Sorry, we couldn't find any article matching ''
Hal Sepele Tapi Berarti yang Bisa Ayah Lakukan Untuk Anak
“Sepele”, sih, tapi berarti banget buat anak (dan ibu).
Sebetulnya, ayah-ayah yang sudah biasa mandiin dan suapin anak juga nggak perlu dielu-elukan atau terlalu sering dikasih appreciation post, sih, Mommies! Because all he did was parenting, not helping! Lah wong dia bapaknya, memang kudunya demikian, kan, tanpa perlu kita mintain tolong dan bilang terima kasih?
Tapi, nih, tapi… memang nggak sedikit juga ayah-ayah di luar sana yang nampaknya sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dan lelah luar biasa mencari nafkah sehingga hanya punya sedikit waktu untuk dihabiskan bareng anak.
Ada yang bahkan sempatnya hanya di akhir pekan. Memang tidak ada yang salah dengan keadaan ini. Namun, kalau dari pandangan para ibu, ada banyak sekali hal “sepele” yang sebetulnya bisa ayah lakukan untuk anak dan bersama anak. Hal “sepele” tersebut besar artinya, lho!
Baca juga: Ayah, Kalian Bukan Support System
“Ajak anak muter komplek sebentar biar saya bisa napas di rumah.”
Suami WFH, saya juga, tapi sambil mengerjakan pekerjaan rumah yang kebanyakan perintilan. Tentu sulit, karena begitu lepas dari laptop, anak langsung nempel, ngebuntutin ke mana-mana, maka solusi banget kalau ayahnya mau ngajak dia muter keliling komplek naik mobil.
“Main kuda-kudaan, sepele, tapi nagih buat anak.”
Melakukan pekerjaan rumah itu ibaratnya sudah seperti olahraga, fisik pasti akan banyak bergerak. Kalau udah capek lalu anak minta permainan esktrem semacam naik kuda-kudaan di punggung, waduh, Mamak nggak kuat, Nak! Untung si ayah siap sedia jadi kuda. Ayahnya olahraga, anaknya ketagihan!
“Stop bentar dari anything saat anak nunjukkin karyanya.”
Seharian ngadepin laptop, video conference, telefonan sana sini, cek hp karena urusan kerjaan. Judulnya, sih, kerja di rumah, tapi badan dan pikiran ikut “online” bahkan sering lembur. Kalau sudah begini, akan sangat berarti saat suami bisa berhenti sebentar, benar-benar memerhatikan ketika anaknya manggil buat nunjukkin hasil karyanya, sesimpel lego yang baru dirakit, gerakan dance terbarunya, nyodorin hasil lesnya, lalu merespon dengan pujian atau kasih feedback yang menggambarkan betapa dia bangga.
“Melakukan hal yang nggak sempat saya lakukan.”
Buat ibu yang sudah kembali WFO, tentu kembali lagi menghadapi rutinitas pagi nan ribet. Siap-siap, buru-buru ngejar ini itu sebelum berangkat, sampai akhirnya urusan rumah yang penting seringkali ke-skip. Akan sangat berarti kalau celah-celah yang terlewat itu bisa ditutup sama Ayah yang gercep dan penuh inisiatif untuk melakukannya.
“Bantuin pakai baju setelah anak dimandiin.”
Oke, lah, dia nggak sempat mandiin anak, tapi at least, bantu anak saat harus pakai baju sehabis mandi. Buat anak balita, rutinitas mandi aja udah berentet. Kamar mandi rasanya kaya kapal pecah setiap habis mandi, belom lagi becek sana-sini. Ambil alih untuk nggak ngebiarin anak telanjang lama-lama saja sudah cukup.
Baca juga: 8 Hal yang Perlu Diingat Ayah Ibu Saat Membesarkan Anak
“Dongeng sebelum tidur.”
Ada, kan, ibu-ibu yang baru bisa konsen bekerja, bahkan punya waktu buat buka laptop, di malam hari saat anak terlelap. Tapi, ritual boboin anak sendiri tantangannya besar. Kalau nggak anaknya yang melek terus, kitanya yang malah ketiduran duluan. Jadi, kalau si ayah bisa dongengin anak sampai dia terlelap demi ibu nggak kerja sampai larut, sih, makasih banget!
“Mimpi indah, ya, Nak.”
Kalimat ini, tuh, seperti doa. Dengan ayahnya yang setiap malam ngucapin ini sebelum anak tidur, saya percaya, sih, anak bisa meresapi itu dan doa ayahnya kuat untuk si anak bisa benar-benar mengalami mimpi yang indah.
“Nemenin anak ngerjain PR...”
...karena hal ini sangat jarang bisa ia lakukan akibat pulang kerjanya selalu malam hari. Jadi, kalau dia sempat buat melakukannya, buat saya ini berarti banget. Buat anak juga, tentunya!
“Ingat sama rutinitasnya, nggak pernah bolong!”
Kebetulan ayahnya anak-anak rajin cuci mobil setiap hari Minggu pagi. Anak-anak selalu dilibatkan karena sudah cukup besar buat bantuin. Hebatnya, rutinitas ini nggak pernah absen dilakukan. Buat si suami, ini me-time, buat anak-anak, ini fun time. Semua happy!
“Selalu ambil cuti di saat-saat penting buat anak.”
Suami saya kebetulan nggak pernah absen saat anak performance, terima rapor, recital, dan sebagainya. Dia begitu dari anak kami masih bayi, nggak pernah absen buat nganter anak imunisasi, karena biasanya kami lakukan di hari kerja, menghindari antrean yang ramai di weekend.
“Pelukan semenit sebelum berangkat kerja.”
Kebetulan ayahnya si kecil selalu menerapkan hal ini sebelum berangkat kerja. Anak juga sudah hafal dan sudah jadi rutinitas mereka berdua, lah buat pelukan selama satu menit. Semoga begini terus sampai besar.
Ada yang suaminya udah sering banget melakukan ini? Keep it up! Mumpung anak masih menikmatinya. Karena ketika sudah remaja, mungkin akan beda ceritanya!
Baca juga: Ini Tantangan yang Dihadapi Ayah dengan Anak Remaja
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS