Menyukai lawan jenis di usia remaja sebenarnya normal saja. Nah, tinggal kita arahkan. Berikan tips untuk anak remaja pilih pacar yang benar.
Kadang kita sebagai orangtua melihat anak remaja mulai punya pacar, pasti terbersit, “Ya ampun, masih pada kecil-kecil, kok, pacaran?” Padahal tertarik pada lawan jenis adalah hal yang lumrah di usia tersebut. Marilah kita flashback sedikit. Bukankah kita juga dulu seperti itu? Bedanya sama anak sekarang, mungkin kita nggak terlalu mengumbar perasaan. Paling ke dear diary bergembok. Hahaha…
Kalau saya, terus terang nggak ingin terlalu keras melarang anak coba-coba punya pacar. Dengan catatan, pacaran yang sehat. Kayak apa pacaran yang sehat? Nah, itu ada hubungannya bagaimana mengajarkan anak remaja pilih pacar. Ini dia tips untuk anak remaja pilih pacar.
Takut di sini bukan berarti ngeri sama Tuhan karena Tuhan itu kejam dengan segala ancaman nerakanya. Tetapi dengan takut akan Tuhan (menurut agamanya masing-masing) berarti dia taat akan Tuhannya sehingga tak ragu untuk menjalankan perintah-Nya, mematuhi aturan-Nya, menjauhi larangan-Nya. Pacar model gini tentu membawa pengaruh positif terhadap hubungan pacaran si anak remaja.
Saya selalu bilang sama anak saya, boleh-boleh saja punya pacar selama itu bikin dia justru jadi semangat belajar, nggak mau bolos sekolah, hingga merasa di-support untuk aktivitas-aktivitas positif. Yang artinya, ketika pacaran keduanya harus sama-sama merasa bahagia dan saling mendukung. Kalau salah satu sudah membuat dia tertekan, belum-belum sudah larang berteman dengan si A, si B, si C, bahkan membuat anak mengorbankan hal-hal yang disukainya demi sang pacar, sudahlah putuskan saja.
Banyak cara menghormati diri sendiri ataupun orang lain. Misalnya saja, dengan tidak membiarkan dirinya melakukan hal yang dipaksakan pacarnya hanya demi cinta (katanya). Bersikap sopan nan humble kepada guru, ke orangtua temannya, atau sesimpel ke ibu kantin, sudah menunjukkan bahwa dia menghargai dan mampu menghormati keberadaan orang lain.
Kasus penganiayaan David Ozora sudah cukup, ya, buat semua orang belajar bahwa kekerasan bukanlah jawaban dari masalah. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan harus paham, kalau punya pacar yang hidupnya penuh kekerasan dia bisa saja keseret-seret ketika ada masalah. Percaya, deh, nggak akan pernah ada momen-momen menyenangkan ketika pacaran sama orang yang penuh kekerasan. Ketika si pacar saja bisa kasar sama orangtuanya, apa dia tidak makin berani kasar sama pacarnya? Yang kayak gini, sih, tinggalin aja. Nggak usah kenal kalau perlu.
Baca juga: Wajib Tahu! 10 Makanan Pencegah Keriput
Nggak berarti harus paling pintar di kelas atau selalu dapat ranking 1, ya. Tapi carilah pacar yang haus ilmu pengetahuan dan wawasan. Dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, seseorang bisa menjadikan dirinya serta keluarganya terhormat dan mulia derajatnya. Kalau masih remaja saja sudah begitu, kebayang, kan, dewasanya nanti gimana? ;)
Belum juga cari uang sendiri, apa yang dia punya masih dibelikan orangtua. Tapi dari ujung kepala sampai ujung kaki dipamerkan di sosial media. Manusia kayak gini cuma butuh pengakuan dari orang lain. Nyatanya dia sendiri nggak percaya diri. Bahkan mungkin memiliki banyak kekurangan sehingga merasa perlu pamer harta benda demi menutupi kekurangannya. Udahlah, ngapain buang waktu sama yang kayak begini. Ajak anak buka mata, cari yang lain saja.