banner-detik
NEWBORN

7 Tes Kesehatan Wajib Pada Bayi Baru Lahir

author

Sisca Christina15 Sep 2020

7 Tes Kesehatan Wajib Pada Bayi Baru Lahir

Ini 7 tes kesehatan wajib pada bayi baru lahir agar cepat terdeteksi jika ada masalah kesehatan pada si kecil. Jangan lupa infokan juga ke suami, ya!

Sesaat setelah melahirkan, biasanya mommies terfokus pada aktivitas menyusui. Jangan lupa, ada serangkaian tes kesehatan wajib yang perlu dilakukan pada bayi dan bermanfaat untuk deteksi dini jika ada gangguan kesehatan. Ketahui beberapa tes kesehatan wajib pada bayi baru lahir. Ajak suami untuk bantu monitor juga, ya.

Baca juga: 18 Pertanyaan Seputar Bayi Baru

Tes APGAR

Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar, tes APGAR adalah tes paling awal yang dilakukan sesaat bayi lahir untuk menentukan status kesehatan bayi.

Tes APGAR menilai 5 aspek berikut:

1. Appearance: Tampilan warna tubuh bayi

2. Pulse: Denyut jantung bayi

3. Grimace: Respon dan refleks bayi

4. Activity: Aktivitas otot

5. Respirations: Pernapasan, salah satunya dilihat dari kekuatan tangisan bayi

Dokter akan memberikan skor 0-2 pada masing-masing aspek. Total skor 7 ke atas menandakan kondisi bayi sehat. Tes ini dilakukan di menit pertama dan menit kelima setelah bayi lahir. Pada kondisi bayi kurang sehat, penilaian APGAR dilakukan kembali pada menit ke-10, ke-15 dan ke-20 untuk memantau perkembangan bayi. Skor di bawah 5 merupakan keadaan gawat dan bayi harus segera mendapat penanganan medis.

Baca juga: 4 Masalah yang Sering Dialami Bayi Baru Lahir

Tes Fisik

Selain APGAR, tes fisik juga segera dilakukan segera setelah bayi lahir. Ini meliputi pengukuran berat badan bayi, panjang badan, lingkar kepala dan ubun-ubun. Ukuran rata-rata normal fisik bayi baru lahir yaitu berat badan 2,5-4 kg, panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 31-36 cm pada bayi perempuan dan 32-38 cm pada bayi laki-laki.

Tes Pendengaran

Di Amerika Serikat, tes ini sangat dianjurkan untuk mendeteksi gangguan pendengaran bawaan sejak dini. Tes dilakukan sekitar 48 jam hingga 1 bulan setelah bayi dilahirkan. Dokter akan memasang earphone kecil bernama OAE (oto-acoustic emissions) pada bayi dan meletakkan perangkat pemantau di kepalanya untuk merekam gelombang otaknya saat merespon suara yang dikirim melalui earphone tersebut.

Tes Penglihatan

Alat oftalmoskop disorot ke mata bayi untuk memeriksa refleksi merah atau oranye dari retina. Dengan tes ini, berbagai gangguan mata seperti katarak, infeksi atau mata juling dapat diketahui sejak dini. Biasanya dokter melakukan tes selama 72 jam setelah bayi dilahirkan.

Tes Bilirubin

Tak jarang bayi lahir ditemukan dalam keadaan kulit dan mata berwarna kuning. Meski ini hal biasa dan bisa hilang dengan sendirinya, namun tetap perlu diwaspadai, ya, mommies. Penyakit kuning terjadi karena kadar bilirubin tinggi akibat fungsi hati bayi belum bekerja dengan sempurna. Pada kondisi yang lebih serius, bisa menyebabkan kerusakan otak. Kadar bilirubin bayi bisa diketahui melalui tes darah atau menggunakan light meter, yang bisa mendeteksi billirubin melalui kulit. Kadar bilirubin normal bayi baru lahir yaitu di bawah 5 mg/dL. Sementara kadar bilirubin tinggi pada bayi sesuai usianya, yaitu:

  • Lebih dari 10 mg/dL untuk bayi usia kurang dari 1 hari.
  • Lebih dari 15 mg/dL untuk bayi usia 1-2 hari.
  • Lebih dari 18 mg/dL untuk bayi usia 2-3 hari.
  • Lebih dari 20 mg/dL untuk bayi usia lebih dari 3 hari.

Tes Hipotiroid Kongenital

Satu dari 2000 bayi di Indonesia terlahir dengan kondisi hipotiroid kongenital. Gangguan fungsi kelenjar tiroid bawaan ini menyebabkan bayi memiliki kadar hormon tiroid rendah, hingga bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan atau keterbelakangan mental. Skrining hipotiroid bertujuan untuk mendeteksi keadaan abnormal pada tiroid bayi sedini mungkin, sehingga bisa diobati segera. Tes ini paling baik dilakukan saat bayi berusia 2-3 hari.

Baca juga: Lidah Bayi Ada Bercak Putih? Hati-hati Infeksi Jamur

Tes Pulse Oximetry

Disebut juga tes denyut nadi, yang memeriksakan kecukupan oksigen pada bayi baru lahir. Apabila bayi terdeteksi kekurangan oksigen, ini bisa jadi tanda adanya kelainan jantung bawaan atau Critical Congenital Heart Defect (CCHD). Umumnya penyakit jantung bawaan terjadi tanpa gejala, jadi pastikan bayi mendapatkan tes ini setelah berusia 24 jam.

Baca juga: Waspadai Beberapa Kondisi Ini Setelah Melahirkan!

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan