banner-detik
PARENTING & KIDS

6 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Menghambat Perkembangan Komunikasi Anak

author

Sisca Christina15 May 2023

6 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Menghambat Perkembangan Komunikasi Anak

Sering nggak disadari, ini kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan orang tua yang bisa menghambat perkembangan komunikasi anak.

Kemampuan komunikasi bisa dibilang aspek utama yang tidak bisa dilepaskan dengan kemampuan anak di bidang lainnya. Ketika membutuhkan sesuatu, merasakan sakit, mengutarakan pendapat, dan seterusnya, anak menyampaikannya melalui komunikasi.

Menurut Alia Mufida, M.Psi, Psikolog, Psikolog Anak dan Remaja yang akrab disapa Mbak Fida, anak dianggap memiliki kemampuan komunikasi yang baik apabila ia mampu menyampaikan informasi kepada orang lain dengan jelas dan dapat dimengerti oleh si penerima informasi. Tentunya, kemampuan komunikasi anak akan terus berkembang sesuai usia, bahkan hingga dewasa.

Orang tua punya peranan penting dalam menstimulasi perkembangan komunikasi anak. Setiap orang tua pasti ingin agar kemampuan komunikasi anaknya berkembang dengan baik. Sayangnya, tanpa sadar, ada saja kesalahan-kesalahan yang orang tua lakukan yang justru bisa menghambat perkembangan komunikasi mereka. Apa saja?

Kesalahan Orang Tua yang Bisa Menghambat Perkembangan Komunikasi Anak

1. Tidak mengajak anak berkomunikasi secara rutin

Menurut Mbak Fida, kesalahan terbesar orang tua yang bisa menghambat perkembangan komunikasi anak yaitu tidak menjadikan “ngobrol-ngobrol” sebagai kebiasaan rutin sejak kecil. “Sementara, mengobrol, berdiskusi, saling bercerita, saling mendengarkan adalah salah satu hal paling dasar untuk membangun kemampuan komunikasi anak,” jelas Mbak Fida. Hal-hal yang menjadi bahan obrolan pun bisa sangat ringan, seringan membahas apa yang dialami hari ini oleh orang tua dan anak. Sayangnya, nggak semua orang tua mau membangun kebiasaan hal ini.

2. Bersikap cuek saat anak bicara

Tak semua orang tua menganggap topik pembicaraan anak-anak itu menarik. Ngobrol, sih, ngobrol, tapi nggak fokus mendengarkan anak, atau malah ogah-ogahan. Mendengar anak bercerita tapi sambil megang HP, melakukan kegiatan lain, wara-wiri, banyak bilang “bentar, bentar, Nak.” Tidak duduk berhadapan dengan anak, tidak ada eye contact, tidak berhenti sejenak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menanggapi dengan serius dan antusias akan apa yang mereka ceritakan.

Ini membuat anak nggak mendapat feedback yang mereka inginkan, merasa nggak didengarkan. Jika ini berlangsung terus-menerus, anak bisa menganggap berkomunikasi adalah hal yang nggak menyenangkan, dan perkembangan komunikasi mereka jadi terhambat.

3. Menyalahkan, berprasangka, menghakimi, mengecilkan, mengkritik, mempermalukan

Yeps, ini daftar kesalahan orang tua berikutnya yang perlu dieliminasi agar nggak menghambat perkembangan komunikasi anak. Misalnya, karena tahu sang kakak suka jahil, ketika mendengar sang adik menangis, mommies berasumsi: “Pasti itu ulah si kakak!” Padahal belum tentu.

Contoh lainnya:

“Kamu tuh selalu begitu, sudah dibilangin tetap aja diulangin lagi.”

“Ah, kamu masih kecil, memang tau apa?”

“Hal-hal seperti ini akhirnya bisa menghambat anak untuk mau menyampaikan isi hatinya. Anak bisa jadi pesimis, atau malah sarkastik,” lanjut Mbak Fida.

4. Mematahkan opini anak

Saat anak mengkritisi situasi, atau saat menyampaikan opini, orang tua nggak menganggap pendapat mereka penting. Orang tua merasa memiliki otoritas untuk didengar dan dipatuhi, sehingga tidak membuka ruang untuk mendengarkan apa yang mereka ingin sampaikan atau yang mereka anggap tidak adil atau tidak sesuai. Ini bisa membuat anak malas berpendapat karena nggak ada gunanya, kemudian kemampuan berpikir kritisnya tidak berkembang.

Baca juga: Infografik: 7 Keterampilan Sosial yang Dibutuhkan Anak

5. Terlalu banyak menceramahi anak

“Orang tua perlu banget belajar menahan diri, karena orang tua punya kecenderungan untuk menasehati anak terus-menerus. Padahal, anak nggak selalu butuh dinasehati atau diceramahi saat ia menyampaikan isi hatinya. Seringkali mereka hanya butuh untuk didengar. Saat kita mendengarkan mereka, itu membuat anak merasa dipahami. Jadi, kita nggak harus selalu tahu cerita detail dari anak. Ada kalanya “be there” saja sudah menjadi komunikasi yang cukup untuk anak.” Jelas Mbak Fida.

6. Melayani anak setiap saat

Keterusan melayani setiap kebutuhan anak sejak kecil hingga besar, bisa jadi membuat kemampuan komunikasi anak kurang berkembang. Karena terbiasa dilayani, anak jadi berharap orang lain tahu apa kebutuhan dan keinginannya tanpa harus meminta. Ketika ternyata apa yang diberikan kepadanya tak sesuai keinginan atau harapannya, kemudian ia tantrum. Kelak dewasa, ia akan menemukan kesulitan ketika harus berkomunikasi di lingkup yang lebih besar seperti pekerjaan dan komunitas.

Orang Tua Wajib Lakukan Ini

Kabar baiknya, kemampuan komunikasi adalah kemampuan yang bisa dilatih terus dan ditingkatkan. Jika saat ini kemampuan komunikasi anak kurang baik, bukan berarti akan jelek terus.

Orang tua bisa lakukan hal-hal berikut untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikasi anak:

  • Membiasakan untuk mengobrol dengan anak, namun bukan hanya untuk menyampaikan apa yang kita pikirkan saja, namun juga untuk menjadi pendengar yang aktif.
  • Peka dengan karakter anak: kenali apakah mereka tipe yang mudah bercerita atau tidak.
  • Gunakan teknik komunikasi yang tepat ketika berbicara dengan anak.
  • Terus belajar mencari cara yang tepat dalam berkomunikasi.
  • Mengeliminasi teknik komunikasi yang tidak tepat, termasuk mengurangi semaksimal mungkin kalimat-kalimat yang bisa mematahkan keinginan anak untuk berkomunikasi.
  • Belajar membaca situasi anak, kapan mereka sedang happy dan tenang, sedang asik bermain, dan saat-saat lainnya di mana anak-anak lebih bisa diajak untuk berkomunikasi.

Sebelum melakukan semua itu, orang tua wajib untuk memperbaiki hubungan dengan anak terlebih dahulu. Stop kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan dan berpotensi membuat kemampuan komunikasi anak menurun. Komunikasi hanya dapat terjalin dengan baik jika hubungan orang tua dan anak positif. Ketika interaksinya sudah baik, maka komunikasipun akan terjalin dengan baik. Niscaya, kemampuan komunikasi anak pun akan berkembang dengan baik.

Baca juga: Mommies, Yuk, Cermati Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah

Image: Image by Drazen Zigic on Freepik

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan