Sorry, we couldn't find any article matching ''
Diet Defisit Kalori, Ingrid Rachman Berhasil Turunkan 32 Kilogram dalam 10 Bulan
Ingrid Rachman bertekad keluar dari jerat obesitas. Dalam waktu 10 bulan, ia berhasil menurunkan 32 kilogram berkat diet defisit kalori yang dijalaninya.
Adakah Mommies di sini yang ingin menurunkan berat badan? Jika iya, mungkin kisah Ingrid Rachman bisa menjadi inspirasi. Wanita yang berprofesi sebagai Head Of Premium Experience Design di PT XL Axiata ini berhasil membuat komitmen untuk mencapai berat badan ideal. Ingrid kemudian menjalani diet kalori defisit dan berhasil menurunkan bobot tubuhnya hingga 32 kilogram dalam waktu 10 bulan. Hasilnya sangat menakjubkan ya, Mommies!
Tidak hanya dengan diet, Ingrid juga aktif berolahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya. Ibu dari seorang putri ini mencoba beragam jenis olahraga mulai dari Body Pump, Cross Fit, aerobik, dan zumba.
Ingin tahu lebih banyak mengenai pengalaman Ingrid Rachman menurunkan berat badannya dengan diet defisit kalori? Yuk simak perbincangan Mommies Daily dengan Ingrid berikut:
Apa yang membuat kamu akhirnya tergugah untuk mengembalikan bentuk tubuh dan mencapai berat badan ideal?
Karena ada momen saya tiba-tiba sesak napas dan pingsan saat acara di luar kota (saat saya jauh dari keluarga) pada 2018 lalu. Di momen itu, muncul rasa takut kalau saya nggak bisa mendampingi anak serta suami saya ke masa-masa selanjutnya. Trigger awal adalah sakit, didiagnosa sangat obesitas, dan berusaha untuk sehat. Saya mengalami obesitas semenjak hamil dan melahirkan di tahun 2005 dan terus bertambah berat badannya. Dan ketika angka timbangan saya mencapai 80 kilogram (maksimal di angka 85 kilogram), saya sering mengalami sesak napas.
Mengapa memilih diet defisit kalori?
Saya menggunakan metode diet defisit kalori karena bagi saya konsepnya simpel. Kalori yang masuk ke tubuh kita tidak boleh berlebih dari yang dibutuhkan. Jika berlebihan, kalori akan tersimpan dalam tubuh dan itu dapat membuat berat badan bertambah.
Saya tidak ke dokter gizi, yang saya lakukan adalah memperbaiki pola makan dengan mengikuti catering makanan sehat yang memerhatikan asupan kalori yang cukup untuk saya. Saya juga banyak mencari referensi seputar diet gizi untuk transformasi ini. Karena konsep saya adalah coba jalankan dulu, sambil dioberservasi. Ternyata hasilnya baik.
Bagaimana dukungan dari keluarga dan teman?
Sangat mendukung dengan memberikan semangat atau terkadang mereka ikut menyingkirkan makanan yang tidak bisa saya makan. Tapi kunci utamanya, pastilah dari pengendalian diri sendiri.
Tantangan terbesar apa yang dihadapi dan bagaimana mengatasinya?
Tantangan terbesar adalah mengubah mindset serta gaya hidup. Yang saya lakukan untuk mengatasinya adalah tahu betul alasan melakukan diet defisit kalori ini. Selanjutnya, tetapkan prioritas, fokus, sabar, menikmati prosesnya dan jangan lupa berdoa.
Setelah itu, bagaimana cara me-maintan berat badan ideal?
Dari memulai perjalanan diet ini, saya memang hanya mengatur pola makan serta olahraga. Setelah mencapai berat badan ideal, kemudian dibiasakan dan menjadi bagian dari gaya hidup saya.
Manfaat apa yang dirasakan baik secara fisik dan psikis, setelah dibarengi dengan olahraga teratur?
Secara fisik lebih sehat, lebih kuat dan memiliki bentuk tubuh yang saya inginkan. Sedangkan secara psikis lebih percaya diri, lebih tenang, serta lebih berpikir secara positif.
Pesan yang ingin disampaikan ke Mommies yang ingin mengembalikan berat badan demi hidup yang lebih sehat?
Tidak ada yang tidak bisa, permasalahannya mau atau tidak melakukannya? Misalnya sering muncul ada alasan nggak ada waktu, ya dibuat jadi ada dong. Kalau hal yang ingin Mommies lakukan adalah bagian dari prioritas hidup, pasti ada waktu. Misalnya seperti anak sakit, pasti kita akan mencari waktu untuk merawat dirinya, kan?
Nah itu dia perbincangan Mommies Daily dan Ingrid Rachman yang dilakukan beberapa waktu lalu. Semoga bisa menginspirasi Mommies untuk menjalankan pola hidup sehat, ya!
BACA JUGA:
Share Article
COMMENTS