Sebagian besar dari kita bekerja dengan rekan kerja pria dan wanita setiap harinya. Menjaga hubungan tetap profesional kadang memang tidak mudah. 7 cara ini akan membantu untuk bisa berinteraksi dengan batasan antara rekan kerja yang baik tanpa menimbulkan dampak negatif.
Hampir tidak mungkin untuk menghindari interaksi pria dan wanita di tempat kerja. Apa pun profesinya. Akan ada waktu ketika kita perlu bantuan mereka, berkonsultasi tentang sesuatu, atau bekerja dengan rekan lawan jenis.
Sekeras apa pun seseorang berusaha menghindari terjalinnya hubungan di tempat kerja, rekan kerja berperan penting dalam membantu satu sama lain tumbuh bersama. Terkadang, rekan kerja malah bisa menjadi sahabat seumur hidup. Nah, untuk menjaga semuanya tetap di jalur, karyawan harus dilatih tentang pedoman pelecehan seksual dan memahami beberapa batasan antara rekan kerja pria-wanita yang wajib dihormati, pantang dilanggar.
Coba 7 cara bijak ini untuk menunjukkan sikap saling menghargai antara rekan kerja pria dan wanita.
Ini berlaku bagi yang sudah menikah atau punya pacar. Main rahasia-rahasiaan adalah resep terjadinya bencana. Jika salah satu diantara pasangan didapati diri diam-diam menikmati mengobrol atau bertemu dengan seorang rekan kerja tertentu, ini tanda awal peringatan bahwa Mommies atau pasangan sedang cari masalah dan melanggar batasan antara rekan kerja.
Tanda bahaya lainnya adalah ketika punya rekan kerja berlawanan jenis yang dirahasiakan dari pasangan. Jika Mommies atau suami ingin perkawinan aman, hubungan dengan rekan kerja dan pekerjaan juga lancar, pastikan terbuka dengan pasangan tentang persahabatan apa pun yang dijalin dengan kolega.
Jika memungkinkan, perkenalkan pasangan dengan rekan-rekan kerja. Keterbukaan tentang hubungan kerja dan interaksi seperti ini akan membantu membangun kepercayaan antara kita dan pasangan. Ini berarti pasangan juga punya hak untuk mempertanyakan setiap interaksi yang kita lakukan dengan rekan kerja di kantor.
BACA JUGA: Kenali Jenis Pelecehan Seksual di Kantor Supaya Waspada
Sumber gambar: Unsplash
Ini untuk orang yang menjalin hubungan romantis dengan rekan kerja atau satu kantor dengan suami/istri. Andai Mommies atau suami berada dalam situasi yang menuntut salah satunya bekerjasama dengan si rekan kerja dalam satu proyek tertentu, menolak mengerjakan proyek itu tentu akan menunjukkan konduite buruk. Bagaimana cara agar tetap profesional? Ajak rekan untuk duduk bersama dan tetapkan aturan dasar, seperti aturan sederhana bagaimana kita dan si rekan kerja akan saling menyapa dan seberapa sering harus saling berkomunikasi. Memang agak merepotkan, tapi batasan harus ditetapkan.
Selalu camkan ungkapan ini: failure to plan is planning to fail. Ya, gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Ini berlaku juga dengan cara kita menangani hubungan kolega antara pria dan wanita di tempat kerja. Jika memang tidak ada hal tentang proyek pekerjaan yang cukup penting untuk dibicarakan sambil ngopi atau makan siang bersama, hindari pertemuan semacam itu. Berhati-hatilah saat berkirim pesan dan sebaiknya sampaikan apa pun yang perlu dibicarakan melalui WAG tim agar semuanya aman.
Satu hal bisa mengarah ke hal lain. Jika salah melangkah, bisa-bisa menyesal karena melakukan sesuatu yang berisiko menghancurkan hubungan atau perkawinan.
Di lain waktu, kita mungkin terpaksa melakukan perjalanan bisnis dengan rekan kerja lawan jenis atau ia ingin traktir makan siang atau makan malam sebagai ungkapan terima kasih untuk peran kita yang besar dalam menyukseskan proyek. Jika ini terjadi, jelaskan dan setujui bersama apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat Anda bekerja bersama dalam sebuah perjalanan bisnis. Ini adalah cara terbaik untuk menghormati batasan rekan kerja pria-wanita di tempat kerja.
Jika rekan kerja bersikeras ingin mentraktir, ajak teman lain atau pasangan masing-masing. Ini bisa menjadi cara yang menyenangkan dan sehat untuk bekerja bersama sekaligus berteman di tempat kerja.
Apa bahan obrolan Anda dengan kolega kantor saat ngobrol? Apakah pasangan Anda bakal dongkol jika ia ikut mendengarkan? Apakah itu chat yang bakal segera Anda hapus supaya pasangan nggak baca?
Untuk menghindari melanggar batasan rekan kerja antara pria dan wanita, tetaplah pada percakapan umum tentang kehidupan, impian, dan aspirasi individu. Dengan kolega yang cukup akrab, kita bisa cerita sedikit tentang pasangan dan komitmen kita bersamanya, kenangan masa kecil, atau cerita-cerita lucu saat tumbuh dewasa. Jangan pernah mengungkapkan detail pribadi tentang diri sendiri, membicarakan detail intim pasangan dengan kolega, apalagi rekan kerja lawan jenis.
Jangan bicara hal-hal negatif tentang pasangan, hindari topik sensitif seperti gaji dan kelakuan ajaib rekan-rekan kerja lainnya, apalagi bos di tempat bekerja.
BACA JUGA: 7 Persiapan Ibu Bekerja Kembali ke Kantor Usai Cuti Melahirkan
Ini sangat penting terutama jika kita secara romantis tertarik dengan seorang rekan kerja dan status kita atau dia tidak memungkinkan untuk menjalin sebuah hubungan romantis atau ada kebijakan perusahaan bahwa karyawan dilarang berpacaran. Jaga jarak dan hindari situasi yang membuat kita dan rekan kerja harus berduaan saja. Saat bicara selalu langsung ke intinya dan segera pergi.
Cobalah sebisa mungkin untuk menjaga hubungan tetap profesional dan jangan biarkan ia tahu bahwa kita tertarik kepadanya. Jika keadaan membuat sulit menghindarinya, mintalah untuk dipindahkan ke tim atau divisi lain.
Ini yang super penting. Memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri adalah kunci untuk memutuskan bagaimana kita menjalani hubungan dengan rekan kerja berlawanan jenis di kantor. Jika kita tahu kita lemah menahan godaan, pastikan tidak ada waktu untuk berduaan dengan rekan kerja lawan jenis apalagi jika memang menyukainya, apalagi jika status kita atau dia tidak memungkinkan untuk mengarah ke hubungan selain sebagai rekan kerja.
Jika merasa hubungan persahabatan bisa mengarah ke area yang berbahaya, putuskan semua hubungan dengan rekan tersebut. Pada titik tertentu, kita juga harus berani membuat keputusan penting untuk melindungi pernikahan kita dan tidak merusak hubungan orang lain.
BACA JUGA: 5 Alasan Ibu Bekerja Takut Pindah Kerja dan Cara Mengatasinya