banner-detik
PARENTING & KIDS

Anak yang Bermain Bersama Ayah Bisa punya Self Control Lebih Baik

author

annisast24 Nov 2020

Anak yang Bermain Bersama Ayah Bisa punya Self Control Lebih Baik

Parenting di tahun 2020 sudah tidak lagi mengesampingkan peran ayah. Riset terbaru menunjukkan ayah yang rajin bermain bersama anak, membuat anak punya self control yang lebih baik di masa depan.

Bicara bermain dengan anak yang jadi sudut pandang selalu ibu, padahal keterlibatan ayah sejak anak masih bayi ternyata berhubungan langsung dengan perkembangan kognitif dan sosial emosional anak.

Dari riset PEDAL Research Centre, Faculty of Education, University of Cambridge dan The Lego Foundation, meneliti para ayah yang meluangkan waktu untuk bermain dengan anak, terutama mainan yang bersifat fisik atau rough play. Biasanya, ayah-ayah ini akan lebih sering bermain bersama anak saat bayi dan mulai berkurang frekuensinya ketika anak masuk usia sekolah.

Dilansir The Guardian, ayah yang bermain fisik dengan anak seperti kelitikan, kejar-kejaran, dan piggy back (menggendong di punggung) membantu anak untuk mengontrol perasaannya.

Riset ini adalah review dari 78 studi, kebanyakan dari Eropa dan Amerika Serikat dari tahun 1977 sampai 2017 yang menunjukkan korelasi konsisten antara proses bermain ayah dan anak dan kemampuan anak mengontrol diri di masa depan.

Kebanyakan dari ayah ini bermain bersama anak setiap hari. Semakin berkualitas waktu yang dihabiskan bersama ayah, semakin anak tidak menjukkan tanda hiperaktif atau keksulitan emosi dan behavior lain. Mereka juga lebih bisa mengontrol emosi dan tidak mudah tersulut keributan dengan anak lain di sekolah.

“Bermain fisik membentuk situasi yang seru dan menyenangkan du mana anak bisa mencoba regulasi diri. Kamu harus mengontrol kekuatan, belajar ketika sudah keterlaluan, atau mungkin ayahmu tak sengaja menginjakmu dan kamu merasa itu berlebihan. Ini adalah sebuah tempat aman di mana anak belajar merespon. Ketika anak bereaksi dengan salah, dia mungkin akan dimarahi tapi kan bukan akhir dari segalanya, di permainan selanjutnya dia akan ingat bagaimana harus bersikap,” ujar Paul Ramchandari, profesor of play in education, development, and learning University of Cambridge.

Riset ini bisa jadi trigger untuk ayah bisa jadi lebih terlibat. Jangan malu lagi menjadi satu-satunya ayah yang datang ke sekolah atau membawa anak playdate dengan temannya. Mengurus anak, bermain bersama anak, bukan hanya tanggung jawab ibu!

Baca juga: 

5 Kebiasaan Ayah yang Bisa Jadi Contoh Baik untuk Anak

5 Perusahaan Ramah Ayah di Indonesia

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan