banner-detik
MD POWERFUL PEOPLE

Monica Christa: Menentukan Skala Prioritas dan Disiplin Waktu itu Penting

author

Dhevita Wulandari23 Aug 2023

Monica Christa: Menentukan Skala Prioritas dan Disiplin Waktu itu Penting

Menjadi seorang CEO, istri, sekaligus ibu dari dua anak laki-laki, Monica Christa ceritakan cara untuk menentukan skala prioritas hingga tips mendidik anak.

Sibuk bekerja dan mengemban tanggung jawab besar sebagai CEO BLP Beauty, salah satu brand kecantikan lokal terbaik, tidak menjadi alasan dan rintangan bagi seorang Monica Christasia Maharani dalam memenuhi perannya sebagai istri dan ibu. Ibu dari Argya dan Barra ini memiliki cara uniknya sendiri dalam menjalankan setiap peran yang dimilikinya.

Bersama Mommies Daily, adik dari Lizzie Parra ini membagikan sedikit cerita mengenai peran-peran yang dimilikinya hingga tips parenting yang ia terapkan pada dua anak laki-lakinya.

BACA JUGA: Deretan Bisnis Sampingan yang Potensial di Tahun Ini dan Tahun Depan

Bagaimana cara seorang Monica Christa dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab menjadi ibu sekaligus CEO BLP Beauty?

Sebagai wanita dengan multiperan, saya tidak mengejar work-life balance. Namun, saya melakukan penentuan skala prioritas setiap harinya dan juga disiplin waktu. Setiap harinya saya menganalisa peran saya sebagai ibu atau istri atau CEO kah yang menjadi prioritas di hari tersebut sesuai dengan kebutuhan, mana hal-hal yang bisa saya delegasikan dan mana yang harus saya tangani sendiri.

Foto: Dok. Istimewa/Monica Christa

Saat menjalankan peran sebagai CEO, saya akan fokus bekerja dengan efektif dan efisien supaya tidak membuang-buang waktu. Paling saya hanya mengecek kondisi anak-anak 1-2x saja melalui telepon atau WhatsApp. Begitu juga saat waktunya saya pulang ke rumah atau saat hari libur dan menjalani peran sebagai istri dan ibu, saya sangat jarang membuka laptop untuk bekerja.

Kalaupun ada hal urgent yang harus dikerjakan, biasanya saya lakukan di malam hari setelah anak-anak tidur atau subuh sebelum mereka bangun. Apabila harus bekerja di weekend atau hari libur, saya akan ambil cuti pengganti. Saya memang tidak bisa mendampingi anak-anak 24 jam dalam sehari, tapi saya selalu berusaha untuk hadir dan mendampingi di momen-momen penting mereka.

Pernah merasa overload dan penat menjalani semua aktivitas? Kalau pernah, bagaimana cara mengatasinya?

Pastinya pernah, karena pada dasarnya saya adalah seorang introvert, tetapi pekerjaan dan peran sebagai ibu membutuhkan saya untuk berinteraksi dengan orang lain secara intense setiap hari. Kalau sudah merasa penat, saya akan cari waktu untuk menyendiri, misalnya sekedar dengan ngopi atau makan di warung tenda sendirian sebelum pulang kantor. Saat sudah capek dan stres banget, biasanya saya curhat sambil nangis ke suami atau ke Lizzie dan Dinda, partner saya di BLP, biasanya sih ini kejadian kalau lagi PMS, hahahaha.

Foto: Dok. Istimewa/Monica Christa

BACA JUGA: Ibu Rumah Tangga Kembali Bekerja? Ini Tips Pintar Menulis CV Ala Vina Muliana

Support system bagi Monica Christasia?

Nomor satu tentunya suami, partner saya dalam menjadi orang tua dan sahabat tempat saya “pulang” dan bisa cerita tentang apapun. Kedua, support system di rumah, Ibu saya yang membantu supervisi anak-anak selama saya kerja dan asisten rumah tangga yang membantu saya dengan semua urusan domestik. Ketiga, support system di kantor, para BLP team yang solid dan bisa saya percaya untuk menjalankan perannya dengan baik, termasuk mem-back up saat saya harus cuti melahirkan tahun lalu.

Foto: Dok. Istimewa/Monica Christa

Tips dan parenting seperti apa yang diterapkan pada anak?

Memahami perasaan anak dan membangun komunikasi yang terbuka dengan anak itu penting. Hal tersebut bisa dimulai dengan hal-hal kecil, contohnya beri anak waktu untuk quality time ngobrol minimal 10 menit sebelum tidur dan dengarkan dengan ANTUSIAS walaupun mungkin ceritanya membosankan, hahahaha.

Foto: Dok. Istimewa/Monica Christa

Selain itu, jangan bereaksi berlebihan saat anak melakukan kesalahan atau menanyakan hal yang sifatnya tabu, misalnya tentang sex, bullying, LGBT, dll. Beri mereka waktu untuk bertanya dan bercerita. Dunia sekarang sudah semakin mengerikan, jadikanlah diri kita sebagai tempat di mana mereka nyaman untuk bercerita atau bertanya tentang apapun. Supaya kita bisa memberikan jawaban, arahan dan pendampingan yang tepat saat suatu hari mereka mengalami kebingungan atau kekecewaan.

Pesan untuk para perempuan agar tetap bisa mandiri dan mampu mencapai mimpinya?

Jangan takut untuk bermimpi dan menunjukkan ambisi. Perempuan itu bisa kok punya mimpi dan ambisius di karir tapi keluarga tetap terurus dan punya hubungan yang dekat dengan anak-anak. Capek? Sudah pasti. Nangis? Kadang-kadang, dan itu wajar. Tapi pada dasarnya perempuan itu makhluk yang kuat.

If we really want to achieve our goal, we’ll find a way to make it happen, no matter how hard it is. Yang penting, jangan bandingkan perjalananmu dengan perjalanan orang lain, karena setiap orang punya perjuangan dan waktunya masing-masing. Don’t forget to give yourself a pat in the back and celebrate small wins, because every little progress matters :).

BACA JUGA: Rekomendasi Berbagai Kelas Online untuk Ibu Bekerja Menambah Ilmu Sekaligus Mengisi Waktu Luang

Cover: Dok. Istimewa/Monica Christa

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan