banner-detik
KIDS

 5 Nilai yang Harus Diajarkan Agar Anak Tidak Korupsi 

author

?author?08 Dec 2020

 5 Nilai yang Harus Diajarkan Agar Anak Tidak Korupsi 

Selalu ada kemungkinan si kecil kelak akan mendapatkan kepercayaan atas posisi tertentu entah itu di pemerintahan atau instansi di mana pun. Pendidikan mental apa yang sebaiknya kita pupuk dari sekarang, agar mereka kuat pendirian tak tembus godaan melakukan korupsi?

GERAM! Satu kata ini yang mampu mewakili suasana hati saya, ketika membaca berita soal bantuan sosial yang tega dikorupsi. Di masa pandemi, ketika banyak rakyat kecil sulit makan karena himpitan ekonomi, eh, ya, kok kepikiran mencari celah - mencuri hak orang lain. Tak tanggung-tanggung uang yang berhasil dicuri sebesar 17M!, hasil dari tiap satu bantuan sosial COVID-19 dikorupsi Rp 10 ribu.

Dari kasus yang sedang hangat diperbincangkan tersebut, pernahkah mommies berpikir. Suatu saat anak kita bisa jadi akan menduduki posisi tertentu di pemerintahan?. Dan tak tertutup kemungkinan, menjadi menteri (AAMIIN). Benih baik apa saja yang idealnya kita tanamkan?, supaya berintegritas, kuat iman akan godaan uang, berapa pun itu jumlahnya. 

Kami bertanya kepada Mbak Vera Itabiliana, Psikolog Anak. Ada lima nilai penting yang sebaiknya kita ajarkan ke anak.

1. Empati

Mbak Vera menyarankan, langkah pertama untuk memulai ini, jadilah role model yang baik dan berempati. Misalnya, mengajak anak memelihara dan merawat hewan peliharaan jika kondisi rumah memungkinkan. Atau libatkan anak dalam kegiatan sosial. Bisa dimulai dari lingkungan terdekat dulu. Contohnya ada kerabat atau tetangga yang terdampak pandemi, dan membutuhkan bantuan. Atau boleh juga donasi buku dan mainan yang masih layak pakai ke lembaga-lembaga yang menampungnya. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti, kenapa penting saling membantu. Setelah itu, regulasi emosi dan validasi emosinya. 

“Perasaan kakak gimana tadi setelah kasih makanan ke bapak-bapak tua?” Dalam kasus ini saya jadi ingat cerita salah satu orangtua murid kelas Jordy (FYI, Jordy kelas 1 SD), si ayah  bertanya pertanyaan semacam itu, dan anaknya menjawab “perasaan aku seperti terbang ke surga, ayah.” Aaah nak, you did a great thing!

Baca juga: 4 Cara Mengajarkan Anak Untuk Bisa Berempati

2. Integritas

Kalau kita bedah dari arti harfiah “Integritas” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran”. Dari tiap katanya saja, nilai yang satu ini sungguh menantang untuk bisa melekat pada karakter si anak. Namun, yuk, tetap optimis kita bisa mewariskan sifat integritas kepada si kecil.

Mbak Vera memberikan kiat-kiatnya:

  • Tetapkan aturan yang jelas, disepakati bersama, dijalani bersama. 
  • Konsisten pada nilai keluarga yang dipegang.
  • Ajari anak untuk berani bersuara, membela diri.
  • Ajari budaya antre.
  • Baca juga: Cara Mengajarkan Integritas pada Anak 

    3. Kejujuran

    Nilai yang kini makin menipis. Sebagian orang lupa, kalau dia nggak jujur dan nggak ketahuan manusia, ada Tuhan yang mengawasi 24 jam tanpa henti. Mari rawat nilai kejujuran pada diri si kecil dengan kiat dari Mbak Vera berikut ini.

  • Hargai cerita dan pendapatnya, jangan menghakimi.
  • Belajar atur reaksi saat anak bercerita, agar ia tidak takut bercerita lagi. 
  • Bentuk pola komunikasi yang baik, sehingga anak datang pada kita saat ada masalah. 
  • Jawab semua pertanyaan anak, ajak cari tahu bersama saat belum atau tidak tahu jawabannya. 
  • 4. Bersyukur

    Anak itu baru bisa melakukan sesuatu secara konsisten, jika di sekelilingnya (minimal orangtua) melakukan hal yang selaras. Jadi Mbak Vera menekankan, poin-poin di bawah ini:

  • Sangat krusial menjadikan bersyukur sebagai topik pembicaraan sehari-hari. Latih setiap malam, dengan cara bertanya apa yang membuat dirinya senang di hari itu. Jangan terpaku pada jumlahnya, yang penting dia berani mengungkapkan perasaannya. Dengan menyebut yang membuat dirinya senang di kurun waktu tertentu, akan membuat anak mengingat kembali - bagaimana detail perasaan senang dan bersyukur dapat melewati hari dengan gembira. 
  • Selanjutnya, ajari anak berbagi dengan orang yang membutuhkan. Bentuknya disesuaikan dengan kemampuan keluarga mommies masing-masing. 
  • Rutin decluttering mainan dan baju, sehingga anak belajar untuk rela melepaskan sesuatu.
  • Baca juga: 5 Cara Agar Anak Bisa Belajar Bersyukur

    5. Ajari anak bedanya kebutuhan dan keinginan

    Sering mendengar atau membaca kalimat ini? Yep, sama mommies. Ternyata nggak cuma berlaku untuk orang dewasa, supaya nggak kalap saat belanja :D. Dari kecil nilai ini sangat memungkinkan untuk ditanamakan. 

    Baca juga: 5 Cara Ajarkan Anak Paham Antara Kebutuhan dan Keinginan

  • Ajak anak diskusi tentang topik ini. Contohnya ketika anak minta dibelikan tas baru, padahal ransel di kamarnya masih ada beberapa. Tanya kenapa dia mau beli ransel tersebut? Apa kepentingan dan manfaatnya? Apa ada hal lain yang lebih dibutuhkan untuk dibeli? Soal harga, masuk akal nggak? 
  • Jadi contoh. Poin ini saya pikir berlaku untuk semua nilai-nilai baik yang hendak kita ajarkan, ya. Kan, nggak bijak kalau kita menyarankan anak bisa membedakan kebutuhan dan keinginan, eh mommies sendiri masih hobi menimbun barang-barang yang sebetulnya tidak masuk dalam kategori kebutuhan primer. 
  • Ajari mengatur keuangan sejak dini. Nah, melek finansial dari kecil bukan melulu soal menabung, tapi juga tentang menghasilkan uang, berbagi bahkan bagaimana cara berbelanja. Soal atur keuangan ini, mommies bisa tonton penjelasan lengkap di video ini, ya.
  • -

    Kami keluarga tim Mommies Daily berdoa, anak-anak kita adalah pribadi yang mampu mengemban amanah, dalam jabatan apa pun itu dan di mana pun itu. Untuk mommies, semangat, yuk, jadi contoh yang baik untuk mereka :)

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan