenti menangis bisa jadi membuat anak semakin kesal. Dan jika anak melihat orang tuanya marah saat melihatnya menangis, anak bisa saja berpikir ia telah membuat kesalahan sehingga sulit untuk anak berhenti menangis.

BACA JUGA: 10 Kesalahan Orang Tua Saat Berkomunikasi dengan Anak Remaja

5. Mengatakan anak sensitif

Memberikan gambaran pada orang lain mengenai temperamen anak mungkin akan mengubah cara pendekatan orang lain ketika berinteraksi dengan anak. Daripada mengatakan anak sensitif, cobalah ubah dengan kalimat yang lebih positif seperti “Anak saya merasakan emosi yang besar.”

Gunakan juga kalimat tersebut pada anak, seperti “Kamu sedang merasakan emosi yang besar ya?”, bukan malah mengatai anak dengan “Kamu sensitif banget, jangan gampang marah atau sedih begitu.”

6. Mengatakan sedih karena perbuatannya

Saat anak melakukan sesuatu untuk melampiaskan kemarahan dan kekesalannya, beberapa orang tua berpura-pura menunjukkan wajah sedih dan mengatakan itu karena anak untuk membuatnya berhenti kesal dan marah. Padahal, anak tidak memiliki tanggung jawab dalam mengatasi kondisi emosional orang tuanya. Sebaliknya, orang tua lah yang bertanggung jawab dalam menumbuhkan dan membentuk emosional anak yang baik.

7. Berbohong pada anak

Sering kali orang tua mengatakan kebohongan pada anak untuk membuat anak senang ketika anak mengalami kekecewaan dan kegagalan. Jika hal ini dilakukan terus-menerus hingga anak dewasa, anak akan terbiasa dengan ketidakbenaran dan kebohongan. Sebaiknya, tetap jujur dengan mengatakan hal sebenarnya dengan cara yang kira-kira mudah untuk diterima oleh anak. Kebiasaan ini akan dapat menumbuhkan sifat anak yang jujur juga.

BACA JUGA: 5 Kalimat Afirmasi Positif agar Anak Percaya Diri, Harus Sering Dikatakan

Cover: Photo by Alexander Dummer on Pexels

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan