Home birth, trend melahirkan yang beberapa tahun belakangan marak dilakukan. Bagaimana dokter spesialis kandungan menanggapi metode melahirkan yang masih menjadi kontroversi ini?
Hampir 3 tahun lalu melahirkan Jordy, metode home birth sudah pernah saya dengar. Biasanya mereka yang melakukan ini menginginkan ketenangan selama proses persalinan dan meminimalkan rasa sakit pada ibu. Ada yang sengaja memesan bunga jenis tertentu untuk diletakkan di kamar tidur, ada pula yang menggunakan minyak aroma theraphy kesukaannya, untuk memberikan efek rileks.
Meski saya sudah tahu ada metode semacam ini, saya pribadi tidak tertarik untuk melakukannya. Mind set saya, zaman sekarang, rumah sakit tempat paling ideal untuk melahirkan. Namun, bagi mereka yang memilih home birth, adalah hak azasi masing-masing. Asalkan sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, berani menghadapi berbagai macam risiko yang mungkin saja akan dialami. Mulai dari tenaga medis profesional sampai alat persalinan yang mumpuni.
Baca juga: Gentle C-Section, Pengalaman Melahirkan dengan Operasi Cesar “Rasa Normal”
Misalnya, wajib mempersiapkan alat bantu kelahiran yang steril. Jika tidak dapat menyebabkan infeksi pada bayi. “Jika penolong tidak menggunakan alat pelindung diri maka ada risiko penularan penyakit terhadap penolong persalinan. Jika tidak ditolong oleh tenaga terlatih, ada kemungkinan penolong terlambat mengetahi adanya masalah,” jelas dr. Riyan Hari Kurniawan, SpOG dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat
Dari segi prinsip kedokteran, dokter Riyan mengatakan persalinan normal yang kerap dilakukan mayoritas calon orangtua, adalah persalinan yang terjadi saat cukup bulan (aterm), sepenuhnya menggunakan tenaga ibu, lahir dalam waktu 24 jam, tidak ada faktor lain penyulit pada ibu (misalnya ketuban pecah dini, hipertensi, dan lain-lain). Selain itu persalinan yang normal adalah persalinan bersih dan aman.
Baca juga: Teknik Pernapasan Untuk Persalinan Normal
Bagaimana jika standar persalinan normal yang disampaikan dokter Riyan tadi tidak terpenuhi pada home birth? ibu dan janin akan dihadapkan dengan risiko-risiko yang sebenarnya bisa diminimalkan atau dihindari jika melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
Home birth yang dilakukan sebagian orangtua, salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan kelahiran yang gentle. Dokter Riyan menyebutkan sebagai metode persalinan yang tenang dan santun. Maksudnya tenang adalah kondisi rileks, dan santun karena ibu diminimalkan rasa sakitnya.
Baca juga: Jenis Makanan Untuk Penyembuhan Setelah Melahirkan
Nah, menurut dokter Riyan, sebetulnya gentle birth ini juga bisa dilakukan di RS, lho. Namun, dokter Riyan mengingatkan tidak semua kondisi ibu hamil dapat menjalani metode ini. Bahkan pada persalinan yang dianggap tidak berisiko sekalipun, masih bisa terjadi komplikasi.
Baca juga: Rumah Sakit Sayang Bayi Untuk Mendukung Busui dengan Komplikasi Medis
Persyaratan persalinan yang dapat menjalani metode gentle birth antara lain: janin tunggal, tidak ada masalah serius pada ibu dan janin selama kehamilan, tidak ada ketuban pecah dini, tidak ada tekanan darah tinggi, tidak ada tanda-tanda infeksi, posisi janin normal, tidak ada riwayat komplikasi pada persalinan sebelumnya.