banner-detik
NEWBORN

Mengenal Kolik pada Bayi Baru Lahir

author

RachelKaloh08 Oct 2020

Mengenal Kolik pada Bayi Baru Lahir

Bayi menangis tidak berhenti dengan alasan yang tidak pasti? Itulah kolik. Ketahuilah apa yang harus kita lakukan saat terjadi kolik pada bayi. 

Bicara soal kolik pada bayi, memang terkesan sedikit misterius, karena tanda yang terlihat hanyalah bayi menangis lebih sering dari biasanya. Biasanya kolik terjadi beberapa minggu awal setelah bayi lahir dan akan berhenti setelah berusia 4 bulan. Tentu hal ini bisa mengundang kepanikan, terutama pada ibu baru yang di sore jelang malam harus menghadapi tangisan bayi yang lebih heboh dan sulit diredakan.

Baca juga: Tanda-tanda Bayi Terlalu Lelah

Tidak selamanya kolik pada bayi berarti perut kembung atau masuk angin

Menurut dokter spesialis anak, Ronal Barr, MDCM., FRCPC, yang juga merupakan ahli perilaku bayi dari Universitas di British Coloumbia, Kanada, ada bayi yang jarang menangis dan ada bayi yang sering menangis, namun hal ini tidak berarti ada sesuatu yang salah dengan bayi. Selain itu, ia menambahkan, bahwa tidak ada bukti ilmiah bahwa simethicone atau unsur penyalur gas dalam perut yang diklaim oleh obat-obat tertentu akan menyembuhkan kolik. Namun, dari sebuah riset awal pada bayi-bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, ditemukan fakta bahwa Lactobacillus reuteri, bakteri sehat yang terdapat dalam suplemen yang dikonsumsi ibu dapat menurunkan tingkat tangis bayi hingga 95%, walau belum ditemukan korelasinya.

Kondisi lain yang diduga dapat menjadi penyebab kolik

Pada bayi baru lahir, khususnya yang lahir prematur, sistem sarafnya belum berkembang dengan baik, hal ini bisa menjadi penyebab kolik pada bayi sehingga bayi menangis cukup sering dan lama. Meski belum ada bukti ilmiah bahwa kolik disebabkan oleh perut kembung, namun kondisi gangguan pencernaan, termasuk produksi gas dalam saluran cerna dan usus yang sensitif terhadap jenis protein tertentu merupakan faktor paling umum penyebab kolik pada bayi. Akan tetapi, ingat juga bahwa rasa lapar maupun terlalu kenyang juga dapat membuat bayi tidak nyaman. Sementara, yang mampu bayi lakukan hanyalah menangis. 

Bahkan, menurut Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K), faktor psikologis juga bisa menyebabkan bayi mengalami kolik. “Kolik banyak permasalahannya dan antar bayi bisa memiliki gejala yang beda,” tegasnya. Bayi yang baru berusia satu bulan bisa saja mengalami kerinduan hidup di dalam kandungan ibunya. Perpindahan dari kandungan ke dunia merupakan hal yang mengejutkan bagi bayi, tidak heran di masa awal setelah lahir, bayi merasa tidak nyaman.

Yang dapat dilakukan ketika bayi mengalami kolik

Mengacu pada penjelasan Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K), itulah sebabnya, bayi yang mengalami kolik biasanya akan cenderung merasa lebih baik jika digendong atau dipeluk oleh ibunya. “Digendong bapaknya mungkin tidak mempan, karena memang bau ibunya penting,” tuturnya.

Sementara, faktor lain seperti sensitivitas bayi terhadap jenis protein tertentu erat hubungannya dengan konsumsi susu sapi. Bisa saja bayi mengalami intoleransi protein dari susu sapi atau produk susu lain. Tentunya, kita semua tahu bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, namun pada kondisi tertentu, konsumsi susu formula mungkin juga dibutuhkan, dengan catatan harus berdasarkan resep dokter, untuk menghindari terjadinya efek samping yang tidak diinginkan pada bayi.

Selain itu, kemungkinan sensitivitas terhadap jenis protein juga bisa saja terjadi ketika ibu mengonsumsi susu maupun makanan berbahan dasar susu selama menyusui. Cobalah berhenti mengonsumsi susu maupun makanan berbahan susu dalam jangka waktu tertentu. Sebagai pengganti susu, konsumsilah sumber kalsium lain seperti suplemen.

Baca juga: Kenapa Bayi Ganmpang Terkena Sakit Kuning?

Kondisi saat mengalami kolik yang perlu diwaspadai

Kolik sebetulnya bukanlah penyakit yang membahayakan kesehatan bayi. Selain menggendong bayi agar ia merasa lebih nyaman, Anda bisa memijat perut bayi dengan lembut menggunakan oil khusus bayi atau minyak telon. Pastikan botol dot yang digunakan juga mendukung daya hisap bayi. Sekarang ini banyak produk botol susu dengan dot yang dapat mencegah bayi menghisap udara berlebih sehingga membuat perutnya tidak nyaman. Meski tangisannya sulit untuk berhenti, sebaiknya tetaplah tenang. 

Namun, bila bayi mengalami hal ini, maka Anda perlu segera membawanya ke dokter:

  • Bayi tidak dapat menyusu dengan benar meski posisi menyusunya sudah benar.
  • Tubuhnya lemas ketika diangkat.
  • Memuntahkan cairan hijau.
  • Frekuensi BAK jauh lebih sedikit dari biasanya.
  • Terdapat lendir atau darah dalam tinja.
  • Diare berkepanjangan.
  • Kejang.
  • Bagian kulit terlihat pucat atau membiru.
  • Mengalami gangguan pernapasan.
  • Disertai demam hingga 38 derajat Celcius.

Baca juga: Pembagian Waktu Makan pada Anak

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan