Memilih makanan bisa jadi salah satu cara untuk hidup lebih sehat. Sudah tahu cara membaca label nutrisi pada kemasan makanan?
Iya benar, kalau mau hidup sehat memang seharusnya makan makanan yang berasal dari alam bukan makanan kemasan. Tapi pembelaan saya selalu, energi saya tidak selalu ada ahahaha. Sebagai ibu bekerja tanpa nanny dan ART, kadang makanan kemasan jadi jalan keluar paling gampang.
Tidak apa-apa juga sih karena makanan kemasan juga sudah melalui proses yang ketat sehingga pasti aman. Hanya saja kita yang harus teliti membaca labelnya agar asupan nutrisi yang masuk sesuai dengan yang kita butuhkan.
Jumlah sajian adalah jumlah standar untuk satu orang dalam sekali makan. Banyak makanan yang punya jumlah sajian lebih dari 1 penyajian. Yang harus diingat, label nutrisi itu biasanya ditulis per sajian bukan per kemasan.
Kalori atau energi total adalah cara untuk mengukur jumlah energi yang didapat dari makan satu penyajian. Kalori yang dibutuhkan tiap orang berbeda-beda. Menurut FDA, makanan dikategorikan berkalori rendah jika kalorinya ada di angka 40, sedang untuk kalori kurang dari sampai dengan 100, dan tinggi jika kadar kalori melewati 400.
Di bawah kalori atau energi total, biasanya ada daftar nutrisi seperti kandungan lemak, sodium, protein, karbohidrat, dan vitamin. Di sampingnya ada persentase AKG harian berdasarkan satu penyajian dengan angka kebutuhan rata-rata per hari 2000 kkal.
Perhatikan daftar ini, makanan kemasan yang sehat seharusnya punya persentase tinggi di serat, vitamin D, kalsium, zat besi, potassium. Berhati-hatilah pada makanan kemasan yang tinggi lemak, sodium, dan gula.
Terakhir, perhatikan komposisinya. Komposisi yang disebut di awal punya kandungan lebih besar daripada komposisi yang disebutkan berikutnya. Ini penting untuk diperhatikan karena banyak makanan atau minuman yang justru komposisi intinya tidak disebut di awal. Misal susu cair, bukannya menyebutkan susu murni dulu, malah menyebutkan susu bubuk atau susu skim.
Semoga berguna ya, moms!
Sumber: WebMD