Meski sudah mengirimkan puluhan lamaran, tapi kenapa masih belum dipanggil juga, ya? Mungkin inilah alasan lamaran kerja ditolak oleh HRD.
Niat hati sudah ingin resign dari kantor lama. Tapi, oh, tapi hingga saat ini belum ada perusahaan incaran yang menghubungi. Padahal sudah puluhan lamaran mommies kirimkan via email atau submit di form situs Linkedin. Apa yang salah? Pengalaman nggak usah diragukan. Portofolio juga sudah seabrek. Tapi kenapa nggak dipanggil-panggil interview? Mungkin 6 hal inilah yang jadi alasan kenapa lamaran kerja ditolak HRD.
Bukan berarti mommies nggak punya skill yang mumpuni pada bidang pekerjaan yang dilamar. Tapi bisa jadi mommies overkualifikasi yang artinya kemampuan ada di atas rata-rata. Kenyataannya jabatan yang diincar tidak memerlukan skill selevel mommies. Bisa jadi juga mereka berpikir, dengan kualifikasi yang mommies miliki, gaji akan lebih besar pasak daripada tiang.
Mencantumkan daftar prestasi dan pengalaman kerja tentu baik di dalam CV. Namun nggak perlu semuanya, terutama prestasi yang nggak ada hubungannya sama pekerjaan yang dilamar. Informasi tak penting malah akan mengaburkan poin utama yang perlu ditonjolkan. Perekrut bisa jadi malah bingung dan akhirnya urung memanggil Anda.
Baca juga: 7 Perusahaan Yang Memberikan Beasiswa
Beberapa mommies memutuskan berhenti bekerja sementara untuk mengurus bayi yang baru lahir. Lalu 1 atau 2 tahun kemudian berniat kembali bekerja. Nah, poin ini bisa jadi alasan mengapa CV mommies tak kunjung ditanggapi. Perekrut merasa Anda terlalu lama ‘istirahat’. Bagaimanapun dunia kerja begitu cepat berjalan, sehingga ditakutkan mommies tidak up to date lagi dengan pekerjaan yang dilamar.
Ketika mengirimkan email lamaran pekerjaan, kemungkinan mommies lupa melampirkan CV, ataupun dokumen persyaratan yang diminta sehingga perekrut tidak bisa melakukan penilaian awal dalam menyaring kandidat karyawan. Jangan harap mereka akan membalas email dan mengingatkan mommies mengenai kelupaan attachment karena sudah pasti inbox email mereka setiap hari penuh dengan email-email lamaran dari kandidat lain.
Apa yang membuat email lamaran tampak tidak profesional? Banyak! Beberapa di antaranya adalah mommies lupa menuliskan subjek email. Tidak menggunakan bahasa baku, sebagai bahasa pengantar di dalam body email juga bisa jadi penyebab lamaran ditolak HRD. Terlalu banyak typo dalam email juga membuat mommies tampak tidak profesional. “Tapi” jadi “taoi”, “fix” jadi “fiz”. Paling fatal adalah mommies menulis perusahaan B, padahal sedang mengirimkan email ke perusahaan A. Ini sering terjadi ketika kita mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan dengan template yang sama. Pastikan mommies membaca kembali email lamaran sebelum dikirimkan, ya.
Apa hubungannya lamaran pekerjaan dengan media sosial? Percayalah, di era digital seperti ini, para HRD atau user juga akan melakukan penilaian awal melalui filtering akun media sosial kandidat. Untuk itu hindari memposting hal-hal negatif, kontroversial, terlebih-lebih keluhan terhadap perusahaan mommies saat ini. Karena hanya akan membuat mommies terlihat tidak kredibel untuk posisi jabatan yang Anda lamar.