banner-detik
PRETEEN & TEENAGER

Ini Tantangan yang Dihadapi Para Ayah dengan Anak Remaja

author

dewdew01 Nov 2019

Ini Tantangan yang Dihadapi Para Ayah dengan Anak Remaja

Saat remaja, rasanya kita yang paling tahu soal dunia. Ketika punya anak remaja … eehhh kok bingung juga kenapa anak remaja segitunya?

Sebagai orang tua, terasa sekali kalau menghadapi remaja itu nggak mudah. Coba kilas balik, dulu waktu remaja bagaimana?

Mari Rayakan Masa Remaja Kalian, Nak! - Mommies Daily

“Ah nggak separah sekarang, deh,kayaknya ya...hahahaha” ungkap Amet, seorang karyawan swasta ketika ditanya bagaimana menghadapi anak remaja dari kacamata seorang ayah. Iya, lain dulu, lain sekarang. Zaman udah berubah, tantangannya juga udah beda. Yuk, simak beberapa tantangan para ayah di masa kini dalam menghadapi anak-anaknya yang jelang remaja atau jelang dewasa.

“Saat ini yang paling menantang buat saya adalah belajar untuk bisa dan terus sabar ketika menghadapi anak remaja yang mulai bisa memberontak dan kurang peka dengan sekeliling akibat gadget.”

Andri Raditya, 43 tahun, Pekerja Kreatif

“Salah satu tantangan yang lumayan bikin pusing ketika kita harus bersaing dengan influencer media sosial yang dia follow. Ya, namanya anak umur-umur remaja, kan, mau itu yang dilakukan tergolong minus, ya, dia ikutin saja, yang penting kelihatan kewl. Parah, deh.”

Risson Ramadhani, 42 tahun, Digital Strategist

(Baca: Sosok Para Ketua BEM yang Layak Jadi Idola Anak Remaja)

“Ada 4 tantangan berat buat ayah remaja masa kini menurut saya. Satu, bagaimana kita bisa jadi role model gaya hidup milenial dan GenZ yang sudah serba praktis. Dua, ketika orangtua harus saingan sama gadget, dan mereka merasa lebih perlu gadget daripada ibu bapaknya. Tiga, belajar dan memahami aturan agama sudah susah pakai cara lama, harus cari cara baru yang lebih dekat dengan mereka. Keempat, lingkungan yang jadi salah satu “lawan” terberat orangtua, terutama teman sebaya.”

Iswari, 40, Karyawan Swasta

“Buat saya pribadi, tantangan paling berat adalah ketidakhadiran ibunya yang sudah berpulang beberapa tahun lalu. Dulu pembagian tugas kami memang cenderung konvensional, almarhumah full mengurus anak-anak termasuk rumah tangga, saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan finansial. Otomatis anak-anak lebih dekat sama ibunya, sekarang giliran ibunya nggak ada, sulit buat saya membuat anak-anak terbuka sama saya, terutama anak-anak perempuan.”

Amet, 43 tahun, Karyawan Swasta

“Kalau menurut saya, sih, tantangan terberat adalah jarang hadirnya figur ayah buat anak-anak. Terutama kalau para ayah terlalu sibuk, ya. Kalau nggak ada ayah, lebih gampang buat anak-anak jadi labil. Apa lagi buat anak laki-laki. Tanpa bermaksud mengecilkan peran ibu yang bagai rembulan untuk anaknya, tapi anak-anak juga butuh mentari dalam hidupnya, yaitu ayahnya.”

Ale, 47 tahun, Pengusaha.

(Baca: Pesan Pernikahan Untuk Anak Remajaku)

“Sebagai ayah dari 4 orang anak perempuan remaja tantangan paling berat adalah menjaga mereka untuk tetap lurus, terutama dalam pergaulan. Seks bebas itu, sih, yang saya takutkan. Apalagi di era internet yang semuanya serba mudah aksesnya, lengah sedikit aja sebagai orang tua maka anak-anak bisa belok jalannya.”

Musa, 39 tahun, Wiraswasta

Baca juga: Ketika Anak Remaja Mengaku Dia Sudah ML, Orangtua Harus Bagaimana?

“Menjelaskan soal seks dan narkoba tanpa terkesan menggurui dan bagaimana menanamkan pendirian yang teguh sama anak soal itu. Karena 2 hal itu termasuk jadi penentu langkah masa depan mereka. Apa lagi kalau sudah sampai bergaul sama narkoba, susah banget ke depannya nanti.”

Uus Rusamsi, 45 Tahun, Freelancer

Baca juga: Tips Berbicara Tentang Seks Kepada Anak Remaja

“Berkomunikasi, menyamakan persepsi, berempati pada situasi dan kondisi baik anak ke orangtua, maupun orangtua ke anak, itu lumayan challenging buat saya. Gaya komunikasi tiap generasi itu, kan, beda. Buat saya apa yang mereka lakukan nggak sesuai dengan etika, budaya, dan agama. Tapi buat mereka lain lagi ceritanya. Suka ada miskom antara saya dengan anak, dalam hal berkomunikasi, ya.”

Andrie Ridwan, 44 tahun, Wiraswasta

Saya sendiri setuju dengan beberapa pendapat bahwa era digital membuat orangtua masa kini lebih banyak PR nya dibanding orangtua beberapa generasi lalu. Derasnya alur komunikasi, lancarnya akses menuju apa pun, entah itu negatif mau pun positif, membuat kita, orangtua para remaja masa kini kudu benar-benar waspada. Ada yang mau menambahkan?

(Baca: 8 Hal yang Diinginkan Oleh Anak Remaja Saya dari Mamanya)

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan