banner-detik
EDUCATION

Tips Menyiapkan Anak Sekolah di Luar Negeri

author

RachelKaloh10 Jun 2022

Tips Menyiapkan Anak Sekolah di Luar Negeri

Mommies yang ingin segera mewujudkan impian anak untuk sekolah di luar negeri, persiapkan ini, ya!

Mommies pasti ada, dong, yang punya keinginan untuk menyekolahkan anaknya di luar negeri, baik melalui jalur beasiswa maupun biaya sendiri. Kalau memang mampu membiayai sekolah anak di luar negeri, kenapa tidak? Tapi tentunya, namanya menempuh pendidikan, tidak ada yang semudah itu. Mau masuk sekolah pilihan dalam negeri saja anak harus melewati proses seleksi. Itupun, nggak cuma berdasarkan hasil tes, jangan lupa kalau sekolah bagus itu peminatnya banyak sekali, kalau anak tidak diterima karena kuotanya terbatas, Mommies harus siap dengan plan B. 

Namun, keinginan untuk menyekolahkan anak di luar negeri tentu bukanlah hal yang baru terpikir kemarin sore. Mommies pasti sudah memikirkan bahkan dari pertama kali memilih sekolah anak, dari SD sampai SMP dan SMA. Jadi, apa saja yang perlu dipersiapkan (selain tentunya riset dari A sampai Z mengenai sekolah yang dituju)?

Photo by We-Vibe Toys on Unsplash

Ketahui syarat penerimaan mahasiswa di luar negeri

Program kuliah S1 di luar negeri hanya menerima siswa yang telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas dengan kurikulum internasional yang umumnya diberlakukan di sekolah-sekolah swasta. Jenis kurikulum internasional yang tersedia ada International Bachelorette (IB) dan International General Certificate of Secondary Education (Cambridge IGCSE)/A Level. 

Lalu bagaimana dengan anak yang sekolah dengan kurikulum nasional? Anak perlu terlebih dahulu mengambil program Foundation atau Pathaway. Program ini adalah program pra-kuliah yang ditawarkan bagi pelajar internasional yang belum memenuhi kualifikasi pendaftaran di universitas. Tujuannya, untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum yang dapat diterima di universitas di luar negeri. Umumnya, program ini berlangsung selama satu tahun.

Baca juga: Persiapan Pengajuan Beasiswa untuk Mendukung Studi Anak

Kenali proses administratif saat mendaftarkan anak sekolah di luar negeri

Selain kurikulum, awal semester (intake) pendidikan di luar negeri juga berbeda dengan di Indonesia. Beda negara, beda intake-nya. Jadi, pastikan Mommies dan anak sudah memperhitungkan waktu kelulusan dengan intake di sekolah maupun universitas tujuan. Idealnya, calon siswa harus mendaftar sekitar satu tahun atau setidaknya enam bulan sebelum semester baru dimulai, agar cukup waktunya untuk mempersiapkan diri. Proses pendaftaran dan administrasi ini bisa panjang dan rumit, lho. Sekadar buat bahan pertimbangan, sekarang ini banyak layanan konsultan pendidikan luar negeri yang dapat membantu seluruh proses administrasi pendidikan anak, dari pendaftaran, pengurusan dokumen, pengajuan visa, sampai asuransi dan akomodasi.

Baca juga: Baru di Minggu Ini: Beasiswa Pendidikan dari Nestlé MILO hingga Sun Protection Anak dari Momami

Pastikan kemampuan berbahasa anak memenuhi standar

Buat lulusan sekolah dengan kurikulum internasional, mungkin bahasa Inggris tidak menjadi isu ketika hendak melanjutkan pendidikan di luar negeri. Namun, bagi anak yang akan sekolah di negara dengan bahasa pengantar selain bahasa Inggris, tentu butuh persiapan matang mempelajari bahasa negara tujuan. Sehingga, mengambil kursus bahasa asing menjadi salah satu bekal sebelum berangkat studi di luar. Selain mempelajari bahasa Inggris, anak juga perlu mengambil tes kemampuan berbahasa Inggris, seperti TOEFL atau IELTS dan mencapai skor tertentu, yang menjadi standar untuk bisa masuk ke universitas tujuan. 

Baca juga: 7 Tempat Les Bahasa Inggris untuk Anak di Jakarta dan Kisaran Biayanya

Biaya hidup selama tinggal di negara tujuan

Ini juga menjadi sangat penting bagi orangtua, terutama yang menyekolahkan anak ke luar negeri dengan biaya pribadi, tidak lewat jalur beasiswa. Biaya hidup di negara tujuan tentu sangat berbeda dengan biaya hidup di sini. Anak harus mencari tempat tinggal (entah itu kost, asrama, homestay, atau apartment lokal). Lalu, bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari? Anak juga perlu dibekali informasi mengenai pekerjaan paruh waktu yang bisa ia lakukan selama tinggal di negara lain. Perusahaan apa saja yang kira-kira membuka kesempatan pada mahasiswa untuk bisa belajar sambil bekerja. 

Yang paling penting di atas semua ini adalah pembekalan mental. Memang, anak pasti akan belajar dengan sendirinya ketika ia sudah terjun langsung, tetapi bekal yang selama ini kita pupuk akan menentukan kepribadian anak ketika ia harus menjelajahi dunia tanpa kita di sampingnya.

Baca juga: Galau Stanford atau Harvard, Begini Cara Maudy Ayunda Dididik Orangtua

Online education photo created by rawpixel.com – www.freepik.com

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan