Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Pertanyaan Tentang Natal yang Sering Keluar dari Mulut Anak dan Cara Menjawabnya
Rasa penasaran anak tentang Natal membawanya pada pertanyaan yang sering bikin kita bingung gimana menjawabnya. Simak pencerahannya berikut ini!
Masing-masing keluarga punya caranya sendiri dalam menjelaskan makna Natal pada anak. Namun, anak juga pasti sering terpapar tontonan dan lagu-lagu Natal yang ia dengar dan lihat langsung. Kalau bagi umat nasrani, pemahaman tentang Natal tidak jauh dari kelahiran Yesus Kristus ke dunia, di mana Ia adalah juruselamat yang dinantikan. Karena kini Natal juga dianggap sebagai tradisi, maka tidak menutup kemungkinan untuk anak melempar pertanyaan yang meski jauh di luar dugaan kita, tapi membuatnya penasaran. Lalu, bagaimana menjawab pertanyaan “ajaib” mereka?
Kenapa merayakan Natal?
Bila pertanyaan ini datang dari anak balita, bisa jadi pertimbangan buat mengikutsertakan anak ke sekolah Minggu. Karena di sana, anak akan dibimbing oleh kakak pelayan yang berperan sebagai guru dalam mengajarkan pemahaman dasar iman Kristiani atau Katolik. Anak akan belajar memahami makna Natal yang sebetulnya jauh dari sekadar perayaan, karena sebenarnya manusia sedang dalam penantian menyambut kedatangan Sang Juruselamat. Buat anak, penantian ini bisa menjadi saat yang tepat untuk berbuat segala sesuatu yang baik: dengar apa kata orangtua; sayang pada teman dan saudara; dan tentunya, berjumpa dengan Tuhan melalui ibadah (berdoa, bernyanyi, dan bersukacita).
Ma, mana Sinterklas-nya?
Kalau pertanyaan ini datang ketika anak berkunjung ke mall dan terhibur dengan suasana Natal, maka wajar bila kemudian ia bertanya, “Mana Sinterklas-nya?”, karena beberapa mall sering mengadakan meet and greet with Santa. Bila memang demikian, jawab saja sejauh yang Anda tahu. Kalau memang ada Santa yang akan tampil, Anda bisa mengajak anak untuk ikutan merasakan serunya bertemu Santa.
Aku baik nggak, Ma? Aku bakal dapat kado dari Santa nggak, ya?
Dari lagu “Santa Claus is Coming to Town”, di mana sebagian liriknya mengatakan, “he’s making a list, and checking it twice, gonna find out who’s naughty or nice”, anak bisa jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah cukup baik untuk bisa dapat kado dari Santa. Menjawab pertanyaan ini bisa sekaligus memberi motivasi buat anak untuk terus berbuat baik pada sesamanya, tanpa harus ada embel-embel “dapat hadiah” dari Santa.
Ma, kalau mau nulis surat buat Santa, kirimnya ke mana?
Tidak sedikit film Natal mengangkat kisah seorang anak yang ketika menulis surat ke Santa, permintaannya dikabulkan. Maka tidak heran, anak merasa dirinya bisa merasakan hal yang sama. Sayangnya, reality hurts, Nak! Namun, Natal justru bisa dijadikan momen untuk berkumpul bersama anggota keluarga. Tanpa harus menulis surat, anak bisa mengungkapkan isi hatinya, apa yang sedang ia harapkan. Silakan saja kalau Anda tetap mau membuka kesempatan anak untuk menuliskan keinginannya, tetapi pastikan ia paham kalau pada akhirnya yang akan membaca surat tersebut dan berusaha untuk mewujudkannya adalah Anda, orangtuanya, bukan Santa.
Ma, Santa naik apa ke rumah kita?
Anak bisa kita jelaskan bahwa sebetulnya, Sinterklas itu bukan sesuatu yang nyata keberadaannya. Santa berasal dari tokoh bernama Saint Nicholas (Saint Nick) yang dikenal sebagai orang yang sangat baik di jaman dahulu kala. Maka, Santa tidak benar-benar tinggal di Kutub Utara dan akan datang di malam hari naik kereta luncur bersama rusa-rusanya dan terbang melewati bulan untuk mengantar hadiah. Sehingga, anak tidak harus menyiapkan hot chocolate and cookies buat menunggunya.
Oh, jadi Santa itu nggak ada ya, Ma?
Biasanya, kalau anak sudah tahu yang sebenarnya dan ternyata jauh dari imajinasinya, ia mungkin akan kecewa. Namun, kembali lagi, makna Natal yang sebenarnya memang bukan terletak di kegembiraan menyambut Santa. Bagi umat lain yang non-kristen, Natal menjadi ajang untuk berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara. Hal ini tentunya akan membawa kegembiraan di hati masing-masing anggota keluarga, termasuk anak. Biasanya juga ada tradisi tukar kado, jadi anak tetap mendapatkan hadiah dan juga memberi hadiah.
Baca juga: Supaya Ritual Tukar Kado Natal Lebih Bermakna
Aku suka lagu Natal, nggak apa-apa, kan, Ma?
Buat anak yang tidak merayakan tapi senang mendengar dan ikut menyanyikan lagu Natal, rasanya, sih, bukan masalah, ya. Lagi pula, lagu-lagu Natal yang beredar di Youtube itu biasanya lagu Natal yang umum, artinya tidak secara spesifik menyambut kedatangan bayi Yesus ke dunia. Secara lirikpun, biasanya didominasi budaya populer barat, lebih membahas tentang Santa Claus dan menggambarkan holiday season, serunya musim dingin dan salju.
Semoga bisa lebih tercerahkan, ya, Mommies!
Baca juga: Ini Pelajaran yang Anak Dapatkan dari Orangtua Beda Agama
Image by pressfoto on Freepik
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS