banner-detik
SELF

Mengenal Perbedaan Stres, Cemas, dan Depresi

author

gitalarasw10 Oct 2021

Mengenal Perbedaan Stres, Cemas, dan Depresi

Selama ini, banyak orang bertanya-tanya apakah dirinya mengalami stres, cemas, atau sudah depresi. Untuk mengetahui perbedaan ketiganya, simak penjelasan berikut. 

Hidup memang tidak selalu berjalan baik. Terkadang, kita merasa sedih dan ingin menyerah. Di sisi lain, kita juga pernah panik menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Saat mengalami hal-hal tersebut, terkadang Mommies mungkin bingung apa nama dari perasaan yang sedang hadir.

Banyak orang salah membedakan kondisi stres, kecemasan, serta depresi. Padahal, ada perbedaan dari ketiganya yang perlu diketahui. Mengetahui perbedaan stres, cemas dan depresi serta mengetahui apa yang kita rasakan dapat membantu menanganinya dengan lebih efektif.

Untuk memahami hal tersebut, Mommies Daily bertanya kepada Lucky Windaningtyas Marmer, M. Psi, seorang psikolog klinis dari Klinik SMC Denpasar. Simak penjelasan berikut ya, Mommies!

Pengertian stres, cemas, dan depresi dalam ilmu psikologi

Menurut Lucky, stres kerap diasosiasikan dengan kondisi yang tidak menyenangkan. Stres muncul ketika terjadi kesenjangan antara tuntutan dengan kemampuan diri atau sumber daya yang ada. Dengan kata lain, stres merupakan bentuk pertahanan diri dan respons alami individu terhadap situasi yang tidak sesuai harapan.

“Pemicu stres ini dapat berupa situasi atau kondisi yang kita alami sehari-hari, misal adanya pertengkaran dengan pasangan, berbeda pendapat dengan atasan, akan maju presentasi di kelas, kendala finansial, deadline tugas atau kemacetan di jalan,” papar Lucky.

mengatasi mata lelah

Sementara itu, cemas didefinisikan sebagai antisipasi terhadap ancaman di masa depan. Cemas merupakan reaksi terhadap stres yang ditandai dengan adanya sensasi fisik—seperti jantung berdebar kencang, berkeringan, gemetar—yang dialami individu saat mereka dalam bahaya atau merasa terancam. Cemas timbul karena adanya persistensi rasa khawatir berlebih, meskipun pemicu stresnya telah berakhir.

Di sisi lain, depresi merupakan suatu gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan adanya efek depresif: yaitu kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang membuat penderitanya cepat lelah dan mengganggu aktivitas. Depresi tidak selalu dipicu oleh penyebab yang jelas, individu dapat mengalami perasaan sedih, tidak berdaya, tidak ada harapan secara konsisten dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 2 minggu.

“Depresi menyebabkan adanya perubahan suasana perasaan yang sangat drastis sehingga individu menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, akademik, maupun urusan rumah tangga,” kata Lucky.

Apa perbedaan ketiganya?

Menurut Lucky, baik stres, kecemasan, maupun depresi, ketiganya merupakan respon emosional yang individu miliki dan bisa saja dialami beberapa kali. Namun, meskipun tampak serupa, tetapi itu semua dapat dibedakan jika dilihat dari sumber asalnya. Lebih lanjut, berikut perbedaan stres, cemas, dan depresi.

Lucky memaparkan, secara umum, stres akan mereda seiring dengan menghilangnya stressor atau pemicu stres. Pemicu stres yang jelas ini membuat individu dapat langsung menyelesaikannya dan meredakan stres yang dialami. Misalnya, seseorang stres karena belum kunjung mendapatkan pekerjaan, tetapi setelah mendapat panggilan kerja, maka ia tidak lagi mengalami stres.

ilustrasi brain fog

Berbeda dengan stres, cemas dan depresi cenderung memiliki sumber yang tidak pasti. Selain itu, terdapat perbedaan durasi. Stres cenderung bersifat short-term, sedangkan cemas dan depresi cenderung persisten atau terus-menerus dialami. Tingkat keparahan juga dapat menjadi pembeda. Stres kronis dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecemasan dan depresi.

“Sadari kondisi apa yang sedang dialami. Jika trigger-nya berasal dari eksternal dan membuat kita kewalahan secara fisik dan psikis mungkin kita sedang mengalami stres. Namun, jika sensasi fisik ataupun gangguan suasana perasaan masih dialami sampai mengganggu produktivitas, maka hal tersebut sudah mengarah pada adanya gangguan kecemasan dan depresi,” jelas Lucky.

Cemas sendiri bersumber dari rasa khawatir berlebih, sedangkan depresi bersumber dari adanya pandangan negatif pada dunia dan diri sendiri.  Dampak dari cemas dan depresi berkepanjangan dapat mempengaruhi kualitas hidup individu.

Bagaimana gejala dan cara mengatasi ketiganya? Simak halaman selanjutnya.

Gejala

Selain dari pengertian, sumber, dan durasinya, Mommies juga bisa membedakan ketiga hal tersebut dengan melihat gejalanya.

Stres kerap ditandai dengan gejala: merasa kewalahan, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, perubahan pola makan.

Cemas: adanya ketegangan otot, berkeringat, jantung berdegup kencang, panik, gugup, sulit berkonsentrasi, insomnia, masalah pencernaan, pikiran obsesif.

Sementara pengidap depresi biasanya merasakan hal ini: kehilangan minat, berkurangnya energi, menurunnya konsentrasi, kepercayaan diri rendah, pesimis, merasa bersalah dan tidak beguna, pola tidur terganggu, nafsu makan berkurang, memiliki pandangan suram mengenai masa depan, serta berpikir untuk membahayakan diri dan bunuh diri.

Cara mengatasi stres, cemas, atau depresi

Nah, jika Mommies sudah mengetahui perbedaan ketiganya, cara menanganinya juga lebih tepat sasaran. Berikut yang bisa dilakukan:

Stres: Stres berkaitan dengan adanya peningkatan hormon kortisol, lakukan hal-hal yang dapat menurunkan kadar hormon tersebut dengan langkah meminimalisir stressor. Coba lihat apa yang membuat kita kewalahan atau frustrasi. Jika memungkinkan untuk mendelegasikan hal-hal yang membuat kita kewalahan, lakukanlah.

Lalu coba untuk mengatur pola tidur, pola makan bergizi, rutin aktivitas fisik, mendengarkan musik yang menenangkan, mandi air hangat, serta mengenali strategi yang efektif untuk menangani stressor yang dihadapi.

journaling

Cemas: Melakukan journalling, mencoba untuk berlatih mindfulness; bercerita pada orang terdekat, latihan pernapasan, memiliki aktivitas harian dan mencoba untuk melakukan hobi. Mommies juga bisa mencari bantuan profesional, seperti terapi kognitif perilaku, yang berfokus pada restrukturisasi pola pikir terkait dengan kecemasan dan pengobatan secara medis.

Depresi: Bercerita pada orang terdekat, seperti keluarga dan sahabat, berlatih mindfulness, rutin berolahraga dan istirahat yang cukup, membuat gratitude journal. Lakukan aktivitas baru atau aktivitas yang disukai, engubah suasana lingkungan (misal mengubah tata letak barang di kamar) dan mencari bantuan profesional.

Itu dia perbedaan stres, cemas, dan depresi beserta pengertian dan cara menanganinya menurut ilmu psikologi. Semoga membantu ya, Mommies.

BACA JUGA:

5 Drakor Yang Mengangkat Isu Kesehatan Mental

9 Tanda Kita Meremehkan Kesehatan Mental

Rekomendasi Psikolog Anak dan Remaja yang Bisa Membantu Kesehatan Mental Buah Hati

 

PAGES:

Share Article

author

gitalarasw

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan