banner-detik
KIDS

Mommies, Yuk, Cermati Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah

author

Sisca Christina19 May 2021

Mommies, Yuk, Cermati Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah

Si kecil sudah masuk sekolah dasar tapi belum merasa nyaman berinteraksi bersama teman-temannya. Apakah ini artinya anak memiliki gangguan perkembangan psikologi?

Jangan buru-buru menyimpulkan namun jangan juga disepelekan. Perkembangan setiap anak bisa berbeda-beda. Apalagi, perkembangan psikologi anak bukan seperti perkembangan motorik yang relatif lebih mudah tampak pada diri anak. Supaya tak menebak-nebak, tanda-tanda umum perkembangan psikologi anak usia sekolah berikut bisa mommies jadikan panduan untuk mengobservasi tumbuh kembang anak.

Perkembangan psikologi anak usia sekolah 6-12 tahun

Usia 6 Tahun

Pada umumnya, anak usia 6 tahun sudah semakin mandiri. Beberapa perkembangan berikut akan mommies temui pada diri si kecil:

  • Sudah nyaman berpisah dari orang tua untuk bermain bersama teman-temannya di sekolah.
  • Mulai mengerti dan memberi perhatian pada persahabatan dan kerja sama tim.
  • Bisa menceritakan tentang pengalaman dan perasaannya.
  • Konsep kebersamaan dan berbagi semakin bertumbuh di dirinya
  • Ingin menyenangkan orang tua dan gurunya
  • Usia 7 Tahun

    Beberapa anak sudah menginjak kelas 2 SD di usia 7 tahun, tapi ada juga yang baru masuk ke kelas 1 SD. Namun, secara garis besar, anak usia ini sudah mampu:

  • Mengungkapkan perasaan menggunakan kata-kata dengan lebih baik.
  • Mengerti dan berusaha menaati aturan bermain.
  • Rasa solidaritas kepada teman semakin tinggi.
  • Menunjukkan peduli kepada orang lain.
  • Ingin diterima di lingkungan pertemanannya.
  • Sudah bisa merasa sungkan.
  • Usia 8 Tahun

    Inilah perkembangan psikologi yang tampak pada anak usia 8 tahun:

  • Sudah bisa belajar menyuarakan pendapat.
  • Memiliki banyak energi dan emosi saat bercerita (lebih ekspresif).
  • Dapat mengikuti resep sederhana atau menulis cerita berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Membaca sendiri di tempat tidur pada malam hari.
  • Memiliki sahabat.
  • Meski senang bersama teman-teman, menghabiskan waktu bersama orang tua tetap menjadi aktivitas favorit mereka.
  • Usia 9 Tahun

     Kemampuan sosial dan emosional anak semakin berkembang dan kuat pada usia ini:

  • Mulai bisa fokus dalam waktu lebih panjang.
  • Merasa lebih nyaman untuk berteman dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dengannya.
  • Berani mengakui kesalahan dan meminta maaf.
  • Mudah memaafkan.
  • Empati terhadap sesama semakin tumbuh.
  • Usia 10 Tahun

    Yeay, si kecil resmi menyandang status pra remaja! Sebagian anak sudah menunjukkan sifat dan sikap semakin dewasa; namun sebagian lagi masih cenderung kanak-kanak. Anak mommies yang mana? Kira-kira ini tanda-tanda umum perkembangan psikologisnya:

  • Percaya atau tidak, anak mulai memikirkan masa depan.
  • Mulai memikirkan penampilan: baju apa yang ingin dipakai, lebih lama bercermin.
  • Belajar memberikan penilaian yang baik terhadap sesuatu.
  • Merasa dewasa.
  • Baca juga: Deteksi Dini Kesehatan Kecerdasan Anak Usia Sekolah

    Usia 11 Tahun

     Siap-siap menghadapi si anak pra remaja yang mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas.

  • Merasa tugas-tugas sekolahnya semakin menantang. Ini bisa saja membuatnya stres.
  • Bisa membedakan yang benar dan salah.
  • Mulai memahami dan membutuhkan privasi.
  • Emosi labil.
  • Mengalami perubahan mood yang cepat.
  • Usia 12 Tahun

    Menjelang usia remaja, anak-anak mengalami perkembangan psikologi yang signifikan dan cukup tricky. Orang tua perlu memperhatikan perubahan emosi dan sosial anak pada masa ini. Pastikan anak tetap disiplin mengikuti aturan-aturan di rumah. Namun yang lebih penting, selami karakter dan emosi anak, masuk ke dunianya dan jadilah orang tua sekaligus sahabatnya.

  • Semakin peduli dengan penampilan`
  • Rasa percaya diri kadang menurun.
  • Lebih tertarik dan mulai dipengaruhi oleh kelompok sebaya.
  • Mulai mendapat tekanan dari kelompoknya. Ada ketakutan ditolak jika tidak bisa mengikuti keinginan kelompoknya.
  • Suka tantangan dan butuh pengakuan.
  • Interaksi dengan orang tua bisa berkurang.
  • Enggan menunjukkan rasa sayang kepada orang tua. Misalnya, menolak dicium atau dipeluk karena malu.
  • Terkadang mungkin tampak kasar, pemarah atau membangkang.
  • Rasa penasaran tinggi terhadap hal-hal berbahaya atau yang dilarang (misalnya rokok).
  • Dukung perkembangan si kecil dengan…

  • Tetap tunjukkan kasih sayang kepada anak, seberapa pun mandiri dirinya.
  • Kembangkan rasa tanggung jawab anak dengan memintanya membantu tugas-tugas rumah tangga.
  • Tumbuhkan empati pada dirinya dengan membantu orang yang membutuhkan.
  • Jadilah pendengar yang baik, hargai pendapatnya, aku pencapaiannya.
  • Buat aturan yang jelas dan patuhi aturan tersebut, misalnya jam main, jam menonton TV, jam tidur, jam makan, jam belajar, dan jam pergi ke luar rumah.
  • Perjelas prinsip benar dan salah, baik dan buruk.
  • Lakukan hal-hal menyenangkan bersama sekeluarga, seperti bermain game, membaca, dan pergi ke acara.
  • Kenali teman-teman anak Anda, dan cobalah untuk berkenalan dengan keluarganya.
  • Dukung anak Anda dalam menghadapi tantangan baru. Dorong dia untuk menyelesaikan masalah sendiri, seperti perselisihan dengan anak lain.
  • Bicarakan masalah pubertas kepada anak pra remaja Anda.
  • Jadikan diri Anda sumber informasi bagi anak tentang hal-hal sensitif atau berbahaya misalnya seks, rokok, alkohol, narkoba. Terbukalah untuk menjelaskan semuanya itu. Lebih baik ia mengetahui dari Anda ketimbang dari luar.
  • Demikian fase perkembangan psikologi anak usia sekolah yang perlu mommies tahu. Jika beberapa poin di atas tidak terdapat pada diri anak, jangan langsung panik ya, itu tandanya mommies perlu memperbanyak stimulasi di bagian tersebut. Namun, jika dirasa perlu, nggak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog untuk mencari tahu lebih lanjut tentang perkembangan psikologi si kecil.

    Baca juga: Perkembangan Kognitif, Emosi dan Sosial Balita Usia 3 Sampai 5 Tahun

    PAGES:

    Share Article

    author

    Sisca Christina

    Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan