Konten pornografi tampaknya jadi momok bagi banyak orangtua ya. Membiarkan anak berselancar di dunia juga jadi harap-harap cemas.
Meski pemerintah sudah meluncurkan program internet sehat, sebetulnya program ini program yang sangat lemah karena membuka aksesnya juga sangat mudah. Tidak akan saya jelaskan di sini ya, cukup yang sudah tau saja ahahaha.
Jadi memang pembatasan konten pornografi ini bukan tugas pemerintah TAPI tugas orangtua. Kita tidak bisa membatasi pembuat konten tapi kita seharusnya bisa berusaha membatasi anak-anak agar tidak terekspos konten yang tidak baik.
(Jika anak ketahuan melihat konten pornografi, harus bagaimana? Baca artikelnya di sini ya!)
Anak kecil biasanya penasaran pada konten pornografi karena sejak kecil alat kelamin dianggap tabu. Jadi mulailah sex education sejak dini. Buat ia paham bahwa bicara soal penis dan vagina tidak tabu selama dilakukan bersama orangtua.
Dengan demikian, ketika ia penasaran pada hubungan seksual misalnya, orangtua lah yang ia cari untuk menjelaskan. Jelaskan sampai rasa penasarannya terpuaskan agar ia tidak mencari info di tempat lain.
Yes, orangtua setidaknya harus tahu bagaimana cara mengaktifkan restricted mode di YouTube. Yang belum tahu caranya bisa dibaca di sini. Atau lebih amannya bisa menggunakan YouTube Kids yang tanpa iklan sama sekali. Karena di YouTube dewasa itu kontennya betul memang konten anak, tapi iklannya untuk orang dewasa.
Selain YouTube, pasang juga mode safe search di Google. Jangan gaptek, jangan sampai kalah teknologi dengan anak. Itu kuncinya.
Ibunya hanya main Facebook dan Instagram terus, tidak tahu soal aplikasi lain sama sekali. Sebisa mungkin tahu apa saja aplikasi atau game yang sedang disukai anak dan pahami adakah kemungkinan konten yang tidak sesuai dengan value keluarga di sana?
(Baca: Pahami Risiko Ini Jika Anak Keranjingan Aplikasi Tik Tok)
Idola anak zaman sekarang tidak jauh dari selebgram atau YouTubers kan ya. Nonton bersama karena banyak sekali selebgram atau YouTubers yang berkata kasar atau sama sekali bukan konsumsi anak-anak.
Ingat kasus Bowo 'Tik Tok'? Idola sangat mungkin ditiru jadi pastikan anak mengidolakan orang yang benar. :)
Otoritas orangtua sangat diperlukan di sini. Buat aturan dan syarat yang jelas soal screen time. Misal membuka laptop hanya di ruang keluarga, gadget hanya untuk mengerjakan PR di weekdays, dan boleh digunakan untuk entertainment di akhir pekan.
Intinya sesuaikan dengan value keluarga. Kalau bukan kita yang menjaga anak-anak kita, siapa lagi?