Tahun 2020 baru berjalan 10 hari. Resolusinya masih dijalani atau sudah menyerah?
Bicara resolusi tahun baru biasanya orang sudah memandang sebelah mata. Ya wajar, saking resolusi itu kebanyakan gagalnya dibanding berhasilnya ahahaha.
Saya sendiri termasuk yang selalu punya resolusi. Dari mau mengerjakan apa sampai membeli apa. Semua saya tulis dan visualkan. Dijadikan wallpaper HP atau iWatch sehingga terus terlihat dan teringat.
Percaya tidak percaya, satu resolusi saya di tahun 2020 bahkan sudah tercapai di bulan Desember! Padahal targetnya paling lambat di bulan Juli, tapi ternyata semesta mendukung karena saya pun terus menerus diingatkan lewat wallpaper di jam tangan. :’)
Apa sih yang salah kalau resolusi tidak tercapai?
Sepengalaman saya yang sudah membuat resolusi setiap tahun sejak kuliah, biasanya resolusinya terlalu muluk-muluk atau terlalu esktrem. Ya sulit lah dicapainya. Tahun baru kan hanya tahun yang berganti, bukan motivasi kita hahaha.
Sebaliknya, kalau motivasi yang berganti, tahun tidak berganti juga bisa saja kok kita melakukan sesuatu yang sudah jadi target bertahun-tahun. Jadi poinnya ada di niatnya. Niat atau tidak?
Dari komunitas Mommies Daily di Instagram, ini dia daftar resolusi tahun baru yang selalu jadi wacana dan sedikit tips dari saya (ehm) bagaimana agar bisa lebih feasible dan tercapai.
Ini wacana nomor satu ahahaha karena biasanya bingung diet apa yang akan dilakukan? Menurunkan badan harus berapa kilogram? Apa benar kalau diet, berat badan saya akan turun?
Supaya lebih mudah, datangi ahli nutrisi dan konsultasi langsung. Lalu ikuti sarannya. Beberapa teman saya sih, berhasil diet dengan cara ini dibanding browsing sendiri lalu diet sendiri. Diet dan menurunkan berat badan itu perlu saran ahli sih menurut saya. Salah-salah malah sakit lambung lagi kalau ngarang sendiri.
(Baca: Kisah Sukses 4 Pejuang Diet Ketofastosis)
Kurangi gula jadi wacana karena kurang spesifik. Bisa diganti dengan jajan boba 1 bulan sekali atau beli kopi dengan gula seminggu sekali. Karena kalau tidak spesifik kita bingung lho, gula di mana yang akan kita kurangi?
Registrasi sih di gym tapi datang beberapa minggu lalu menghilang. Familiar? Hahahaha.
Kuncinya adalah pelan-pelan. Kalau sebelumnya tidak pernah olahraga sama sekali maka bentuk dulu habitnya. Sepuluh atau 15 menit sehari pun tidak masalah. Bulan pertama 15 menit dalam sehari dan bisa ditingkatkan di bulan berikutnya.
Kalau ekstrem mau langsung 1 jam setiap hari sih jadinya capek di 1-2 hari pertama dan malas melanjutkan di hari-hari berikutnya.
(Baca: Akui Saja, Pemicu Depresi Ibu Millennial itu Media Sosial)
Wahhh ini memang paling sulit. Saya berhasil setelah saya uninstall Instagram selama 2 minggu. Setelah itu, saya jadi terbiasa untuk tidak sedikit-sedikit membuka Instagram.
Tips lainnya, matikan semua notifikasi social media! Tidak urgent kok melihat siapa yang komentar atau DM tuh. Kalau memang urgent dan teman terdekat, mereka pasti WhatsApp atau telepon kan. Bukannya DM di Instagram.
Mungkin saatnya mengatur keuangan dengan lebih baik lagi. Panjang lebar sudah saya jelaskan di artikel ini.
Ini juga PR besar. Karena akan jadi perjalanan yang panjang. Bisa diawali dengan mengenali dulu apa trigger mommies tidak sabaran atau gampang marah? Lalu beri jeda, apakah perlu marah? Apa saya akan menyesalinya?
Bukan hanya olahraga, jadi kalem juga butuh latihan membentuk habitnya. Jadi jangan menyerah.
(Baca: Kenapa Kesehatan Mental Begitu Penting untuk Jadi Orangtua yang Lebih Baik)
Yang penting niatnya! Jangan lupa juga bilang-bilang pada orang sekitar agar mereka bisa mengingatkan (dan menertawakan lol) ketika kita mulai kendor. Jadi, apa resolusi kalian?