Layaknya gadget, social media juga seperti pisau bermata dua. Jika nggak jeli memanfaatkannya, ada saja celah yang bisa memicu perpecahan hubungan suami istri.
Dari segi frekuensi menggunakan social media, saya dan suami punya kesenjangan yang lumayan jauh, walau kami sama-sama kerja di media online. Suami saya, sudah terlalu sibuk dengan agenda liputannya sehari-hari. Kalau saya nge-tag nama dia di FB, seminggu kemudian saya baru dapat jempol, hahaha.
Lain lagi cerita dari Icha, Senior Editor Mommies Daily. Keduanya intens banget ngulik social media. Bahkan, aplikasi chat seperti WA, digunakan untuk mengonfirmasi seputar berita yang hilir mudik di social media.
Berkaca dari kedua contoh kasus di atas, dan sekian cerita yang datang ke saya, ada beberapa fakta, yang saya temukan, sejauh mana, social media menjamah kehidupan suami istri.
Seringkali saya konfirmasi kebenaran berita politik di social media, ke suami. Dari situ, akan terjadi diskusi. Mulai yang sifatnya, ngebahas santai-santai saja sampai mulai tarik urat, karena ada perbedaan pandangan. Atau dari segi yang lucu-lucuan, Icha dan suami suka membahas meme yang berkeliaran, terkait dengan berita yang lagi viral. Menghadirkan suasana segar, selain bahas anak, kerjaan dan berbagai cicilan, ya, Cha? Hahaha.
Kalimat di atas paling khas, yang sering saya dengar. Ya gimana nggak, jangankan yang suami istri, kita dan teman-teman pas ketemuan dan sudah di satu meja, malah sibuk sama ponsel masing-masing. Berselancar di social media, atau ngecek kerjaan. Anak saya Jordy, sudah bisa jadi satpam buat kami berdua, saat kami sudah tenggelam dalam gadget.
“Ayah / bunda kok main HP melulu, sih?” *UPS!
Tapi di sisi lain, social media, juga mendatangkan manfaat. Saya dan suami, saling bertukar lingkaran pertemanan alias mendekatkan yang jauh. Bisa-bisanya suami saya, lebih update tentang kabar sahabat saya yang hamil anak ke-3. Hihihi. Atau di waktu tertentu, kami akan merencanakan liburan bareng. Diawali karena bahas destinasi wisata yang hilir mudik di social media.
Coba deh mommies perhatikan, feed Instagram yang menyajikan gambaran hidup seseorang, atau keluarga, yang seakan-akan sempurna. Kadang, hanya dengan “memotret” segelintir contoh tersebut, seseorang rela menyamakan standar hidupnya setara dengan orang lain. Padahal, dari segi kemampuan, sama sekali tidak bisa disandingkan.
Entah itu post berupa foto atau kalimat, bisa banget jadi cikal bakal pertengkaran. Ada baiknya, konfirmasi ke pasangan dulu, maksud foto atau status yang ia pasang. Bisa jadi akun social media suami atau istri lagi kena iseng teman-temannya, alias dibajak. Karena saya pernah mengalami ini. Mencerna content apapun di social media, memang butuh keseimbangan antara hati dan logika, apalagi yang menyangkut akun pasangan. Pola komunikasi yang intens, jadi solusinya.
“It take discipline not to let social media steal your time.” – Alexis Ohanian