Orangtua, Kenali 3 Penyebab Anak Stress Saat Belajar dari Rumah

Elementary Schoolers

fiaindriokusumo・04 Nov 2020

detail-thumb

Berita kematian anak usia sekolah yang dikaitkan dengan kondisi PJJ hendaknya membuka mata orang tua untuk memahami penyebab anak stress saat belajar dari rumah.

Sempat ramai di berita mengenai kejadian memilukan yang menimpa siswa – siswi sekolah dari beragam tingkatan pada periode bulan Agustus hingga Oktober. Kasus pertama, siswi kelas 1 SD yang dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri, lantaran sang ibu kesal karena putrinya sulit memahami pelajaran yang diberikan. Peristiwa selanjutnya, kasus bunuh diri siswa kelas 2 SMAN di Gowa, Sulawesi Selatan. Korban merasa stress karena tugas sekolah terlalu banyak dan internet susah didapat. Dan, terakhir pada 27 Oktober 2020, siswa SMP di Tarakan, Kalimantan Utara gantung diri, lagi-lagi disinyalir pendorong korban melakukan bunuh diri karena tugas sekolah.

Ketidaknyamanan menjalani PJJ tak hanya dirasakan oleh anak-anak dari daerah ataupun dari kalangan ekonomi menengah bawah. Tak sedikit kok, anak-anak dari kota besar dan kalangan kaya merasakan hal yang sama. Padahal, mereka tak memiliki kendala kuota internet maupun alat penunjang seperti smartphone.

Rasa-rasanya, ada yang perlu dibenahi dari sistem Pelajaran Jarak Jauh, karena kalau tidak, maka akan semakin banyak korban, terutama dari sisi Kesehatan mental, baik itu anak, orang tua maupun tenaga pengajar.

Hasil obrolan saya dengan mbak Vera Itabilliana, Psikolog Anak dan Remaja memberikan penjelasan menarik dan penting untuk dipahami oleh para orang tua, mengenai hal apa saja yang seringkali menjadi penyebab anak stress

Baca juga: Penyebab Anak Sulit Beradaptasi

1. Terpangkasnya kebutuhan anak

Kebutuhan apa saja yang dimaksud di sini? Kebutuhan anak-anak untuk bermain bebas serta kebutuhan untuk bersosialisasi dengan teman-teman secara langsung, tidak secara virtual. Ketika kebutuhan-kebutuhan ini terpaksa dihilangkan, maka anak rentan mengalami stress.

2. Kegiatan online yang ternyata jauh lebih melelahkan

Yes, kegiatan online ternyata jauh lebih melelahkan terutama secara mental karena less human touch. Hal ini mengakibatkan kurang adanya pendekatan secara personal dari guru. Anak benar-benar hanya sekadar mengerjakan tugas-tugas latihan.

3. Tugas yang banyak dan keterbatasan orangtua sebagai pengajar jug menjadi salah satu penyebab anak stress

Di awal-awal pandemi, ketika kegiata belajar mengajar dipindah ke rumah, betapa ramainya keluh kesah orang tua yang merasa pusing mencari cara mendidik anak. Kebayang kan, orang tua yang memang tidak punya ilmu untuk mengajar, dipaksa menjadi guru berbarengan dengan tugas-tugas orang tua lainnya. Tak heran, banyak orang tua menjadi emosi tingkat tinggi.

Baca juga: Emosi Meningkat di Saat Menemani Anak Belajar di Rumah, Lakukan Hal Ini!

Tugas-tugas sekolah di masa PJJ ini, idealnya tidak membebani, sifatnya seperti proyek, deadline tidak mepet dan berkaitan dengan life skill. Sayangnya saat ini masih banyak sekolah-sekolah yang sekadar memindahkan kelas belajar biasa dalam bentuk online.

Maka, ada baiknya dari Kementerian Pendidikan serta pihak sekolah, bekerja sama untuk mencari format yang tepat dalam menjalani sistem belajar dari rumah ini.

Daaaan, mari berandai-andai, jika ternyata ada wacana membuka sekolah untuk kegiatan belajar mengajar normal, penting untuk orang tua terutama dengan anak usia SD, melatih atau melakukan stimulasi di rumah mengenai protocol kesehatan yang wajib mereka jalani.

Baca juga: PJJ Bukan Memindahkan Tugas Guru ke Orangtua