Di luar uang pangkal dan uang sekolah yang biasanya sudah ditabung jauh hari, ini biaya yang patut disiapkan saat anak masuk SD.
Jauh sebelum anak masuk SD, Mommies mungkin sudah mempersiapkan biaya-biaya besar yang dibutuhkan, seperi uang pangkal, uang gedung, uang seragam, dan biaya-biaya lain yang memang wajib dibayar di muka, bahkan setahun sebelumnya (fyuh, napas dulu!). Setelahnya, hmm, jangan senang dulu karena “biaya-biaya” lain masih perlu disiapkan begitu resmi jadi siswa SD. FYI, “biaya-biaya” ini sifatnya nggak wajib, lho, ya. Tergantung sekolah anak juga. Tapi, mungkin bisa dipertimbangkan supaya nanti nggak kaget saat tiba-tiba ada yang nagih.
Arisan ibu-ibu kelas
Welcome to Whatsapp Group baru berisi mamah-mamah kelas anak (yang tanpa guru). Grup ini biasanya dibuat untuk sharing informasi seputar tugas dan kegiatan sekolah, ngomongin hadiah buat wali kelas, dan sebagainya. Biar makin seru dan akrab, nggak jarang juga diadakan arisan, lho.
Hadiah ulang tahun teman sekelas
Memang, sih, school from home tentu masih membatasi yang namanya pesta ulang tahun. Tapi, kan, masih ada virtual birthday bash. Teman yang berulang tahun biasanya akan kirim birthday hampers. Nah, tinggal kitanya yang gantian kirim hadiah.
Tempat pensil, tempat makan, tas dengan brand hits
Smiggle, Frozen, Lego, LOL, sebut, deh, brand-brand lain yang lagi hits! Siap-siap aja, kalau teman sekelasnya rata-rata sudah pada punya tas atau tempat pensilnya, tinggal kita ikutan beliin buat anak. Bebas, ya, mau belikan atau tidak. Kalau anak merengek, tinggal kasih kalimat sakti, “Nggak semua yang dipunya teman kamu harus kamu punya juga, kan?” Fear of Missing Out (FOMO) is real bahkan di kalangan anak dan remaja. Tugas kita untuk memberikan pengertian pada anak bahwa tidak seharusnya ia merasa demikian.
Nonton film, konser, sampai beli merch!
Ini jelas biaya lain yang sama sekali nggak ada hubungannya sama kegiatan belajar mengajar. Biaya lifestyle atau biaya bersosialisasi, mungkin, ya. Ini pun pilihan, mau sesering apa memperbolehkan anak untuk nonton bioskop atau nonton konser bareng teman-temannya. Ada untungnya juga masih pandemi, anak jadi terbatas buat melakukan kegiatan ini. Tapi, kalau anak kebetulan jadi fans dari grup band K-Pop, siap-siap saat ia minta koleksi merch, ya, Mommies!
Biaya ikut workshop online
Budget nonton bioskop mungkin berkurang, tapi budget untuk ikut workshop online mungkin jadi lebih banyak di-spend. Apalagi kelas-kelas yang hanya diadakan sekali, nggak rutin. Sekali bayar mungkin nggak terlalu mahal, tapi kalau ngambilnya lima kelas dalam sebulan, kan, mikir juga, ya?
Biaya aktivitas di luar sekolah
Les renang, les ballet, gym, les musik, dan lain-lain. Tapi rasanya, sih, banyak yang sudah memberlakukan kegiatan ini bahkan sebelum anak masuk SD, kan? Hal ini berhubungan dengan keterampilan dan minat serta bakat anak yang memang perlu diasah.
Hp, laptop, dan gadget lain
Awalnya mungkin dianggap belum perlu, tapi lagi-lagi, sekolah online menuntut anak memiliki gadget yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Nggak heran, kan, betapa isu ini meresahkan para siswa siswi yang tinggal di daerah pelosok. Smartphone pun demikian. Mungkin masih bisa pinjam punya orangtua, tapi akan sulit kalau harus berbagi ketika smartphone tersebut dipakai juga untuk mereka bekerja.
Hadiah buat wali kelas
Nah, untuk biaya yang satu ini, biasanya akan mulai dikumpulan dekat-dekat kenaikan kelas. Meski banyak juga orangtua murid yang memilih untuk membeli gift sendiri buat wali kelas. Kalau sekolah anak Mommies sendiri, menerapkan hal inikah?
Selain biaya-biaya di atas, apalagi, nih, Mommies, biaya tak terduga yang perlu-gak perlu disiapkan?
Group of kids photo created by tirachard – www.freepik.com