Ternyata adalah hal yang normal ketika orang tua dengan anak lebih dari satu mempunyai anak kesayangan atau anak favorit. Apa kata Psikolog tentang hal ini?
Dulu, waktu saya masih kicik, sering sekali saya mendengar kakak-kakak saya atau pun orang-orang lain mengatakan bahwa saya adalah anak kesayangan kedua orang tua saya. Tentu saja, papa dan mama membantah habis-habisan. Bagi mereka, nggak ada yang namanya anak kesayangan, cinta orang tua di mana-mana ya imbang, adil dan sama besar. Saya pun percaya itu dan menganggap kedua kakak saya lebay.
Fast forward puluhan tahun kemudian, saya menjadi orang tua dari dua orang anak laki-laki. Daaan, di sini kemudian saya ‘bertemu’ dengan dilema seorang ibu berkaitan dengan status anak favorit.
Awalnya saya nggak paham, atau mungkin denial??? Nggak paham dengan perasaan yang saya miliki. Masa iya sih, saya bisa lebih ‘senang’ dengan si adik dibanding si kakak? Masa iya sih, saya bisa lebih sabar menghadapi si adik daripada menghadapi si kakak? Masa iya sih saya lebih perhatian ke adik dibanding ke kakak?
Ah mungkin karena kakak kan udah lebih besar dan lebih paham tanggung jawab …
Ah bisa jadi karena perasaan bersalah saya dengan si kecil karena saya sempat malas menjalani kehamilan kedua
Aaah ini perasaan saya aja. Mana mungkin sih yang namanya ibu kok bisa ada ‘plih kasih’, bisa ada anak yang lebih favorit dibanding yang lainya. Di mana jiwa keibuan saya kalau begitu?
Ada rasa bersalah ketika saya menyadari, daaaamn, ternyata gue nggak bisa se-ideal itu jadi ibu. Apa yang salah? Apa yang harus saya lakukan? Karena sejujurnya, saya takuuuut banget kalau ketika anak-anak saya menyadari atau merasakan hal ini, efek jangka panjangnya akan buruk.
Saya jadi bertanya ke mbak Vera Itabiliana Psi, selaku psikolog anak dan remaja. Apa yang harus saya lakukan berkaitan dengan issue anak favorit, anak kesayang dan sejenisnya ini? Ini jawaban dari mbak Vera …
Bahwa menurut mbak Vera, kondisi ketika orang tua memiliki anak favorit itu memang ada dan MANUSIAWI. Ketika manusia memiliki preferensi, termasuk saat orang tua lebih menyukai salah satu anak dari anak yang lainnya.
Penyebabnya sendiri berbeda-beda. Bisa jadi karena si anak favorit ini lebih patuh, lebih mirip dengan orang tua, lebih punya ‘prestasi’ menurut versi orang tua, lebih peduli dan perhatian ke orang tua dan masih banyak lagi.
Baca juga:
Ketika Orang tua Merasa Tidak Sayang pada Anak
Walau ini normal, bukan berarti didiamkan saja, karena ada dampak negatifnya …
Ketika kita sebagai orang tua tidak bijaksana menyikapinya, bisa membuat si anak favorit merasa selalu diuntungkan, merasa dunia dan sekitarnya mudah dia kendalikan, membuat dia merasa apa yang dia mau wajib dipenuhi, sehingga ketika dia masuk ke lingkungan di mana dia tidak lagi menjadi favorit, anak pun mudah frustasi.
Begitu pun sebaliknya dengan anak yang non favorit, jika ini terjadi terus menerus, terlihat mencolok, maka ia akan membenci orang tuanya dan si anak favorit, mempunyai konsep diri yang buruk hingga family bonding yang lemah.
Tetap ada hal yang harus dilakukan oleh orang tua agar tidak timbul kecemburuan pada salah satu pihak ke depannya.
Sadari bahwa memang kita memiliki anak favorit, jadi jangan denial, daaan pastikan ini tidak membuat kita bersikap tidak adil terhadap semua anak-anak kita. Karena bagaimanapun anak yang tidak favorit juga butuh orang tuanya, dong!
“Coba deh, cari kelebihan dari anak yang kurang favorit ini. Well, meskipun kelebihannya bukanlah kelebihan yang sesuai dengan harapan orang tua, tapi pahami bahwa kelebihan tersebut membuatnya bisa menjadi anak yang bahagia dan berguna nantinya. Dan tugas kita sebagai orang tua untuk membantu anak mencapainya.” Demikian saran dari mbak Vera.
Baca juga:
Ketika Anak Bisa Jadi Pengajar Untuk Kita, para Orang tua!
Lantas, bagaimana agar si anak favorit tak lantas menjadi besar kepala dan anak non favorit tak merasa diabaikan?
Ya hindari perlakukan yang memihak. Terapkan semua atas dasar keadilan, misalnya siapa yang lebih duluan pegang mainan tersebut, giliran siapa kali ini untuk duduk di depan saat naik mobil dengan mama atau papa, siapa yang dipanggil lebih dulu saat pulang kantor, dsb. Perhatikan hal-hal kecil sehari-hari, karena seringkali hal-hal tersebut yang berarti dan akan diingat oleh anak.
Jadi, mempunyai anak kesayangan atau anak favorit itu manusiawi, tinggal bagaimana kita bertindak dengan bijaksana aja agar tak menyakiti salah satu pihak.
Baca juga: