banner-detik
PARENTING & KIDS

8 Hal yang Perlu Diingat Ayah & Ibu Saat Membesarkan Anak

author

Sisca Christina11 Nov 2020

8 Hal yang Perlu Diingat Ayah & Ibu Saat Membesarkan Anak

Catatan penting buat orang tua: Parenthood is a team of two persons, mother and father. 

Coba deh renungkan. Dalam “parenting” meski semestinya menjadi tanggung jawab dua orang yaitu ayah dan ibu, tapi prakteknya seringkali porsi ibu lebih banyak. Buktinya, dalam berbagai workshop parenting, pesertanya kebanyakan para ibu. Bukan nggak mungkin juga, artikel-artikel parenting kebanyakan dibaca oleh para ibu, hahaha. Iya apa iya? 

Idealnya, parenting dijalani oleh tim yang solid, terdiri dari ayah dan ibu. Parenthood akan lebih “enteng” kalau tanggung jawabnya dipikul sama-sama. Ngejalaninnya juga lebih seirama kalau dua-duanya sama-sama paham metode parenting mana yang mau diterapin ke anak. Kalau hanya salah satu orang tua saja yang concern, dalam perjalanan mengasuh anak berpotensi timbul banyak kendala dan menciptakan kebingungan pada anak ketika orang tuanya nggak seiring sejalan.

Iya, iya, memang ayah dan ibu punya peran dan fungsi yang berbeda. Nggak bisa diharapkan untuk sama porsinya dari A-Z. Ayah dan ibu ada untuk saling melengkapi dan menyempurnakan perannya masing-masing. Tapi, kalau pemahaman keduanya sejajar dalam urusan parenthood, niscaya bakal lebih indah hasilnya. So, mommies and daddies, yuk refresh kembali tentang beberapa hal yang harus diingat seputar parenthood, supaya langkah orang tua bisa seirama lagi dalam pengasuhan anak.

Sama-sama bisa ambil keputusan

Sebagai “manajer rumah tangga”, para ibu seringkali menjadi “sole decision maker” di rumah, akibat minimnya keterlibatan ayah dalam hal parenting. Contoh nih: ada aturan untuk anak tidak boleh main gadget di luar weekend. Mendadak anak minta ekstra di weekdays. Ketika anak minta ijin pada sang ayah, si ayah bilang: “tanya sama mama”, padahal aturan itu dibuat jelas dan diketahui bersama antara orang tua dan anak. Jadi, para ayah juga harus belajar mengambil keputusan, bukan melempar keputusan. 

Membagi waktu berdua

Sekarang bukan lagi jamannya pembagian tugas orang tua bak jaman purbakala: ayah kerja, ibu urus anak. Meski ayah sibuk bekerja, tetap tidak menganulir tanggung jawabnya di rumah sebagai ayah untuk mengasuh dan mendidik anak. Kedua tanggung jawab ini sama pentingnya dan nggak bisa pilih salah satu saja. Apalagi, banyak ibu jaman sekarang yang juga memtuskan untuk bekerja. Oleh karena itu, orang tua harus pintar bagi waktu untuk bergantian mengasuh anak di rumah, tanpa melepaskan tanggung jawabnya sebagai pekerja.

Saling mendampingi

Sebagai pasangan, jangan lupa untuk saling mendampingi. Ketika salah satu sedang kelelahan atau sedang sangat sibuk, memberi back up dengan mengambil alih tugas sementara bisa sangat berharga. Tapi ingatlah untuk kembali lagi kepada tugas dan tanggung jawab masing-masing, jika urusan sudah selesai.

Menyadari bahwa parenting adalah pekerjaan nyata, bukan sampingan 

Ketika di kantor, orang tua adalah pekerja. Sampai di rumah, orang tua juga punya pekerjaan sungguhan: mengasuh anak. Coba bayangin kalau mengganti popok anak, memberi makan, mengajak bermain, membacakan cerita, menemani belajar dianggap sebagai pekerjaan sampingan yang bisa ditunda-tunda.

Bisa-bisa, anak-anak tidak terurus, kesehatan dan tumbuh kembang mereka pun bisa terganggu. Seperti halnya pekerja di kantor sudah paham bagaimana harus bekerja tanpa perlu diberi tahu lagi, begitulah sepatutnya orang tua di rumah dengan perannya masing-masing. Tanpa perlu salah satunya meminta, sudah bisa mengambil bagiannya masing-masing.

Sama-sama belajar mengelola emosi

Mengasuh anak adalah pekerjaan yang cukup menantang secara emosional. Oleh karena itu, antara ibu dan ayah perlu sama-sama belajar mengelola emosi, dan belajar saling menenangkan jika salah satu sedang merasakan emosi negatif. Kelelahan, stres dan urusan pekerjaan bisa membuat seseorang menjadi lebih sensitif dan mudah marah dan bisa berimbas pada pengasuhan anak bila emosi tidak terkelola dengan baik. Sepanjang menjadi orang tua, ayah dan ibu perlu terus belajar dan berkembang. Jadilah “penenang” bagi pasangan.

Sama-sama punya me-time

Ini wajib demi menjaga kesehatan mental orang tua. Saya sendiri menerapkan tiga waktu penting dalam diri saya: family time, couple time dan me time. Mommies, biarkan suami keluar rumah sejenak menjalankan hobinya. Daddies, berikan waktu nyalon atau liburan kepada istri bersama teman-temannya. Dan biar bagaimanapun orang tua itu couple, luangkanlah waktu sejenak buat “pacaran” lagi. Anak-akan juga bakal lebih happy melihat orang tuanya harmonis. 

Jangan sampai salah satu merasa paling terkuras energinya

Kalau ini sampai terjadi, cek kembali, jangan-jangan fungsi dan peran ayah dan ibu melenceng dan dikendalikan oleh salah satu, si ayah atau si ibu saja. Cepatlah sadari dan kembalikan fungsi dan peran masing-masing pada jalurnya, supaya nggak kelelalan dan terjadi “burn-out”.

Anda adalah orang tua yang luar biasa

Terlepas dari perjalanan parenthood yang bagaikan roller coaster, ingatkan selalu pada diri dan pasangan bahwa Anda adalah orang tua yang luar biasa bagi anak-anak Anda. Menjadi orang tua adalah privilege dari Tuhan, dan ini adalah tugas panggilan yang sangat mulia: membentuk dan membesarkan anak-anak untuk menjadi generasi penerus yang bermental sehat dan berhati mulia. Berbesar hatilah menjalani peran orang tua bersama pasangan Anda, dan katakan: saya bahagia menjadi orang tua.

Yuk, mommies, ajak suami untuk selalu hand in hand dalam menjalani peran dan menikmati setiap detiknya menjadi orang tua.

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan