Sengefans-ngefansnya dengan budayanya, jika disodori dengan dunia pendidikan di Korea yang penuh tekanan, pasti mikir dua kali.
Sudah jadi rahasia umum kalau dunia pendidikan di Korea cukup berat untuk dijalani. Sebegitu penuh tekanannya, sampai tercermin di beberapa drama korea (drakor) yang mereka produksi. Walau ceritanya fiktif, tapi bukan berarti seluruh situasinya mengada-ngada. Malah, sebagian cerita diangkat dari realita kehidupan yang sesungguhnya. Di balik gemerlap dan suksesnya k-pop, k-drama, dan k-culture lainnya, ternyata jika disorot dari sisi pendidikan, bisa sesuram itu.
Di Korea Selatan perguruan tinggi SKY (Seoul National University, Korea University, Yonsei University) bisa dibilang perguruan tinggi paling bergengsi incaran banyak orang. Nggak hanya pelajar yang bercita-cita untuk bisa tembus ke tiga universitas tersebut, bahkan orang tua pun ingin banget anaknya bisa studi di sana.
Nah, kisah ambisi orang tua yang ingin anak-anaknya dapat masuk ke SKY inilah yang ada di dalam drakor Sky Castle. Sebutan “castle” pada judul nggak lain menggambarkan area perumahan keluarga elit. Di drama sepanjang 20 episode ini, penonton bakal menyaksikan persaingan dan ambisi dalam dunia pendidikan. Nggak hanya di antara murid, tapi juga di antara para ibu dan para ayah. Ambisi ini yang akhirnya menuntun para orang tua untuk mengerahkan segala cara agar anak selalu mendapatkan nilai bagus di sekolah. Dari cara wajar sampai ekstem.
2. Crash Course in Romance
Kalau di Indonesia melihat anak pulang sekolah jam 5 sore aja kita udah komen: “haaahh sore bangettt??”, apa kabar di Korea, yang jam 10 malam baru selesai “makan buku”? Pulang sekolah, masih berseragam, lanjut bimbel sampe malam. Drakor yang belum lama rilis ini juga ikut-ikutan mengungkap sisi gelap pendidikan di Korea, namun anglenya spesifik tentang bimbel alias bimbingan belajar. Bimbel dianggap sebagai salah satu jalan ninja untuk menuju SKY Universities. Apalagi kalau tujuan akhirnya bukan supaya anak bisa kuliah di universitas idaman, kemudian mendapat pekerjaan idaman dan dapat menikmati kehidupan layak nantinya. Sayangnya, lagi-lagi peran ibu di sini digambarkan se-ambisius itu hingga nggak tanggung-tanggung untuk menghalalkan segala cara untuk menjamin keberhasilan pendidikan anak. Padahal hasilnya? Anak depresi. Tapi tenang, drama ini dikemas dengan ringan dan menarik, kok. Cus, ditonton.
Baca juga: 4 Profesi Unik di Drakor untuk Inspirasi Karier Anak di Masa Depan
3. Penthouse
Ada yang sudah nonton Penthouse? Bagi yang sudah, pasti setuju kalau drakor yang satu ini layak mendapat rating tinggi. Setipe dengan Sky Castle, Penthouse mengisahkan para orang tua kalangan atas yang tinggal di apartemen mewah 100 lantai yang menyimpan banyak ambisi dan rahasia. Salah satu ambisinya tentu saja dalam dunia pendidikan. Para orang tua di drama ini ingin memastikan anak-anaknya yang memiliki bakat bermusik diterima di sekolah terbaik dan kelak menjadi musisi klasik papan atas. Akibatnya, anak-anak mengalami tekanan yang luar biasa dari orang tua, kemudian kehilangan akal. Drama besutan sutradara, Joo Dong Min, ini kental akan pesan tentang pendidikan sekaligus parenting.
4. High Class
Siap-siap mengelus dada dengan tingginya tuntutan akademis di sekolah bagi anak-anak yang masih di bangku sekolah dasar. Sementara di zaman sekarang kita sebagai orang tua sudah semakin terbuka pandangannya bahwa kecerdasan anak nggak semata-mata digantungkan pada akademis, eh ini malah drakor High Class memperlihatkan dengan gamblang sisi gelap pendidikan di Korea khususnya untuk pelajar SD yang dituntut untuk berprestasi. Drama ini dibumbui dengan intrik-intrik seputar keluarga yang tentunya penuh kebohongan.
5. Class of Lies
Berbeda dengan empat drakor lainnya, Class of Lies drama bergenre thriller yang dibungkus dalam 16 episode bukan mengedepankan tekanan pendidikan dari segi akademis, melainkan mengisahkan berbagai problematika yang umum terjadi di sebuah SMA swasta borju. Mulai dari perundungan di sekolah, praktik jual-beli nilai, prostitusi di kalangan pelajar, hingga berujung pembunuhan.
Baca juga: Bullying Pernah Terjadi di 10 Sekolah Ini, Mana Saja?
Drakor-drakor ini selain menghibur, juga sarat akan pesan moral bagi para orang tua. Sisi gelap dunia pendidikan di negara ginseng menunjukkan betapa ambisi orang tua bisa membawa dampak psikis tersendiri bagi anak-anak. Setidaknya 50% waktu anak sehari-hari dihabiskan untuk memenuhi tuntutan pendidikan yang berpotensi bikin depresi.
Drakor-drakor ini cukup ditonton aja, ya, mommies, ditiru jangan.