banner-detik
WORK & CAREER

4 Kiat Agar LinkedIn Dilirik Perekrut

author

?author?12 Jul 2019

4 Kiat Agar LinkedIn Dilirik Perekrut

Jangan sekadar punya, maksimalkan LinkedIn agar meyakinkan para perekrut mengundang mommies untuk wawancara kerja.

4 Kiat Agar LinkedIn Dilirik Perekrut - Mommies Daily

Beberapa waktu lalu, saya menyimak Bani Wicaksono, Head of HR & GA Female Daily Network membahas seputar pengaruh LinkedIn terhadap perjalanan karier kita, dan gimana caranya memaksimalkan LinkedIn dilirik para perekrut, di Instagram pribadinya. Saya pikir, bagus juga kalau saya rangkum dalam bentuk artikel.

Salah satu poin awal, yang saya garisbawahi dari Bani, adalah soal pertanyaan “seberapa penting pakai LinkedIn, harus punya?” Kata Bani, “penting! Dan harus punya. Karena LinkedIn itu memperluas koneksi. LinkedIn itu adalah resume online kita, yang bisa dilihat orang banyak. Lewat LinkedIn, kita bisa membangun profil profesional.”

Selanjutnya, kalau sudah punya, memang segitu ngaruhnya dalam merintis karier? “Sangat berpengaruh! Karena LinkedIn itu konteksnya profesional. Jadi ada yang di dalamnya juga koneksi profesional. Kita bisa memperluas koneksi, memperlihatkan keahlian kita dan membuka kesempatan juga direkrut oleh perusahaan lain.”

Lalu kiat apa yang bisa mommies lakukan, agar LinkedIn menarik perhatian para perekrut?

1. Foto

Usahakan foto yang digunakan semi formal. Karena ini platform social media untuk profesional. Jangan foto selfie, ya :D.

2. Deskripsi diri

Profil harus jelas, di LinkedIn ada headline untuk biodata. Pastikan terisi dengan posisi pekerjaan kita terakhir. Misalnya GA Staff atau Content Editor. Efisien saja, jangan aneh-aneh, seperti yang sekarang banyak dilakukan sebagian orang, menulis “Marketing Enthusiast”, “Data Guy” atau “Social Media Ninja”. Karena bisa menyesatkan untuk para perekrut, nanti profil mommies malah tidak bisa terhubung dengan mereka, sayang, kan?

3. Buat profil yang lengkap

Rekam jejak latar belakang pendidikan mommies. Nggak usah dimulai dari SD juga, sih. Bisa dimulai dari SMA, S1 dan seterusnya. Jangan ketinggalan pengalaman bekerja, lengkap dengan deskrispi singkat, soal tanggung jawa kita di posisi tersebut.

4. Sharing is caring

Tapi juga jangan over sharing, ya, mommies. Pisahkan mana urusan profesional dan social media. Usahakan informasi yang kita sharing, masih berkaitan dengan bidang pekerjaan yang kita kuasai.

Selain empat hal tadi, ada bonus informasi dari Bani, soal menulis summary. Dia bilang sebenarnya sama saja seperti menulis CV. Ada rumus yang bisa mommies pakai yaitu: responsibility + result = impact. Jadi jangan hanya menulis jobdesc saja tapi usahakan tulis dari hasil pekerjaannya seperti apa atau pencapaian pekerjaan yg dikerjakan apa, jadi bisa terlihat impact yang mommies kerjakan kepada perusahaan.

-

Semoga berguna, dan selamat mengedit LinkedIn sesuai dengan kiat-kiat dari Bani, ya.

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan