Masih bingung pembagian waktu makan pada anak, antara makan besar, snack, dan minum susu? Simak penjelasan dr Citra Amelinda SpA, IBCLC, MKes.
Siapa di sini yang masih merasa bingung kalau ngomongin tentang pembagian waktu makan pada anak, yang mencakup makan besar, snack dan minum susu? Kalau WAG komunitas Mommies Daily yang New Mom pasti selalu ramai sih bahas mengenai asupan makanan pada anak, ahahaha. Namanya juga new mom, segala hal kan memang masih memusingkan.
Berdasarkan hasil obrolan saya dengan dokter Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes, dokter Citra mengingatkan bahwa hal yang harus diingat oleh para orangtua adalah, setiap akan memiliki jadwal yang berbeda-beda, begitu pula dengan cara mencapai kecukupan porsinya. Hal ini bergantung pada tahapan pertumbuhan anak. Sehingga penting untuk para orangtua mengenali dan mengenalkan kepada anak, kapan anak lapar dan kapan anak kenyang. Dari situ baru orangtua baru bisa mengevaluasi.
Namun secara umum, dokter Citra menjelaskan bahwa organ pencernaan kita memerlukan waktu dua jam bagi makanan mulai tercerna sehingga kemudian bisa menyediakan tempat kosong untuk diisi kembali. Nah, dalam dua jam ini, organ pencernaan kita belum kosong ya, sehingga perlu kecermatan pula seberapa banyak asupan yang saat itu bisa kita berikan ke anak.
Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash
1. Kenali reaksinya
Ketika anak lapar, sama seperti orang dewasa, akan terlihat reaksi mencari-cari makanan atau minuman (baik ASI air putih maupun minuman lainnya). Dari sini orangtua bisa mulai menandai pada jam-jam berapa saja atau jarak berapa lama, kah, anak akan siap dengan asupan berikutnya.
2. Kenali ekspresi anak
Perhatikan ekspresi wajah anak ketika kita menghadirkan makanan di hadapannya. Ekspresi wajah anak akan berbeda ketika anak dihadapkan makanan pada saat lapar, menjelang kenyang ataupun ketika sudah kenyang.
3. Kenalkan anak dengan apa yang ia rasakan
Jangan lupa, orang tua perlu mengenalkan “label” atau sebutan untuk apa yang anak rasakan. Ketika anak terlihat mencari-cari makanan, sering-seringlah mengulang kata lapar dan menjelaskan ke anak kalau yang ia rasakan itu lapar. Ketika lapar berarti manusia butuh makan. Begitu pula ketika anak terlihat sudah mulai kenyang, beri informasi ke anak bahwa yang ia rasakan namanya kenyang. Ketika kenyang maka sebaiknya segera berhenti makan, Dengan pola ini akan membentuk kebiasaan dan pengetahuan untuk anak bagaimana cara bereaksi yang tepat ketika menghadapi situasi yang sama.
Jika mommies merasa bingung untuk mengenali reaksi dan ekspresi anak, dokter Citra memberi saran untuk coba merekam setiap sesi makan anak selama satu minggu. Kemudian amati kembali bersama pasangan bagaimana reaksi dan ekspresi anak pada setiap video. Dengan melihat rekaman video secara berkesinambungan maka, akan lebih mudah bagi orangtua mengevaluasi maksud yang ingin anak sampaikan dengan berbagai reaksi dan ekspresi anak.
Baca juga:
Awal masa MPASI di 6-9 bulan adalah masa anak mulai mengenal makanan. Ingat selalu untuk fokus di kata mengenal. Sehingga orangtua dan support system yang membantu memberi makan anak harus selalu rajin untuk mengenalkan berbagai jenis makanan. Satu kali mungkin belum mau, tidak masalah. Coba lagi di lain waktu. Coba diingat-ingat kembali makanan apa yang biasa kita makan pada masa kehamilan dan menyusui. Karena sedikit banyak menurut dokter Citra, anak-anak kita pun ikut merasakan rasa yang kita makan, sehingga rasa tersebut sudah familiar untuknya. Jangan lupa tetap ingat juga untuk mengenali reaksi dan ekspresi yang disampaikan anak kita.
Proses makan itu menyenangkan. Hal itu yang perlu kita tanamkan kepada anak sedari dini.