banner-detik
PARENTING & KIDS

Reflection on Childhood: Gisela Ruslim, “The journey is more important than the destination.”

author

?author?12 Feb 2018

Reflection on Childhood: Gisela Ruslim, “The journey is more important than the destination.”

Gisela Ruslim, berani mengambil langkah besar. Padahal usianya baru 23 tahun! Dia bersama dua sahabatnya mendirikan studio olahraga, Alder. Fakto apa saja, yang bisa membuat dirinya berani mengambil risiko di usia muda?

Masih ingat artikel saya tentang Alder Fitness Boutique, beberapa waktu lalu? Nah, sekarang saya mau mengorek lebih dalam, salah satu founder studio olahraga yang resmi berdiri 21 April 2107 lalu. Namanya Gisela Ruslim (23). Kesan pertama ngobrol sama perempuan mungil yang pernah kuliah di Boston ini, orangnya simple banget, nyantai, ramah. Tapiii, faktanya, ternyata dia perfectionist.

Reflection on Childhood: Gisela Ruslim, “The journey is more important than the destination.” - Mommies Daly

Rasa penasaran saya lebih dalam, karena bidang bisnis yang Gisel geluti bersama dua sahabatnya Nadya Yapari (24), dan Adeline Cherissa (23), tergolong langkah yang sangat berani. Buka studio olahraga, di bilangan Jakarta Selatan, yang sudah bisa dipastikan butuh modal besar. Despite, sumber modal usaha mereka berasal dari mana. Saya pribadi, mengacungi dua jempol. Masih muda, tapi berani banget keluar dari zona aman! Sudah gitu, risiko yang diambil juga nggak main-main. Mengelola bisnis, yang sifatnya lagi nge-trend, seputar olahraga, dan nggak ada yang berani jamin. Trend olahraga, akan langgeng sampai kapan, kan? Saat anak muda lain seumuran mereka, sibuk mencari pekerjaan. Gisel malah membuka lapangan pekerjaan.

Yuk, kita intip sebentar kiat-kiat simpel dari Gisel. Siapa tahu, mommies jadi punya gambaran. Bagaimana menempa si kecil di rumah, jadi pribadi yang berani mengambil risiko seperti Gisel.

Apa sih tiga hal yang paling disuka dari diri kamu? (khusus untuk jawaban dari pertanyaan ini. Jawaban datang dari dua sahabatnya Adel dan Nadya)

Gissel itu orangnya detail oriented, dan prefectionist dalam hal kerjaan. Benar-benar dipikirin dalam di semua sisi harus sempurna. Dan sangat menghargai proses, nggak apa-apa membutuhkan waktu lebih, asalkan hasilnya maksimal. Jadi hasilnya bisa membuat banyak pihak senang.

Dan a very good listener, contohnya banyak orang yang mau cerita ke Gissel. Dan kasih input yang bagus.

Adakah momen di masa kecil, yang membentuk karakter kamu. Hingga seperti sekarang?

Kayaknya dari pas masa sekolah ya. SD dan SMP tuh, kalau nggak bisa dapat nilai bagus, saya mikirnya, bisa lebih dari ini harusnya. Jadi suka agak nggak penting sebetulnya, merasa nggak perlu segitunya juga. Suka nggak bisa tidur kalau nilai tugas saya jelek.

Kalau andil orangtua gimana?

Mereka sebenarnya santai, artinya mereka nggak nge-push saya. Hanya saja, dari kecil saya melihat mereka sosok orangtua yang pekerja keras.

Film atau buku favorit Gissel, yang sampai mengubah cara pandang Gisel akan sesuatu?

Nineteen Eighty-Four, by George Orwell, saya sering banget mengulang cerita tentang buku ini. Jadi George Orwell nulis buku ini, kalau nggak salah tahun 1945. Terus dia memprediksi masa depan, di 1985. Dan menurut saya poin-poin yang ada di buku dia, sangat relevan di kehidupan sekarang. Contohnya, para penguasa yang mengintai masyarakatnya.Dan banyak lagi konsep yang dia tulis di 1945, tapi sampai sekarang masih relevan. Buku ini, memberikan cara pandang baru tentang masyarakat.

Kalau dari obrolan dengan orangtua kamu, ada nggak yang jadi salah satu acuan hidup Gisel?

Papa saya pernah bilang, “The journey is more important than the destination.” Mungkin karena mereka melihat saya terlalu fokus kepada tujuan akhir, dan papa berusaha membuat saya lebih santai. Karena itu juga, saya dan dua teman berani mendirikan Alder. Karena dalam perjalanannya, kami akan belajar banyak banget dari proses ini. Dan kami berharap banyak hal baik akan datang.

Mau dong, bagi kiatnya Gisel. Buat anak muda seperti kamu, yang mau mencoba mulai bisnis?

Listen to your self, aja. Jangan terlalu ambil pusing dengan kata orang. Maunya diri kita sendiri, apa sih? Oh iya, saya juga suka quote dari Steve Jobs, yang “Think different.” Sebetulnya dari ide-ide gila, bisa muncul sesuatu yang bisa kasih dampak signifikan untuk kehidupan manusia.

Ide gila seperti ide Gisel dan dua sahabat kamu, ya? Di usia muda, berangkat dari senang olahraga, eh malah bisa kasih kesempatan untuk orang lain berkarya di Alder. Keep up the good work, Gisel. Salut!

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS