5 Hal yang Hilang Ketika Menjadi Ibu Bekerja dan Itu Baik-baik Saja!

Work & Career

annisast・05 Jun 2023

detail-thumb

Ketika sudah menjadi ibu bekerja, rasanya ada banyak hal yang hilang. Padahal dulu ketika masih single rasanya saya bisa memiliki dunia.

Saat belum menikah tapi sudah bekerja, saya merasa punya segalanya di dunia ini. Uang, teman, hingga kebebasan untuk pulang jam berapa pun tanpa ada yang mencari. Namun Begitu menikah dan punya anak, ternyata banyak sekali hal yang hilang.

Beruntung, hilangnya itu tanpa saya merasa kehilangan karena prioritas yang memang berubah. Maksudnya tak masalah jika saya kehilangan hal tersebut, karena saya harus melakukan deretan hal lain yang kini lebih penting semenjak saya jadi ibu bekerja.

Apa saja, ya?

BACA JUGA: Ibu Bekerja Usia 40, Ini Alasan Kalian Untuk Tetap Percaya Diri

ibu-bekerja

5 Hal yang Hilang Saat Menjadi Ibu Bekerja

Meski kami tidak punya deretan hal di bawah ini tapi kami baik-baik saja, lho!

1. Energi

Apalagi saat masih pumping ya. Jam tidur yang berantakan karena malam masih menyusui. Belum lagi kalau pumpingnya ambisius seperti saya dulu yang pakai target harian. Kalau target hari itu belum tercapai, jam 2-3 dini hari saya bangun untuk pumping sendirian.

Di kantor juga harus bekerja seefisien mungkin karena ada jam-jam pumping yang harus ditepati. Tidur, apa itu tidur? *hilang ingatan*

Saat anak makin besar, waktu tidur mulai normal tapi ya manalah ada pulang kerja bisa leyeh-leyeh, pulang kerja ya main sama anak. Mengganti waktu siang agar tetap bisa punya quality time harian.

2. Waktu luang

Semua sudah ada jadwalnya, waktu luang jadi hal yang sangat mewah. Belum lagi kebosanan karena pekerjaan menuntut me time, begitu ada sedikit waktu luang, maka … yuk belanja mingguan hahahahaha.

Ada sih waktu luang, tapi ya dipakai main bersama anak. Ada sih waktu luang, tapi dipakai melipat baju yang baru turun dari jemuran.

Makanya punya ART dong biar bisa punya waktu luang. Oh well, pertama saya tidak seluang itu untuk drama ART pulkam mendadak. Kedua, saya tidak mau anak hanya dijaga nanny di rumah tanpa pengawasan. Punya ART dan pakai daycare terlalu mahal, mending uangnya untuk beli sneakers baru.

3. Teman

Semakin tua, teman semakin sedikit. Antara teman-teman yang menjauh, atau sayanya aja sih yang nggak mau meluangkan waktu untuk mereka. Berteman dan me-maintain pertemanan itu melelahkan. Saya tidak punya energi untuk itu.

Apalagi jika temannya toxic, sedetik dia toxic, di detik berikutnya saya sudah malas mengaku teman. Jadi, kami tidak punya teman banyak, kami tidak punya social life seperti saat belum menikah, tapi kami baik-baik saja.

Beberapa sahabat yang mengerti luar dalam, sudah jauh dari cukup.

4. Kencan berdua suami

Ini hal yang sangat sangat mewah. Karena jika pergi berdua, Xylo dititip pada siapa?

Empat tahun punya anak, kami baru pergi berdua sekitar 4 kali hahahaha. Tidak menginap lho, hanya makan dan nonton saja. Itu pun karena kebetulan sedang di rumah orangtua di Bandung atau ada adik saya di Jakarta yang datang ke rumah dan bisa dititipi Xylo.

Tapi ternyata baik-baik saja ya. Mungkin karena kami berdua suka pekerjaan kami, di kantor sudah me time, pulang ke rumah jadi tidak cranky.

5. Olahraga

I plead guilty for this one. Saya tidak mau meluangkan waktu untuk olahraga jika artinya saya harus meninggalkan Xylo lebih lama. Saya sudah tinggalkan ia kerja, lalu harus menambah beberapa jam lagi untuk olahraga?

Akhirnya saya ikut lari kapanpun suami main bola. Kebetulan di luar lapangan sepakbola ada track lari. Jadi tak perlu meluangkan waktu khusus. Suami olahraga, saya olahraga, Xylo ada bersama kami.

Jadi, kami tidak punya 5 hal itu tapi kami baik-baik saja, lho!

BACA JUGA: 4 Persamaan Ibu Bekerja dengan Ibu Rumah Tangga