banner-detik
KIDS

Kenapa Anak Susah BAB? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

author

Sisca Christina18 Dec 2020

Kenapa Anak Susah BAB? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Layaknya makan dan tidur, BAB adalah aktivitas biologis yang sejatinya dilakukan setiap hari. Tapi nggak jarang anak-anak nggak lancar “ke belakang” alias susah BAB. Kenapa anak susah BAB?

Sebetulnya, susah BAB atau sembelit umum terjadi pada anak-anak, dan sifatnya pun sementara. Tapi kalau tiga hari atau lebih anak nggak kunjung BAB kadang bikin orang tua panik: ini tuh sebenarnya wajar nggak, sih? Melihat kondisi anak tampak sehat-sehat aja, kita pun urung periksa ke dokter. Sebenarnya, kapan kita tahu anak akan baik-baik aja dan kapan perlu merasa khawatir saat anak susah BAB?

Beberapa Penyebab Anak Susah BAB

Penyebab anak susah BAB sangat beragam. Umumnya anak-anak BAB sekali dalam sehari. Anak-anak yang buang air besar kurang dari tiga kali seminggu atau lebih jarang dari biasanya, disertai feses yang keras, besar, kering dan sulit dikeluarkan, bisa dikatakan mengalami sembelit. Terkadang, ada juga yang disertai nyeri saat BAB dan keluar darah pada feses. Kalau sampai begini, bisa jadi pertanda serius.

Berikut ini beberapa penyebab anak susah BAB:

Pola makan

Ini salah satu penyebab paling umum kasus sembelit pada anak. Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, produk olahan susu, permen, dan terlalu sedikit mengonsumsi makanan mengandung serat seperti sayuran, buah-buahan dan biji-bijian kerap memicu sembelit. Perubahan pola makan apa pun, misalnya saat anak mommies beralih dari ASI ke susu formula atau susu sapi, atau mulai makan makanan baru, juga dapat memengaruhi feses.

Kekurangan cairan

Kekurangan cairan juga bisa memicu sembelit, karena membuat feses menjadi lebih keras. Oleh karena itu, penting banget buat anak-anak mendapat cairan yang cukup setiap harinya. Kalau anak mommies tipe malas minum, bisa dicoba memberi makanan berkuah seperti sup, atau menambahkan sari buah pada air minum.

Menahan keinginan BAB

Seringkali, anak-anak menahan BAB karena lagi asik main dan nggak mau terganggu urusan toilet. Kadang, bisa jadi anak enggan menggunakan toilet umum. Pengalaman menyakitkan BAB akibat feses yang besar dan keras juga bisa membuat anak memilih untuk menahan hasrat BAB. Ini bisa membuat semakin sulit BAB di kemudian hari.

Perubahan rutinitas

Berlibur dan jauh dari toilet bisa membuat sebagian balita enggan ke kamar mandi. Cuaca panas atau stres juga dapat memengaruhi fungsi usus. Misalnya, hari pertama si kecil sekolah atau ketika anak menghadapi ujian tertentu atau menghadapi presentasi penting juga bisa menyebabkan sembelit.

Kurang aktivitas fisik

Olahraga membantu pergerakan makanan melalui proses pencernaan. Selama pandemi, aktivitas anak-anak berkurang drastis. Kalau anak mommies sering mengalami sembelit selama pandemi, bisa jadi ia kurang aktivitas fisik.

Sedang sakit atau dalam pengobatan

Perubahan nafsu makan karena sakit dapat memengaruhi pola makan anak yang bisa menyebabkan sembelit. Beberapa obat atau suplemen seperti suplemen zat besi dosis tinggi atau obat nyeri mengandung narkotik juga dapat menyebabkan sembelit pada balita. Tapi, zat besi dosis rendah dalam susu formula nggak menyebabkan sembelit, ya.

Riwayat keluarga

Jika ada anggota keluarga mommies memiliki riwayat susah BAB, si kecil lebih mungkin mengalaminya juga. Faktor genetik dan lingkungan tempat tinggal bersama bisa memengaruhi kondisi ini.

Kondisi fisik

Dalam kasus tertentu namun jarang terjadi, masalah anatomi usus, anus, atau rektum dapat menyebabkan sembelit kronis. Cerebral palsy dan gangguan sistem saraf lainnya juga dapat memengaruhi kemampuan anak untuk pergi ke kamar mandi.

Cara Mengatasi Susah BAB

Sebelum berkonsultasi dengan dokter, mommies bisa lebih dulu mencoba mengatasi sembelit pada anak dengan beberapa cara alami berikut:

  • Ubah pola makan. Berikan anak makanan berserat tinggi seperti sayuran hijau (bayam, brokoli, buncis, kacang panjang), buah-buahan mengandung sorbitol seperti manga, pir dan prune. Ini membantu melunakkan feses.
  • Batasi makanan yang dapat memicu sembelit, seperti makanan berlemak yang rendah serat. Batasi juga susu hingga maksimal 2 gelas per hari.
  • Dorong anak untuk minum banyak cairan, tapi bukan cairan susu atau yang manis-manis, ya!
  • Pastikan anak cukup gerak setiap harinya. Biarkan ia beraktivitas di luar ruangan selama 30-60 menit sehari. Menggerakkan tubuh juga membuat perut terus bergerak.
  • Buat waktu-waktu rutin ke toilet, terutama setelah makan dan kapan pun mereka ada hasrat. Biasakan anak duduk setidaknya 10 menit setiap kali ke toilet. Letakkan bangku kecil untuk menopang kaki anak, ini juga bisa membantunya mendorong BAB
  • Ingatkan anak untuk peka terhadap panggilan alam. Ini bisa mommies latih dengan rutin bertanya kepada anak, apakah ada keinginan untuk buang air besar. Pastikan anak berhenti bermain dulu sebelum menjawab supaya ia belajar mengenali hasrat BAB.
  • Kapan Harus ke Dokter?

    Kabar baiknya, susah BAB pada anak biasanya nggak serius. Namun, sembelit kronis dapat menyebabkan komplikasi atau menandakan kondisi yang mendasarinya. Bawa anak ke dokter jika sembelit berlangsung lebih dari dua minggu atau disertai dengan demam, kehilangan nafsu makan, ada bercak darah di feses, perut membengkak, penurunan berat badan, nyeri saat buang air besar, ada bagian usus yang keluar dari anus (prolapse rektum).

    Setelah membaca artikel ini, coba cek, sembelit anak termasuk kategori wajar, atau tidak. Semoga anak mommies nggak sampai mengalami sembelit kronis, ya!

    Baca juga:

    Ingin Anak Lebih Mudah Tidur? Berikan 7 Pilihan Makanan Berikut

    5 Fakta Tentang Bee Pollen yang Wajib Mommies Tahu

    Share Article

    author

    Sisca Christina

    Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan