banner-detik
KINDERGARTEN

Ketika Anak Bisa Menjadi Pengajar bagi Kita para Orangtua

author

?author?07 Jan 2020

Ketika Anak Bisa Menjadi Pengajar bagi Kita para Orangtua

Anak itu hanya tubuhnya saja yang kecil, tapi percaya deh mereka itu pola pikirnya terkadang lebih dewasa daripada kita. Kita orangtuanya jadi belajar banyak hal dari mereka.

 Belajar dari Anak - Mommies DailyImage: Ramin Talebi on Unsplash

Pertengahan tahun 2018 lalu saya sempat nge-post foto Jordy, dengan caption yang menjelaskan betapa saya belajar banyak dari dirinya selama ini. Mommies juga merasa hal yang sama nggak sih? Begitu banyak momen yang bikin kita terperangah, justru kehadiran anak-anak bikin kita sebagai orangtua, dan pribadi seutuhnya tambah pintar.

Tak hanya dari anak sendiri saja. Sering berbagi cerita juga kan dengan lingkungan terdekat kita?. Nah, dari obrolan semacam itu, saya kerap terinspirasi belajar hal baru.

Anak itu sangat mudah memaafkan

Walau nada bicara sudah naik dua oktaf pas marah, habis itu kita minta maaf, hanya hitungan detik, anak pasti memaafkan kita, huhuhu. Jangan lupa kasih pelukan, ya, mommies.

Empati mereka murni

Saya sering mendengar cerita Jordy di daycare, kalau sesama mereka kerap sharing makanan. Manis banget ya mereka tuuu.

Pantang menyerah belajar hal baru

Beralih dari Lego Duplo ke Lego yang kecil-kecil, menurut saya bukan perkara mudah. Tapi Jordy dan ratusan anak lainnya bertahan menyelesaikan 100 lebih tahap membuat sebuah bentuk. Saya? Sudah keburu bosan dan capek :p

Baca juga: 5 Cara Melatih Anak Mandiri

Speak up

Anak-anak itu kalau tidak suka dan suka terhadap sesuatu pasti jujur. Mereka mengatakannya tanpa ragu. Kita orang dewasa kadang merasa sungkan, takut mengecewakan pihak lain. Padahal, ya, kita nggak bisa memuaskan semua orang, kan?

Mampu membuat diri sendiri bahagia dengan hal yang sederhana

Mommies familiar kan dengan pemandangan si kecil bermain sendiri di rumah? Dengan berbagai mainan andalan mereka, main role play, membangun dialog dengan monolog, asik tenggelam ke dunianya sendiri. Kapan kita terakhir seperti itu? Mengenali dengan baik, apa yang membuat diri mommies bahagia?

Baca juga: Orangtua Zaman Sekarang: Makin Kompetitif?

Menerima perbedaan

Perbedaan warna kulit, jenis rambut, agama, mereka asik saja main bareng. Nggak peduli apa pekerjaan orangtua masing-masing, yang mereka tahu “aku senang bermain dengan teman-teman aku.”

Peniru & pengingat ulung

Apapun yang orangtua ingatkan ke mereka, suatu saat akan berbalik lagi ke kita. Misalnya, kalau mommies kebanyakan menatap layar HP, suka jleb kan mendapatkan teguran dari si kecil “mama, ayo jangan kebanyakan main HP, main dong sama aku!.”

Berani memulai obrolan dengan orang baru

Saya pribadi suka agak sungkan kalau ada di lingkungan baru, memulai obrolan dengan orang di samping saya. Di awal lidah kok rasanya kelu. Tapi tidak dengan anak-anak. Ada saja tema obrolan yang diangkat. Awalnya tanya nama, anak si om berapa, tinggal di mana dan seterusnya.

-

Ada yang mau menambahkan dari pengalaman mommies?

Baca juga: 10 Masalah Pola Asuh yang Sering Terjadi dan Solusinya

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan