Ini gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang perlu kita waspadai, terutama bila menjalani kehamilan yang berisiko.
Alkisah, anak kedua dari pasangan Fedi Nuril dan Vanny Widyasasti yang baru saja lahir beberapa waktu lalu, dikabarkan sempat mengalami gangguan pernapasan. Menurut penjelasan Fedi Nuril, analisis dokter mengatakan bahwa anaknya kemungkinan terlambat beradaptasi dengan dunia luar, setelah lahir dari rahim. Kondisi tersebut membuat anaknya perlu dibantu dengan alat pernapasan agar tidak kelelahan untuk bernapas sendiri selama tiga hari. Namun kini, keadaannya sudah membaik dan sudah bisa bernapas secara normal.
Kejadian tersebut membuat kita perlu lebih peka lagi terhadap masalah yang mungkin dialami, khususnya gangguan pernapasan pada bayi baru lahir. Karena bila tidak tertangani dengan baik, bisa menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal bagi bayi.
Baca juga: Tahapan Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan
Merupakan gangguan pernapasan pada bayi prematur, di mana paru-parunya belum berkembang seutuhnya, sehingga bayi mengalami kesulitan bernapas secara normal. Paru-paru yang belum berkembang sempurna bisa mengalami kekurangan surfaktan, yaitu cairan yang membantu kerja paru-paru untuk mengembang dan berkontraksi. Surfaktan juga menyimpan kantung udara pada paru-paru (alveoli) untuk terbuka.
Faktor lain yang juga menyebabkan gangguan ini yaitu genetik, bila bayi memiliki saudara dengan RDS, kehamilan kembar dua atau tiga, aliran darah yang lemah pada saat kelahiran, ibu menjalani proses melahirkan secara sesar, dan ketika ibu mengalami diabetes saat hamil.
Pada kondisi ini, penanganan yang akan dilakukan dokter saat bayi lahir adalah terapi pemberian surfaktan, ventilator atau mesin Nasal Continuous Airway Pressure (NCPAP) dan terapi oksigen.
Baca juga: 7 Tes Kesehatan Wajib pada Bayi Baru Lahir
Lain dengan Fedi Nuril, anak kelima dari pasangan Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo sempat mengalami TTN, yaitu kelainan yang terjadi karena paru-paru bayi masih mengandung cairan sehingga bayi mengalami gangguan pernapasan.
Selama proses persalinan, tubuh bayi akan melepaskan bahan kimia yang berguna agar paru-paru dapat mengeluarkan cairan ketuban, salah satunya lewat tekanan saluran lahir di dada bayi. Namun, terkadang cairan tersebut tidak keluar dari paru-paru sehingga menghambat fungsi paru-paru bayi, maka terjadilah gangguan TTN atau sering disebut paru-paru basah.
Pada kondisi ini, umumnya pernapasan bayi lebih cepat dari tempo normal (takipnea), namun, gangguan ini tidak mengancam nyawa bayi karena dapat menghilang dalam satu hingga tiga hari setelahnya. Sama halnya dengan neonatal RDS, gangguan ini mungkin dialami oleh bayi yang lahir prematur, lahir dengan proses sesar dan lahir dari ibu yang mengalami diabetes ketika hamil.
Baca juga: Serba-serbi Pemberian ASI pada Bayi Prematur
Merupakan gangguan yang dialami bayi berupa kesulitan bernapas sesaat setelah lahir. Dari total angka kelahiran di dunia, setidaknya 5-20% mengalami kasus ini. Yang menjadi penyebabnya adalah bayi tersedak mekonium atau kotoran bayi yang bercampur dengan air ketuban. Cairan ini bisa masuk ke paru-paru bayi dan menghalangi jalan napasnya sehingga terganggu.
Risiko bayi mengalami MAS akan tinggi bila bayi kekurangan oksigen di dalam rahim. Selain itu ibu yang mengidap diabetes maupun darah tinggi selama hamil juga meningkatkan risiko terjadinya MAS pada bayi.
Gangguan ini akan terlihat ketika bayi lahir, di mana cairan ketuban sudah tidak jernih lagi, berwarna kehijauan dan ditemukan mekonium di dalamnya. Kulit bayi akan berubah berwarna biru karena ia mengalami gangguan pernapasan, terlihat terengah-engah atau bahkan berhenti bernapas. Karena bisa terlihat langsung ketika proses persalinan berlangsung, maka dokter akan segera membawa bayi ke NICU untuk diberikan bantuan pernapasan serta menjaga suhu tubuh bayi bila ia menunjukkan gejala tersebut.
Baca juga: Tumbuh Kembang Bayi pada Lima Minggu Pertama
Memang, berbagai hal dapat menyebabkan seorang ibu harus melahirkan secara prematur, namun hal ini juga bisa kita cegah dengan memastikan kita mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh selama kehamilan. Makan dengan menu yang seimbang, dari karbohidrat, serat, protein, konsumsi vitamin tambahan yang diperlukan, tentu akan membantu menjaga diri kita dari risiko diabetes maupun tekanan darah tinggi selama hamil.