Ingin Simpan Darah Tali Pusat Bayi? Baca Dulu 11 Fakta Stem Cell dan Daftar Tempat Penyimpanannya

Etc

Sisca Christina・26 Mar 2021

detail-thumb

Sudah satu dasawarsa ini, tren simpan darah tali pusat bayi sudah marak di kalangan orang tua. Mommies berminat? Simak dulu fakta stem cell berikut.

Rupanya, para seleb juga sudah banyak yang “menabung” darah tali pusat bayi ini saat persalinan. Beberapa di antaranya Franda, Sandra Dewi, Ashanty, Indra Bekti dan Indi Barends. Alasannya, untuk kebutuhan medis anak di masa depan.

Melansir Alodokter, darah tali pusat yang disebut juga stem cell atau sel punca adalah darah yang terdapat pada tali pusat dan plasenta setelah bayi lahir. Stem cells yang terkandung di dalam darah tali pusat inilah yang berperan dalam perkembangan berbagai jaringan, organ, dan sistem tubuh. Sel punca dapat berubah dan bertumbuh menjadi tipe sel-sel lain, misalnya sel mata, sel kulit, sel rambut, sel ginjal, dan sebagainya. Dalam pengobatan, stem cell ini berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak.

Berbagai Fakta Stem Cell

Buat mommies yang sedang hamil dan ingin menyimpan darah tali pusat bayi, simak dulu beberapa fakta stem cell berikut ini. Salah satu fakta terkini yaitu digunakan untuk penyembuhan pasien Covid-19.

Fakta 1: Dipercaya bisa menangani berbagai penyakit

Stem cell dapat digunakan untuk menangani beberapa penyakit mulai dari diabetes, jantung dan kardiovaskuler, radang sendi, autisme, cedera otak, stroke, hingga kanker. Cara kerjanya yaitu dengan melakukan transplantasi steam cell yang dapat memicu pertumbuhan sel-sel tubuh baru untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak akibat penyakit.

 Fakta 2: Bisa digunakan sendiri atau didonasikan ke orang lain

Umumnya, stem cell digunakan oleh pemilik sel itu sendiri jika sewaktu-waktu ia menderita penyakit berat. Beberapa orang tua yang mengidap suatu penyakit, memutuskan untuk menyimpan stem cell ini sebagai tindakan preventif jika si anak terwarisi penyakit serupa dari orang tua. Menggunakan stem cell milik sendiri ini dianggap lebih mudah dan efektif karena tingkat kecocokannya 100%. Namun demikian, stem cell bisa didonasikan dan digunakan oleh orang lain.

 Fakta 3: Pernah menyembuhkan orang dengan HIV

Pada 2007, seorang warga Amerika Serikat, Timothy Ray Brown yang menderita HIV menjalani terapi stem cell, dan virus HIV di dalam tubuhnya berkurang drastis hingga tak terdeteksi. Ia dinyatakan sebagai pasien HIV pertama yang sembuh oleh para dokter.

Fakta 4: Bisa untuk anti aging

 Selain untuk mengobati penyakit, stem cell bisa digunakan juga sebagai terapi anti aging untuk meregenerasi sel-sel kulit akibat penuaan.

Fakta 5: Ada efek samping

Namanya pengobatan, wajar saja bila ada efek sampingnya. Stem cell memiliki sejumlah efek samping jangka pendek atau bahkan jangka panjang (kronis). Di antaranya jumlah sel darah yang rendah, infeksi, pendarahan, anemia, penyakit graft-versus-host, masalah sistem pencernaan, paru-paru, saraf, jantung, hingga ginjal.

Fakta 6: Biaya terapi stem cell tergolong tinggi

Jika melihat kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit kronis, rasanya tak heran kalau biaya pengobatan dengan terapi stem cell ini dihargai cukup tinggi, yaitu hingga ratusan juta rupiah.

Fakta 7: Terapi stem cell tersedia di 12 rumah sakit di Indonesia

Hingga 2020, rumah sakit yang sudah ditetapkan resmi dapat melayani terapi stem cell ada 12, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUP Dr. M Djamil Padang, RSUP Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Kariadi Semarang, RSUP Sanglah Denpasar, RS Dharmais, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Harapan Kita, RSPAD Gatot Subroto.

Faktar 8: Waspadai praktik ilegal stem cell

Mommies perlu waspada pada klinik yang menyatakan bisa menangani terapi sel punca. Tahun lalu, sebuah klinik di Kemang digrebek oleh polisi karena menjalankan praktik stem cell secara ilegal tanpa izin.

Fakta 9: Digunakan untuk mengobati pasien Covid-19

Fakta terbaru, terapi stem cell ternyata sudah terbukti secara klinis dapat membantu penyembuhan pasien-pasien Covid-19 dengan kasus berat dari berbagai usia, anak-anak hingga lansia.

Fakta 10: Biaya penyimpanan stem cell, ada biaya awal dan biaya tahunan

Kisaran biaya penyimpanan awal yaitu Rp11-15 juta, ini sudah termasuk pengambilan dan pemrosesan darah tali pusat. Untuk jasa penyimpanan tahunannya sendiri biayanya sekitar Rp1,5-Rp2 juta. Untuk informasi harga terbaru, mommies bisa tanya langsung ke bank tali pusat.

Fakta 11: Ada batas waktu penyimpanan stem cell

Masa simpan stem cell tergolong lama, yaitu hingga 21 tahun. Namun menurut studi terbaru, stem cell sebaiknya digunakan paling lambat 15 tahun sejak bayi lahir. Belum diketahui lebih lanjut risiko yang mungkin terjadi jika stem cell digunakan setelah 15 tahun.

Daftar tempat penyimpanan stem cell

Jika berniat menabung stem cell, pastikan mommies menyimpannya di bank tali pusat yang sudah mengantongi izin dari pemerintah, seperti berikut:

Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM)

Jl. Kramat VII No. 11, RT 5/RW 1, Kenari, Senen, Jakarta Pusat

Telepon: (021) 230262

Cordlife

Jl. Bungur Besar Raya No. 23, RT 12/RW 2, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat

Telepon: (021) 80864674

ReGeniC Laboratory (Kalbe Farma)

Jl. Jend. Ahmad Yani No. 2, RT 3/RW 13, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur

Dermama Proteomics Laboratory

Jl. Boulevard Raya Gading Serpong, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang, Banten

Telepon: (021) 29542635

Jakarta Clinic - Asia Stem Cell Center

Jl. Cipaku II No. 8, RT 11/RW 4, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Laboratorium Hayandra

Jl. Kramat 6 No. 11, RT 2/RW 1, Jakarta

Telepon: (021) 3909333

Ingat, kesempatan untuk menyimpan stem cell ini hanya sekali seumur hidup, lho, yaitu saat persalinan saja. Jika mommies tertarik untuk menyimpan darah tali pusat anak, sebaiknya rencanakanlah dari sekarang. Jangan lupa, ada pertimbangan biaya tahunan yang harus ditanggung. Bila ada dananya, silakan dilakukan. Tapi kalau mepet-mepet, sih, mungkin pikirin biaya persalinannya dulu aja kali, ya?

Baca juga:

Kondisi Kehamilan Langka Superfetasi: Hamil di Tengah Kehamilan

4 Mitos Varian Baru Covid-19, Ini Faktanya