Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kupas Tuntas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Kenapa Masih Jarang Diminati
SMK sebetulnya sudah ada dari dulu tapi masih jarang diminati, padahal tujuannya ketika lulus, anak bisa lebih siap bekerja.
Mommies pasti nggak baru tahu, dong, tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena sebetulnya dari dulu juga sudah ada dan tersedia. Sayangnya, hingga saat ini terlihat seperti jarang diminati bila dibandingkan dengan SMA umum. Padahal, jumlah SMK baik yang negeri maupun swasta cukup banyak dan tersebar secara luas di berbagai daerah. Sebenarnya, apa, sih, yang ditawarkan SMK dan apakah bisa menjadi pilihan untuk anak nantinya?
Apakah yang dimaksud dengan SMK?
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
Apa tujuan ke SMK?
Tentunya, sama dengan pendidikan SMA umum, menciptakan peserta didik yang kompeten. Namun, sekolah kejuruan membekali peserta didiknya keahlian di bidang tertentu melalui sertifikasi yang bertaraf nasional maupun internasional, untuk siap bekerja dan berwirausaha dengan daya kompetitif dan memiliki keunggulan.
Pendidikan apa saja yang ditawarkan oleh SMK?
Bila melihat daftar bidang keahlian SMK berdasarkan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No.6 Tahun 2018, tidak sedikit yang tersedia di SMK di Jakarta dan sekitarnya.
Teknologi dan Rekayasa, bertujuan untuk melakukan inovasi, menciptakan, mendesain, dan melakukan riset pada mesin, gedung/bangunan, mesin, perangkat elektronik, pemrograman komputer, dan materi teknik lainnya. Adapun program keahliannya:
- Teknologi Konstruksi dan Properti
- Teknik Geomatika dan Geospasial
- Teknik Ketenagalistrikan
- Teknik Mesin
- Teknologi Pesawat Udara
- Teknik Grafika
- Teknik Instrumentasi Industri
- Teknik Industri
- Teknologi Tekstil
- Teknik Kimia
- Teknik Otomotif
- Teknik Perkapalan
- Teknik Elektronika
Energi dan Pertambangan, bidang teknologi yang bertujuan menghasilkan tenaga profesional yang dapat berkontribusi pada penggunaan energi dan pemanfaatan sumber daya tambang.
Program keahlian di bidang ini:
- Teknik Perminyakan
- Geologi Pertambangan
- Teknik Energi Terbarukan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, tercipta berdasarkan perkembangan teknologi informasi dan informasi yang pesat dan berpengaruh pada penciptaan tenaga kerja baru secara global.
Program keahliannya, yakni:
- Teknik Komputer dan Informatika
- Teknik Telekomunikasi
Kesehatan dan Pekerjaan Sosial, menjanjikan tamatan untuk terjun ke dunia kesehatan atau keperawatan dan menjadi pekerja sosial.
Program keahliannya:
- Keperawatan
- Kesehatan Gigi
- Teknologi Laboratorium Medik
- Farmasi
- Pekerjaan Sosial
Agribisnis dan Agroteknologi, buat anak yang ingin terjun ke dunia bisnis produk dan teknologi perkebunan.
Program keahliannya yaitu:
- Agribisnis Tanaman
- Agribisnis Ternak
- Agribisnis Hewan
- Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
- Teknik Pertanian
- Kehutanan
Kemaritiman, siswa siswi akan dilatih untuk mengenali kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia agar siap bersaing di dunia industri Indonesia dan Mancanegara.
Program keahliannya:
- Pelayaran Kapal Penangkap Ikan
- Pelayaran Kapal Niaga
- Perikanan
- Pengolahan Hasil Perikanan
Bisnis dan Manajemen, ini menjadi salah satu yang paling diminati terutama oleh mereka yang ingin menjadi tenaga kerja profesional dalam area perbankan, perkantoran dan bisnis retail.
Program keahlian yang ditawarkan:
- Bisnis dan Pemasaran
- Manajemen Perkantoran
- Akuntansi dan Keuangan
- Logistik
Pariwisata, bertujuan melatih tenaga kerja profesional dalam industri pariwisata dan perhotelan.
Program keahlian yang tersedia:
- Perhotelan dan Jasa Pariwisata
- Kuliner
- Tata Kecantikan
- Tata Busana
Seni dan Industri Kreatif, anak dilatih untuk bisa menggali potensi diri agar siap bersaing di dunia Seni dan Industri Kreatif.
Ada 8 program keahlian:
- Seni Rupa
- Desain dan Produk Kreatif Kriya
- Seni Musik
- Seni Tari
- Seni Karawitan
- Seni Pedalangan
- Seni Teater
- Seni Broadcasting dan Film
Setelah lulus SMK, lanjut ke mana?
Kalau melihat daftar di atas, tentu sangat jauh dari sekadar jurusan IPA dan IPS yang diterapkan di SMA pada umumnya. Anak justru lebih dipersiapkan untuk terjun ke dunia kerja. Namun, bukan artinya anak tidak bisa melanjutkan studinya di jenjang perguruan tinggi. Dari situs Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, pilihan untuk melanjutkan studi bagi lulusan SMK sama ragamnya dengan lulusan SMA. Artinya, tidak hanya ke akademi atau politeknik saja, tetapi bisa juga ke universitas. Sepanjang anak bisa mengikuti seleksi, perguruan tinggi impiannya tetap bisa ia tuju.
Baca juga: SMA Harapan 3 Medan: Punya Kelas Khusus untuk Persiapan Masuk PTN Kedokteran
Poin plus: Anak lebih siap mendapatkan penghasilan
Dengan skill yang ia dapat di SMK, anak bisa langsung mengaplikasikannya begitu ia lulus. Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan juga lebih besar. Namun, mungkin bila bekerja di perusahaan, anak belum tentu bisa menjalaninya sambil kuliah. Pilihan lain, anak bisa sambil membuka usaha dan menjalaninya, atau menjadi freelancer atau partimer dengan load kerja yang bisa lebih disesuaikan dengan jadwal kuliahnya.
Mengapa kurang diminati?
Dengan banyaknya keahlian yang bisa anak pilih, mengapa, kok, sepertinya SMK masih kurang diminati baik oleh anak maupun orangtua. Dari sebuah artikel di Bisnis.com, disebut bahwa lulusan SMK ini masih kesulitan untuk dapat pekerjaan. Mungkin inilah yang menjadi faktor utama minimnya minat untuk melanjutkan pendidikan di SMK. Direktur Eksekutif Institute for Development Economics dan Finance Enny Sri Hartati menjelaskan bahwa rendahnya serapan tenaga kerja lulusan SMK juga dipicu oleh kurangnya perencanaan pemerintah dalam merancang kurikulum pendidikan vokasi yang dibutuhkan pelaku usaha. Termasuk, pengelola SMK yang kurang aktif mempromosikan sekolah dan tidak menjalankan tugas asli dari SMK, yaitu menciptakan tenaga kerja siap pakai dengan memperbanyak mata pelajaran praktik, minimal 60% dari total jam pelajaran siswanya. Pengamat pendidikan Mohamad Abduhzen berpendapat, SMK selama ini memiliki stigma sebagai sekolah pilihan kedua bagi para siswa, sehingga membuat pengelola SMK kesulitan memperbaiki kualitas dan citra sekolahnya.
Selain itu, pemerintah terlalu memaksakan siswa SMK untuk belajar dengan waktu yang lama. Padahal, pendidikan vokasi seharusnya hanya membekali siswa dengan satu kemampuan teknis yang siap diaplikasikan di dunia kerja. “Tidak perlu lama-lama, satu tahun cukup tetapi siap pakai asalkan ada lisensi internasional,” ujarnya.
Kalau menurut Mommies sendiri, bagaimana? Tertarikkah melanjutkan studi anak ke SMK?
Baca juga: 5 Jurusan Kuliah Paling Banyak Dicari di Masa Depan
Image by mdjaff on Freepik
Share Article
COMMENTS