Sorry, we couldn't find any article matching ''
Merasa Hanya Hamil 1 Jam Lalu Melahirkan? Aneh, Tapi Itulah Kehamilan Kriptik!
Hamil tanpa keluhan, melahirkan tanpa kesulitan, siapa yang nggak pingin?
Rasanya hampir semua ibu mengharapkan kehamilan dan persalinan yang mudah dijalani. Hamil nggak pake mual, nggak pake ribet, tau-tau hanya satu jam mules langsung lahiran. Nggak pakai induksi, apalagi tarik rambut suami. Indah banget tampaknya, ya? Meski ini nyata, tapi, ya, jangan banyak berharap banyak, karena kemungkinan terjadinya hanya 1 dari 25.000 kehamilan, namanya Cryptic Pregnancy (Kehamilan Kriptik).
Apa Itu Kehamilan Kriptik?
Masih ingat kisah viral yang dialami Heni Nurhaeni (28) beberapa waktu lalu? Ya, seorang ibu yang hamil dan melahirkan dalam waktu satu jam karena dia nggak merasa bahwa 9 bulan belakangan ternyata sedang hamil. Heni tidak merasakan tanda kehamilan apapun, bahkan berdasarkan pengakuannya, ia masih teratur mendapatkan menstruasi bulanan.
Dari sisi medis, fenomena ini memang ada. Menurut Ketua Komite Koordinasi Pendidikan sekaligus Dokter Kandungan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Ruswana Anwar, secara harafiah, arti kehamilan kriptik yaitu tidak dirasakan, atau tersembunyi. Kebanyakan, kejadian ini dialami para ibu yang sudah mengandung beberapa kali.
"Untuk cryptic pregnancy yang dialami ibu di Tasik ini, saya menduga karena sudah merasakan hamil anak pertama dan kedua. Nah, masalahnya mungkin tanda-tanda seperti pertambahan berat badan, tidak dirasakan. Jadi tidak mungkin hamil sejam langsung lahir," ungkapnya.
Sementara mengenai menstruasinya sendiri, menurut dr. Ruswana, itu bukanlah darah menstruasi, melainkan flek yang dialami beberapa ibu di usia kehamilan 8 hingga 12 minggu.
Dari RS Brawijaya, dr. Dinda Derdameisya, SpOG menambahkan, soal kehamilan kriptik ini, besar kemungkinan, sang ibu tidak memperhitungkan siklus menstruasi dan tidak menyadari kapan terakhir kali datang bulan.
"Ibu tersebut artinya tidak sadar, siklus haidnya kapan terakhir terjadi. Kalaupun dia mengatakan tetap keluar darah setiap bulannya, artinya ia juga tidak menghitung seberapa panjang siklusnya," ujar dr. Dinda.
Karena nggak tahu, jadi nggak pernah periksa kehamilan, berbahaya nggak sih?
Bahaya atau tidaknya kehamilan kriptik, salah satunya bisa dilihat dari pola hidup si ibu. Jika Ibu tidak merokok, mengonsumsi alkohol dan makan makanan sehat, dan bayi yang dilahirkan sehat dengan bobot dan panjang normal seperti bayi Heni yang berbobot 3,4 kg dan panjang 48 cm, mungkin tidak perlu khawatir.
Namun, tetap saja hal-hal spesifik seperti kecukupan nutrisi bayi, pemeriksaan darah untuk memantau apakah ada anemia, dan pemeriksaan kesehatan lainnya tidak terpantau selama masa kehamilan. Ini bisa ditebus dengan memonitor perkembangan bayi setelah dilahirkan.
Kehamilan kriptik berisiko besar kalau terjadi pada pengidap bipolar dan skizofrenia
Bagi mereka yang memiliki gangguan kejiwaan, kehamilan kriptik bisa berbahaya. Misalnya pada pengidap skizofrenia, yang ditandai dengan delusi dan halusinasi. Menurut psikologi klinis, Kasandra Putranto, penderita gangguan skizofrenia memiliki hambatan dalam uji realitas sehingga tidak dapat mengenali tanda-tanda spesifik kehamilan.
Sementara mereka yang mengidap gangguan bipolar, memiliki fluktuasi emosi yang ekstrem sehingga sulit membedakan perubahan mood atau emosi yang berkaitan dengan kehamilannya.
Well, menurut saya, sesulit apapun menghadapi mual dan mood swing (plus jerawatnya!) saat hamil, tetap lebih aman dan menyenangkan menjalani kehamilan yang disadari. Kita jadi lebih menjaga kesehatan, menanti dengan penuh rasa syukur dan excited ketemu calon bayi lewat monitor USG. Satu lagi, kita juga nggak kehilangan momen foto-foto OOTD saat hamil, hahaha!
Baca:
Penderita Skizofrenia dan Hamil, Harus Bagaimana?
Biaya Kehamilan dan Melahirkan Selama Pandemi
Kenapa Kesehatan Mental Begitu Penting untuk Jadi Orangtua yang Lebih Baik
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS