banner-detik
SELF

Seperti Enzy Storia, Ini Alasan Saya Tidak Mau Pamer Pasangan di Media Sosial

author

fiaindriokusumo23 May 2023

Seperti Enzy Storia, Ini Alasan Saya Tidak Mau Pamer Pasangan di Media Sosial

Enzy Storia sat-set, nggak ada berita apa pun tentang pacaran, tahu-tahu posting foto pernikahan. Walau saya bukan artis, tapi ini alasan saya juga untuk tidak pamer pasangan.

Netizen tahunya Enzy sempat dekat dengan Dikta. Issue ini menguap ditimbun oleh berita-berita artis lainnya. Tahu-tahu, beberapa hari yang lalu, media sosial diramaikan dengan postingan foto-foto pernikahan Enzy Storia dengan Maulana Kasetra.

Nggak tanggung-tanggung bikin kagetnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, tidak ada berita pacarannya, eh tahu-tahu menikah. Salah nggak? Ya nggak, lah, itu kan hak asasi mereka. Selama tidak merugikan orang lain, tidak ada kewajiban memang memasang foto pasangan di media sosial atau pengumuman mengenai dengan siapa kita menjalin hubungan.

Kebetulan, dalam hal ini saya satu aliran dengan Enzy Storia. Jarang alias malas banget memasang foto pasangan terutama di media sosial (terlebih jika akun media sosial saya tidak saya private). Apakah itu artinya hubungan saya dengan pasangan tidak bahagia? Atau saya malu memamerkan pasangan? Atau jangan-jangan pasangan saya adalah suami orang? (Wow, suudzon-nya udah maksimal belum?). Nggak kok, bukan itu semua alasannya.

Image dari sini

Seperti Enzy Storia, ini alasan saya tidak pamer pasangan

1. Trauma dengan hubungan masa lalu yang gagal, saya kayak Enzy Storia (kali)

Pernah kerap membagikan kegiatan bersama pasangan, pasang foto berdua dengan caption romantis ala Romeo dan Juliet, semua orang sudah tahu siapa pasangan kita, kemudian hubungan itu gagal. Entah itu putus (bagi yang belum menikah) atau bercerai (bagi yang sudah menikah). Seringkali ini membuat trauma tersendiri. Kayak berpikir “Nanti posting-posting terus selesai, bagaimana ya?” Semacam ada rasa malas kalau nanti ada yang bertanya, duh ribet menjelaskannya, karena tidak semua yang bertanya itu karena mereka peduli, bisa jadi hanya kepo.

2. Nggak suka membuat orang lain kepo

Saya pernah memasang foto dengan pasangan, dua kali di IG Story dengan mention yang bersangkutan, kebetulan akun Instagramnya digembok. Sesaaat setelah saya posting foto kami, ada permintaan pertemanan sekitar 14 orang dari akun yang dia tidak kenal. Setelah dicek, mereka adalah followers saya, yang bahkan saya juga nggak kenal mereka. Ini salah satu hal yang saya hindari, orang kepo terhadap orang-orang di sekitar hidup saya. Bahkan sekarang saya sudah nggak pernah mention akun anak-anak saya juga, karena ya ini sebabnya, tidak mau ada orang asing yang kepo.

3. Belum tentu pasangan saya nyaman

Kadang, seseorang tidak posting tentang pasangannya karena permintaan si pasangan tersebut. Bukan karena hal mencurigakan, tapi karena si pasangan tidak nyaman jika data dirinya diketahui banyak orang dan membuatnya kehilangan privacy.

4. Malas mendengar pertanyaan-pertanyaan dan komentar-komentar tidak penting

Ingat waktu Maudy Ayunda juga melakukan hal yang sama? Tidak ada berita tahu-tahu menikah, kemudian di kolom komen ramai bermunculan komentar-komentar seperti ini

• Agamanya apa?
• Kok nggak sesuai harapan ya wajahnya? Harusnya bisa dapat yang lebih ganteng lagi.
• Pasti kaya, kalau nggak, mana mau Maudy
• Dst-nya

Malas kan? Sama, saya juga. Walau saya bukan selebriti. Tapi tetap ada satu, dua orang yang mengajukan pertanyaan menyebalkan.

5. Memang tidak ingin saja, tidak perlu alasan

Tidak semua hal harus memiliki alasan, kan? Ya sesederhana karena memang tidak mau saja. Tidak nyaman membahas mengenai pasangan, tidak suka pamer-pamer kehidupan dan aktivitas dengan pasangan, tidak mau saja. Sama seperti ada orang yang tidak suka publikasi anak-anaknya, maka ada orang yang tidak mempublikasikan kehidupan asmaranya.

Dan itu tidak kenapa-kenapa. Mari belajar menghargai keputusan orang ketika ada bagian dari hidupnya yang tidak ingin dia bagikan. Tidak perlu bertanya kenapa, tidak perlu mengira-kira. Itu adalah keputusan dia.

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan