banner-detik
SELF

9 Tanda Kita Meremehkan Kesehatan Mental

author

Sisca Christina06 Oct 2021

9 Tanda Kita Meremehkan Kesehatan Mental

Seperti apa kondisi kesehatan mental kita saat ini? Prima, rapuh, atau justru kita nggak ambil pusing dan meremehkan kesehatan mental kita? Ini tandanya.

Mungkin kita nggak selalu aware dengan kondisi kesehatan mental kita. Punya masalah, stres, dihadapi, cari solusi, beres, repeat. Kemudian kita pikir kita baik-baik aja, karena kita merasa mampu dan kuat. Padahal, bukan nggak mungkin, jauh di dalam hati, ada tekanan emosional atau psikologis yang kita abaikan.

Saat merasa mental sedang nggak baik-baik aja, kita perlu jujur untuk mengakuinya (walau kadang nggak mudah) atau butuh orang lain untuk membantu kita melihat kondisi kita yang sebenarnya. Nyatanya, ketimbang peduli, kita seringkali memilih untuk bersikap abai.

Mengutip Bustle, seorang psikolog klinis Deborah Offner, PhD menyatakan bahwa, ada beberapa alasan mengapa orang menunda berurusan dengan kesehatan mental mereka, yaitu:

  • Adanya persepsi umum bahwa kita perlu 'tangguh', 'kuat' atau 'mandiri'. Itu membuat kita urung meminta bantuan karena takut tampak lemah. Stigma ini masih sering menghalangi kita untuk lebih peduli terhadap kondisi kesehatan mental.
  • Kurangnya waktu atau uang. Boro-boro ke psikolog, prioritas sehari-hari tuh ya, membayar tagihan, kebutuhan rumah tangga, urusan sekolah dan keperluan anak, dan tetek bengek lainnya. Mengurusi kesehatan mental kita sendiri akhirnya nggak menjadi prioritas. Apalagi, biayanya juga nggak ringan, ya.
  • Padahal, ketika mental kita nggak prima, aspek kehidupan lain bisa kena imbas. Hubungan terganggu, kinerja menurun, kesehatan terganggu, tidurpun nggak nyenyak.

    Berikut adalah sembilan tanda bahwa Anda telah meremehkan kesehatan mental Anda dalam waktu yang lama. Yuk, beri tanda centang jika Anda mengalami tanda-tanda berikut. Anggaplah ini sebagai evaluasi mandiri.

    1. Lekas khawatir atau marah, dan levelnya lebih kuat

    Menurut Offner, ketidaksabaran atau lekas marah yang berkelanjutan dapat berarti bahwa Anda nggak mengatasi sesuatu yang mengganggu Anda. "Sifat lekas marah bisa menjadi tanda depresi atau kecemasan," katanya. bahkan, jika kebutuhan kesehatan mental tidak tertangani terlalu lama, Anda dapat mengalami burnout.

    2. Tidur tak nyenyak

    Jika anda sulit mendapat tidur nyenyak, itu artinya lampu kuning. Pasalnya, ada hubungan erat antara kesehatan mental dan gangguan tidur menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI), Amerika Serikat. Masalah kesehatan mental dapat mengganggu tidur; pada saat yang bersamaan gangguan tidur juga dapat memperburuk gejala gangguan mental. Jadi, carilah cara untuk memperbaiki tidur Anda (walau harus ke dokter sekalipun). Sebab, Ini adalah awal untuk memulihkan mental Anda.

    3. Pola makan berubah

    Pasti ada alasan mengapa seseorang kehilangan nafsu makan. Coba cek lagi, apakah itu akibat masalah kesehatan mental atau bukan. Sebab, kecemasan dan depresi dapat mengganggu nafsu makan, lho.

    4. Malas bekerja

    Tempat kerja yang toksik bisa membahayakan kesehatan mental seseorang. Ketika Anda tertekan dan nggak peduli lagi terhadap pekerjaan Anda, itu bisa jadi tanda kelelahan mental. Akhirnya, Anda jadi malas bekerja dan produktivitas menurun.

    5. Mengisolasi diri

    Me-time nggak berarti Anda ngapa-ngapain selalu sendirian. Tapi ketika hampir setiap hal Anda memilih mengerjakannya sendiri, menarik diri dari perkumpulan, teman dan keluarga, dan semakin merasa nyaman untuk sendiri, Anda perlu waspada. Jangan-jangan selama ini Anda nggak menyadari telah mengalami gangguan kesehatan mental.

    Baca juga: Mengenal Positive Mental Health dan Bagaimana Cara Menerapkannya

    6. Dorongan seks hilang

    Nggak mood bercinta karena capek atau alasan lain itu sifatnya temporer jika mental kita sehat. Namun ketika dorongan seks hilang mendadak, atau menyimpang secara drastis dari norma pribadi, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan psikolog untuk mencari tahu, apakah ada masalah kesehatan mental yang mendasarinya.

    7. Kehilangan minat pada banyak hal

    Depresi dan kecemasan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari hingga membuat Anda nggak lagi menikmati aktivitas yang biasanya Anda sukai atau pedulikan. Jangan remehkan hal ini, ya!

    8. Mengalami gangguan fisik

    Gangguan kesehatan fisik yang sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental antara lain sakit perut dan sakit kepala. Walau tidur lumayan, makan juga nggak telat-telat amat, tapi tetap rasanya fisik nggak prima. Bisa jadi, selama ini Anda meremehkan tanda kesehatan mental dan nggak menyadari bahwa level stres yang Anda alami lebih besar dari yang Anda mampu tanggung. Ingat pepatah latin: Mens sana in corpore sano? Itu bukan istilah kosong, lho

    9. Sulit berkonsentrasi

    Padahal libur, tapi tetap nggak bisa enjoy karena sulit berkonsultasi. Ini dapat menandakan penurunan kesehatan mental menurut NAMI. Tak perlu tunggu hingga pekerjaan Anda terganggu untuk memeriksakan diri ke terapis.

    Jika Anda merasakan beberapa dari tanda ini, tak perlu pikir dua kali untuk mencari bantuan. Ingat, mencari bantuan bukan tanda lemah, tapi justru tanda bahwa kita punya kesadaran akan kesehatan mental.  Kiaundra Jackson, LMFT, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dan penulis Staying Sane In An Insane World mengatakan: “Apa pun yang tidak diobati pada akhirnya akan menjadi lebih buruk.". Yuk, bisa, yuk.

    Baca juga: Apa Itu Terapi Ketamine yang Dijalani Marshanda di Luar Negeri?

    Share Article

    author

    Sisca Christina

    Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan