banner-detik
KIDS

Hak Anak yang Sering Dilupakan: Memiliki Orang tua yang Siap Mental dan Bahagia

author

fiaindriokusumo01 Jul 2020

Hak Anak yang Sering Dilupakan: Memiliki Orang tua yang Siap Mental dan Bahagia

Karena orang tua yang siap mental dan bahagia menjadi pondasi kuat untuk anak mendapatkan empat hak anak dasar mereka, yaitu: Hak Hidup, hak tumbuh kembang, hak mendapat perlindungan dan berpartisipasi.

Bulan Juli ada Hari Anak Nasional, maka salah satu topik yang akan banyak kami bahas di Mommies Daily sendiri tentu saja berkaitan dengan hak anak. Nah, salah satunya adalah, mengenai hak anak untuk memiliki orang tua yang siap mental dan bahagia sebelum mereka hadir ke muka bumi ini.

Saat kita menikah, kemudian memutuskan untuk punya anak, seberapa banyak dari kita tak sekadar menyiapkan biaya check-up, persalinan, nujuh bulanan, pendidikan? Tapi juga memastikan bahwa secara mental kita siap menjadi orang tua? Bahwa sebagai pribadi, kita sudah bahagia dengan hidup kita?

Saya adalah contoh nyata orang tua yang tak siap dengan kehamilan, tidak secara finansial, tapi secara kesiapan mental. Butuh belasan tahun untuk saya akhirnya berada di titik nyaman menjadi orang tua. Butuh ratusan amarah dan pertengkaran antara saya dengan anak-anak saya sampai akhirnya saya paham, bahwa ini yang seharusnya kami lakukan sebagai pasangan orang tua dan anak.

Seandainya saya memikirkan hal ini jauh sebelum saya hamil, kayaknya, hubungan saya dengan anak-anak saya pasti lebih indah, dan yang pasti, hidup mereka pasti jauh lebih terlindungi dari rasa sakit hati dan jauh lebih bahagia.

Jadi, kalau saya bawel membahas point ini, bukan tanpa alasan, tapi karena saya sudah mengalaminya sendiri.

Hak Anak yang Sering Dilupakan - Mommies Daily

Photo by Thiago Cerqueira on Unsplash

Padahal, to be fair, anak kan nggak minta dilahirkan, iya, dong?! Maka, ketika kita yang membawa mereka hadir ke dunia, sudah kewajiban kita sebagai orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman, tenang serta bahagia untuk anak-anak kita.

Apakah lingkungan yang aman, tenang serta menyenangkan itu bisa terwujud ketika si orang tua bahkan tak bahagia dengan hidupnya sendiri? Sudah pasti tidak.

Bayangkan kalau kita jadi si anak, dilahirkan di dunia, hanya untuk merasakan orang tuanya yang mood swing parah, hanya untuk melihat pertengkaran demi pertengkaran antara bapak dan ibunya, hanya untuk dimarah-marahin karena hal sepele, hanya untuk dibentak-bentak, hanya untuk disuruh patuh 100 persen nggak boleh mengeluarkan pendapat. Mohon maaf, itu anak atau mainan dengan remote control?

In my humble opinion, ketika kita sebagai orang tua siap secara mental memiliki anak dan juga bahagia dengan hidup kita, akan jauh lebih mudah untuk memenuhi hak anak sesuai Konvensi Hak Anak tahun 1989. Hak anak yang dikelompokkan dalam empat kategori:

- Hak Hidup: Antara lain menyediakan sandang, pangan, dan tempat tinggal yang layak. Selain itu mendapat akta lahir.

- Hak Tumbuh Kembang: Anak memiliki hak untuk bertumbuh dan berkembang sejak masih dalam kandungan. Salah satu caranya dengan memastikan mereka mendapat gizi seimbang serta pelayanan kesehatan yang baik.

- Hak Mendapat Perlindungan: Lingkungan yang penuh kasih sayang. Itu sebabnya anak harus dilindungi dari berbagai kekerasan seperti dalam rumah tangga, di sekolah, eksploitasi fisik dan sosial, dan berbagai kekerasan lainnya.

- Hak Berpartisipasi: Anak memiliki hak untuk berpartisipasi dan mengeluarkan pendapatnya. Meliputi hak menyampaikan pendapat, mengeluarkan pendapat, berkeluh kesah, dan memilih pendidikan sesuai minat dan bakat.

Jadi, untuk yang belum punya anak tapi ingiiiiin sekali punya anak, coba ajukan pertanyaan: Siapkah saya secara mental untuk memiliki anak?

Untuk yang sudah punya, coba bertanya ke diri sendiri: Apakah selama ini anak saya sudah merasa bahagia memiliki orang tua seperti saya?

Dan hey, menikah kemudian nggak punya anak itu juga nggak dosa, bukan aib, bukan bahan celaan. Jadi tenang saja, pikirkan semua dengan baik dan matang.

Mari memasuki bulan Juli dengan menjadi orang tua yang lebih siap dan bahagia :).

Baca juga:

Pilihan Klinik Melahirkan di Masa Pandemi dan Perkiraan Biaya

Review Drakor Its Okay Not To Be Okay yang Sarat Trauma Masa Lalu

7 Tanda Anak Bahagia yang Perlu Diketahui Orang tua

 

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan